Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Self Talk 8 : Aku Sebagai Perempuan

Bismillah,


Aku Sebagai Perempuan.
Hola sahabat lendyagasshi.


Benar,
Aku adalah perempuan.

Dan aku bangga menjadi seorang perempuan satu-satunya di keluarga Lukman.

Aku terlahir sebagai anak ke empat dari empat bersaudara.
Dan hanya aku yang perempuan.

Aku Sebagai Perempuan KLIP Challenge


Suka Duka Menjadi Anak Perempuan

Pastinya pernah berandai-andai, kalau aku menjadi anak laki, apa yang akan aku lakukan?
Apakah aku akan lebih bebas?

Karena dulu, saat penjurusan di SMA, aku sempat menginginkan untuk kuliah di luar kota. 
Alasannya?

Karena ingin mandiri.


Tapi tahu jawaban Ibu apa kala itu?
GA BOLEH.

Karena aku perempuan.
Ibu gak kepingin anak perempuannya jauh dari orangtua selama masih menjadi tanggungjawab Bapak.


Saat itu, tentu aku marah sekali dengan keputusan ibu yang sepihak dan terdengar kolot.
Toh, banyak anak perempuan yang sukses karena jauh dari orangtua.

Tapiii.. titah Ibu itu adalah HARGA MATI.
Gak bisa ditawar.

Jadilaah...
Aku tetap kuliah di Surabaya, tepatnya di Universitas Airlangga.


Namun,
Setelah ada di posisi menjadi orangtua, aku jadi paham bahwa keputusan Ibu kala itu memang ada dasarnya. Kata Rosulullah juga demikian.


"Tidaklah dibenarkan bagi seorang perempuan untuk melakukan safar kecuali bersama mahramnya, dan tidak pula dibenarkan bagi seorang laki-laki untuk masuk menemui seorang perempuan melainkan jika mahramnya bersama perempuan itu.

Seorang laki-laki bertanya, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya ingin keluar berjihad bersama pasukan demikian dan demikian tetapi istriku ingin pula melaksanakan haji.' Rasulullah menjawab, 'Kalau demikian, temanilah istrimu itu'." — HR Bukhari


Mahram adalah suami dari wanita tersebut atau lelaki yang mempunyai hubungan nasab dengannya seperti, ayah, anak, saudara laki-laki, paman dari ayah dan ibu, atau mertuanya.

Cara Mendidik Anak Perempuan dalam Islam

Jadi jelas bahwa Islam sangat mengagungkan perempuan.

Di sini, aku jadi sadar bahwa tanggungjawab memiliki anak perempuan tidak akan habis sebelum mereka menikah dengan lelaki yang baik dan shalih.

MashaAllaa~


Perempuan Masa Kini

Perempuan masa kini yang mendewakan emansipasi, semoga gak salah kaprah yaa..
Karena sesungguhnya Islam sudah sangat indah mengatur batasan mengenai perempuan ini.

Sehingga, tanpa perlu dilanggar, perempuan pun sudah memiliki kemuliaannya sendiri di hadapan Allah.

Perempuan boleh berkembang sesuai dengan passion-nya.
Perempuan juga boleh menuntut ilmu setinggi langit.

Tapi tetap gak boleh melupakan posisinya di hadapan suami.
Mereka tetap makmum yang membutuhkan bimbingan dan perlindungan.


Jadi, jangan terlalu jadi independent woman yaa..
Dependent juga kincanaa kok!

Hehehe..


Maka dari itu, penting mendidik dan memberikan bekal pemahaman bagaimana Islam dalam memandang perempuan. Saking istimewanya, mereka kelak yang akan bisa menjadi perisai bagi kedua orangtuanya.


Key, sekian ma random thought yang aku ikutkan dalam KLIP Challenge dengan tema khusus di tanggal 8 Maret 2025 yakni Aku Sebagai Perempuan.


Kalau sahabat lendyagasshi, pernah mengalami suka duka menjadi perempuan, gak?
Feel free to share di kolom komentar yaa..


Happy Ramadan 1446 H.
Tetap sehat dan semangat sahur dan berbuka dengan menu hemat tapi penuh keberkahan yaa...


Salam hangat,



Post a Comment for "Self Talk 8 : Aku Sebagai Perempuan"