Tips Menulis Artikel Curhat Agar Nyaman Dibaca
Bismillah,
Tips Menulis Artikel Curhat Agar Nyaman Dibaca.
Hola sahabat lendyagasshi.
Buat apa sih punya blog?
Buat apa sih, punya semua sosial media?
Ya, salah satunya adalah buat sambat alias CURCOL.
Curhat ini bisa kita lakukan dengan sahabat, teman, keluarga, atau pasangan bahkan anak. Karena kedekatan secara emosi dengan orang tersebut dan merasa bahwa apa yang ia ceritakan bisa aman bersama mereka.
Apakah mereka butuh solusi after curhat?
Eiitt!! jamkkaan.. belum tentu, bestie..
Kadang mereka cuma pingin didengerin aja sii..
Gimana mixed feeling mereka, apa yang baru aja bikin dia shock, sedih, marah, sampai galaw.
Jadi sahabat yang asik itu gimana siih?
Kalo aku pribadi yaa.. yang gak terkesan menggurui. Jadi kita bisa discuss.
Tapi beberapa waktu yang lalu, aku dikomentarin seseorang nih.. karena pas dia curhat, aku nimpalin sama pendapat aku. Dan itu katanya gak sopan. Huhuhu.. gak apa-apa sii.. aku jadi tau perasaannya dan aku akan berubah kalo memang dia gak suka dengan sikapku.
Karena manusia adalah makhluk sosial dan memang butuh cerita, sahabat lendyagasshi bisa kok berbagi kisah unik, permasalahan dan keluh kesah di blog. Memangnya ada yang baca?
Yaaa.. itu kembali lagi ke maksud curhat seseorang.
Ingin ditimpali, atau hanya ingin bercerita?
Karena mau isinya curhatan, kalau menulis di blog yang mengandung H1, H2 bahkan hanya paragraf panjang, namun menjawab pertanyaan user, maka blog curhatan pun bisa mendulang PV (page view).
Jadi, Mau Tahu Apa sahabat lendyagasshi?
Kini semua ada di kolom search google.
Berikut se-fruit tips artikel curhatan yang tetap nyaman dibaca tanpa mengundang rasa bersalah dari pembaca. Kuy, let's get it~
Artikel Curhat di Blog
Siapa bilang blog gak boleh dibuat sambat?
Bolee.. bahkan boleh banget.
Mau sambatan tentang drakor, jadilah blog review drakor.
Mau sambatan masalah sehari-hari, maka jadilah blog lifestyle.
Atau yang suka banget menulis tentang keuangan, maka jadilah blog Tujuan Keuangan.
Intinya, berbagi, sharing and mau ada yang berkunjung atau tidak, itu kembali lagi ke masing-masing tujuan menulis.
Ingin Dikenal Sebagai Blogger Up to Date
Ya, curhat gak melulu kudu kisah kita yaa...
Bisa jadi kisah orang lain yang kita rasa meresahkan dan ingin ikut berpendapat.
Dengan kata-kata yang santun, coba luapkan melalui tulisan di blog mengenai hal-hal up to date yang menurutmu menarik.
Ada yang suka dengan pendidikan, pemerintahan atau bahkan politik?
Hayuukk.. tuang di tulisan. Karena dengan menulis akan terbentuk kalimat kerangka yang bagus, analisis yang tajam dan pola pikir yang lebih terstruktur.
Yaah, bagaikan mengurai benang kusut di otak aja gituu...
Daripada mengendap dan hilang?
Tulisan Jujur Apa Adanya atau Penuh Drama
Kadangkala, ada orang yang pick me abis.
Jadi, sosial medianya diisi sama hal-hal yang bikin pembaca berempati.
Meski begitu, cobalah untuk menuliskan solusi dari setiap keresahan yang kamu rasakan.
Agar pembaca mendapat insight dari pengalaman yang kamu alami.
Sahabat kudu tetap hati-hati dengan tulisan yang kamu torehkan, karena bisa jadi jejak digital yang abadi atau bisa jadi membawa imej buruk bagi diri sendiri.
Lama-lama Curhatnya Bisa Dimonetasi
Ya, semua berawal dari keresahan.
Dan kalau curhatanmu modelannya bisa menjawab pertanyaan netijen, gak memungkiri juga yang semula hanya menceritakan keresahan, lama-lama malah bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Yeah, at least kalau belum berpenghasilan secara mandiri dari blog, tapi bisa menghasilkan kerjasama produk, misalnya. Review produk juga bernilai mahal kalau kaya Sandra Dewi.
Produk tas branded mewah yang bisa menghidupi kehidupannya TANPA diberi sepeser pun sama suaminya.
Kereen kaan..
Tulisan Curhat Seperti Apa yang Disenangi?
Adakah pattern tulisan seperti apa yang lebih disenangi atau yang tidak disenangi?
Tentunya yaa..
Karena tulisan juga bagian dari menyampaikan makna.
Kalau maknanya baik, tentu akan tersampaikan dengan baik juga.
Curhatlah Hal-hal yang Masuk Akal
Artikel curhat juga ada lo.. yang gak masuk akal.
Seperti beberapa kali baca artikel di thread tentang sebuah curhatan perempuan yang mengaku stres karena sedang hamil dan ditinggal pacarnya, lalu dihina oleh keluarga sang pacar.
Yaaa.. curhatan modelan begini memang pedih sih yaa..
Tapi yang lebih pedih lagi pembaca disuru ikutan mikir gimana solusinya sedangkan dia pas "Mau" melangkah tuh di otaknya apa yang dipikirin??
Ya kayak... uda jadi konsekuensi gasii...
Kemungkinan dalam hidup uda pasti 50:50 kalo uda berani HB mah.. Antara hamil atau gak hamil.
Bukan pilihan antara cinta atau gak cinta yaa..
Plis, ini beda konteks!
Kalo pacar lo keukeuh maksa HB karena alesan gak cinta, ya mending pilih GAK CINTA aja deeh..
Daripada lo tersiksa kalo uda kejadian kaan.. yang nempel dosa ama malunya juga, eluuu...
Biarin dibilang cupu.
Biarin dibilang gak keren.
Yang penting lu ga dosa. TITIK.
Curhatlah dengan Bahasa Santun
Jadi inget konten klarif anaknya Mami Lemon yang sempet viral di Tiktok karena dijadiin meme segala rupaa perkara dia berkali-kali ngatain emaknya dengan sebutan kata-kata hewan.
Yauda sii...karakter orang.
Itu bener.
Tapi curhat kebanyakan kata-kata mutiara itu NYEBELIN tauukk!
Brasa si paling gaul, gitukah?
Curhat kalo mau di notis yaa.. pakai hal-hal yang wajar.
Kalimat yang santun dan boleh dikasih sedikit ilustrasi atau gambar atau video.
Tapi kalo sampek kebanyakan komentar kata-kata kebon binatang, yang denger aja kek "Lu berisiiik bangeettt bociill..."
Curhatlah dengan Bahasa yang Mudah Dipahami
Eh, jangan salah yaa.. sekarang udahlah kadang males baca, kadang mereka pake bahasa-bahasa aneh yang sulit dipahami.
Aku gak bilang ini tergantung generasi dan sosial media tempat curhat yaa..
Tapi ada kalanya orang mau bilang apaaa.. tapi pake perumpamaan.
Atau mau baca curhatan karena dia katanya need a help, tapi sumpah itu bahasa Inggrisnya campur-campur bangeett.. Berasa "Oke, gue nyerah bacanya."
Kenape sii.. tulisan curhat aja kudu banget dicampur banyak bahasa Inggris?
Biar gak hilang esensi kah?
Ato biar kaya si Indah G?
Kesimpulan
Yakinlah bahwa blog atau sosial media itu milikmu.
Jadi, kamu bisa menuliskan apa aja yang sekiranya bisa bikin kamu lega.
Tapi ingat, tetap kudu ada aturannya yaa..
Jangan sampai apa yang sahabat tuliskan melukai perasaan karena banyak kata-kata kurang baik atau mengandung isu sensitif yang menyindir pihak tertentu.
Buat pemilik sosial media, ingat!
Jejak digital itu abadi.
Kadangkala juga ada tuh para rekruter yang ngecek-cekin sosial media para job seeker yang melamar ke kantor mereka sehingga bisa ke tracking sosok asli dirimu seperti apa ketika berinteraksi di dunia maya.
Gawat banget kan kalau sampai kamu gak keterima kerja karena sikapmu yang ga baik di dunmay.
Key, terakhir dari aku..
Tetaplah bijak dalam bersosial media yaa..
Have a Good Day!
Salam hangat,
Curhat di blog itu memang leluasa, karena gak pakai batasan karakter, bisa ditambahkan ilustrasi suka-suka. Apalagi lewat curahan hati, uniknya ada yang baca dan digaet klien. Jadi manfaatkan blog sebagai ruang ekspresi curcol tapi ya tetep bijak
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteJejak digital yang sudah tertuang, tak bisa ditarik kembali, ibarat buku hisab huhuhu.... Artikel ini benar-benar membantu banget, terutama buat yang suka menulis curhatan tapi pengen tetap ada value untuk pembaca. Tipsnya aplikatif dan mudah dipahami, jadi nggak bingung lagi gimana cara bikin curhatan lebih menarik dan bermanfaat.
ReplyDeleteSetuju banget, curhat yang ditulis dengan tujuan dan strategi yang tepat bisa jadi terapi sekaligus inspirasi untuk orang lain. Terima kasih sudah berbagi panduan yang keren ini, Lendi! 🌟✨
Intinya menulis ya teh. Tulis apa aja, karena nantinya tulisan kita akan menemukan sendiri siapa pembacanya
ReplyDeleteSaya malah sedang ngenes dengan teman kita yang sedang curhat di media sosial
ReplyDeleteSedih karena nama suami (yang dicaci maki) dicantumkan
Statusnya pun panjang lebar seperti tulisan di blog
Sebetulnya gapapa kok nulis curhat di blog atau media sosial
tapi khusus di blog, sebaiknya ditambahkan analisa para pakar sehingga tulisannya komprehensif
Jangan-jangan teman kita sama Ambu. Aku kadang selewat di media sosialnya sih curhat keseharian teman tersebut tentang bapak anak-anaknya. Antara engga suka dan sedih sih, kayak membuka aib sendiri gitu.
DeleteSetuju, walaupun blog curhat baiknya disertai analisis dari pakarnya juga yah...
Saya juga sering curhat di blog, tapi masih masalah-masalah umum, bukan masalah yang sangat pribadi, dan hanya saya yang tahu. Jangan sampai alih-alih curhat, malah rahasia ditahu banyak orang hahaha. Tapi memang benar, curhat boleh, tapi diperhatikan jangan sampai menyinggung orang lain, atau merugikan orang lain. Makanya saya selalu memakai... menurut saya. Jadi semua yang saya tulis menurut saya dan sesuai pengalaman saya. Jadi orang lain tidak berhak protes hahaha.
ReplyDeleteDari SMP sampe sebelum punya blog, akutu sambatnya di diary. Buku cantik berkunci terus aku jadikan kegiatan journalin sekaligus. Secara ya, di zaman doeloe yang namanya komputer tuh belom ada, apalagi laptop, HP, dan medsos.
ReplyDeleteTapi sambat terasyik ku di blog ini adalah saat aku kehilangan seekor kucing kesayangan, Ica Marisa, yang aku tulis tahunan yang lalu. Ternyata banyak yang suka dengan tulisan itu dan menghubungi aku secara pribadi. MashaAllah. Senengnya dapat response yang menenangkan.
Curhatan yang bisa dijadikan duit (karena monetasi) ini kayak pisau bermata dua haha, kalau yang dicurhatin hal-hal bermanfaat sekaligus bisa dijadikan pelajaran sih oke banget. Cuma, sebagian lagi sengaja curhat, membodohi diri sendiri biar dapet atensi dan ujung-ujungnya cuan. Makanya para seleb(gram) rela berkonflik dan dihujat biar mereka bisa dapet exposure.
ReplyDeleteAku sih gak kuat hahaha. Walau ada juga beberapa masalah yang aku ceritakan secara online di blog yang gak pernah aku share ke siapapun. Lebih ke perasaan lega aja kalau udah dituliskan. Tulisannya sengaja diset publik pun karena ngerasa pengalamanku itu bisa diambil pelajarannya. Tapi gak aku share karena biasanya berhubungan dengan orang-orang sekitar yang cukup dekat hwhw.
wkwkw... yang penting gak dosa ya teh.. kadang kala kita suka kebablasan curhat pake kata-kata yang emang pas banget sma aunek-unek kita, tapi betul banget nih mending didoble check biar ga ada jejak digital yang merugikan kita di masa depan huhu...
ReplyDeletepake bahasa sopan dan tetep mudah dimengerti kalo emang curhatnya mau di blog dimna semua orang bisa akses, yaa walopun namanya juga orang yaa teh, kalo curhat rasanya dunia sendiri aja hahahaha..
DI bagian review produk yang cuan sampai enggak perlu dinafkahi sepeser pun sama suami kayak si Sandra Dewi bikin aku kagum sekaliiii
ReplyDeleteBtw, setuju curat boleh aja tapi tetap pada koridornya, yang bijak dan ingat jejak digital abadi. Jangan sampai pas Pilpres, Pilgub keluar semua jejak digital kita kan jadi bingung mau dihapus pakai apa ..eh
Awal mula ngeblog juga bermula dari nulis curhatan, tapi emang dulu beneran gak jelas hehe. Kalau sekarang ya nge-blog lebih ke review sesuatu aja (profesional), tapi habis baca ini jadi pengen nulis curhatan lagi hehe..
ReplyDeleteKadang blog curhat terjebak pada kalimat-kalimat panjang yang tidak efektif karena saat menulis emosi sedang tidak stabil. Sebaiknya sih, setelah beberapa lama dibaca ulang dan direvisi agar lebih mudah dibaca.
ReplyDeleteIni pengalaman pribadi, sih, hehehe. Kalau pas curcol di blog tak lama kemudian kalau ga direvisi ya dimasukin draft lagi.
wah ternyata curhat pun bisa dimaksimalkan yaa xD jadi ga hanya mengeluarkan isi hati, tapi mungkin bisa ada insight untuk seseorang yang baca. siapa tau ada yg bernasib sama kan.. curhat bisa disisipi keyword juga untuk optimasi ya, siapa tau bisa masuk page one, hehehe
ReplyDelete