Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Bagaimana Komentar Buruk Bisa Merusak Kebahagiaan Seseorang

Bismillah,


Judul yang aku tulis uda kaya mau bikin penelitian ilmiah aja yaa..

Sebenernya, aku selama ini suka bertanya-tanya, "Kenapa ada orang yang memilih mengakhiri hidupnya karena depresi? Terutama depresi yang diakibatkan dari komentar buruk di sosial media. Kan belum pernah ketemu sama si penulis kan yaa..


Tapi ternyata..

Yang namanya hate comments di sosial media dan efek bagi se penerimanya ini NYATA yaa, gaiiss..

Aku barruu aja mengalami dan rasanya beneran ga nyaman banget.
Berasa dijatuhin se-jatuh jatuhnya.


Mungkin inilah saat yang tepat, ketika sedang gak enak mood, jangan buka sosmed dulu. 

Meski juga ada efek positif ketika buka sosmed, kayak perasaan terhibur karena konten yang kita sukai. Tapi ga jarang, ketika baca komen negatif, bisa bikin hati merosoott dan jadi membenci dunia.

Eh, ko sampai segitunya? 

Pengaruh komentar buruk dengan kehidupan seseorang


Mengapa Orang Berkomentar Buruk?

Pasti ada alasan di balik seseorang melakukan sesuatu. 
Semisal, hal yang paling sederhana aja nih.. "Kenapa kamu suka membantu orang?"

Ya, alasannya simple.
Karena membantu orang bikin hati tenang dan bahagia.

Tapi gak semua berhati emas kaan..

Ada juga yang kalo sedih, marah, ataupun kecewa, pelariannya ke hal-hal tertentu, seperti meletakkan komen buruk di konten seseorang atau bikin thread yang mengadu domba.

Jadi, menurut penelitian "Mengapa orang tega berkomentar buruk?" adalah karena beberapa alasan berikut ini, yakni.


 Faktor Psikologis 

Faktor psikologis di sini adalah ada perasaan tidak aman, cemburu, dan memiliki keinginan untuk merasa lebih unggul muncul dalam hal atau dalam materi tersebut. Sementara beberapa responden lainnya merasa bahwa mereka memang memiliki kemampuan komunikasi yang buruk atau upaya humor yang salah arah.

Sedangkan ketika berinteraksi di media sosial telah memberikan kebebasan tanpa batas kepada semua orang di mana mereka bisa melakukan atau mengatakan apa saja kepada siapa saja. Lalu, mereka pun dengan mudah menyebarkan hal-hal negatif.

Dan komentar buruk ini bisa menghilangkan rasa bahagia dalam hidup orang lain

Why spread hate comment

Pendapat lain mengatakan bahwa ada juga orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang bersikap jahat melalui tulisan yang mereka tinggalkan di media sosial. Mereka berpikir, hal itu semacam kritik yang membangun.

Ada juga yang berusaha banget nih..menunjukkan rasa cemburu dan berusaha mati-matian untuk membuat seseorang yang tidak dikenal tersebut merasa kesal.

Semakin kejam komentar yang mereka tulis, semakin mereka (yang melakukannya) menyukai hal tersebut.


Seperti kisah yang dituliskan sahabat blogger, kak Dian Restu Agustina di artikelnya yang berjudul "Pilih Mana, Bahasa Ngegas atau Pedas?" bahwa sejatinya ada tips agar kita bisa kalem, slow, santai kayak di pantai menghadapi semua komentar pedas sehingga enggak perlu ngegas.

Coba sahabat lendyagasshi kepoin artikelnya yaah..


Faktor Sosial

Biasanya, faktor sosial ini karena mereka tidak memiliki cukup teman atau tidak memiliki circle yang tepat untuk diri mereka mereka — yang dapat diajak berbagi semua perasaan dan pemikiran mereka. Jadi, ada kecenderungan bagi mereka menjadi orang-orang yang kesepian bahkan ketika mereka dikelilingi oleh begitu banyak orang. 

Jadi mereka mencoba untuk merasa nyaman dengan menghina orang lain di media sosial.

Namun, ada juga tipe orang yang hanya menyebarkan komentar negatif untuk memuaskan diri mereka sendiri, yang tidak bisa melihat orang lain bahagia dan sukses. Terkadang orang memposting komentar atau status negatif, hal yang kontroversial tentang seseorang hanya untuk mendapatkan perhatian dari orang lain

Jadi, kita tidak perlu menghiraukan para attention seeker atau pencari perhatian dan orang-orang jahat di sekitar kita. Jika kita terlibat dengan mereka dalam komentar, itu sama saja dengan memberikan "bahan bakar" pada semangat mereka untuk pekerjaan buruk mereka. 

Jadi, yang terbaik adalah mengabaikan orang-orang seperti itu.
Atau istilah lainnya, "Jangan kasih panggung".



Ciri-ciri Pemberi Komentar Jahat di Sosial Media

Komentar Out of Topic

Kadang kala, kita posting apaa.. komentarnya apa.

Termasuk menyerang kelemahan atau fisik seseorang, itu juga termasuk jenis komentar jahat yang out of topic.

Kalau berniat berdiskusi, hendaknya pahami dulu tema yang akan didiskusikan. 
Jangan pernah menyerang seseorang dari segi fisik atau personally.


Akun Anonim

Ini uda jelas sii.. 

Biasanya pelaku komentar buruk ini adalah akun-akun baru yang anonim. Entah memang mereka se-niat itu untuk membuat akun baru demi bisa "menyakiti" orang lain meski tak berdarah.

Karena komentar buruk ini lukanya akan membekas dan bisa jadi untuk menghilangkannya tidak bisa dipastikan sampai kapan. Bahkan, untuk kasus-kasus tertentu, komentar buruk yang terus menerus dilakukan dan didukung oleh pemberi komentar lainnya, akan merusak seseorang hingga ke tahap yang paling dalam, yakni BUNDIR.

Hal-hal seperti ini yang disukai dari para pemberi komentar buruk.
Keterpurukan orang lain.

Karena gak semua orang suka dengan apa yang diraih orang lain.

Terkenal, banyak uang, selalu disanjung orang, dan kesuksesan lainnya yang mungkin tidak dimiliki oleh sang pemberi komentar jahat.



Akibat dari Komentar Jahat di Sosial Media

Dampak jangka panjang dari komentar buruk di sosial media, bukan menjadikan seseorang bertambah kuat yaa.. BUKAN.

Tapi dampak secara langsungnya adalah menghilangkan kebahagiaan seseorang, saat itu juga.

Dampak untuk long-term nya bisa jadi pindah sekolah, pindah rumah, kalau komentar buruk atau cyber bullying itu terjadi pada anak, bisa jadi ia menjadi anak yang pemurung, tidak mau makan, anoreksia, trauma dan yang paling parah, bisa jadi bunuh diri.

Biasanya, anak-anak yang terkena korban bullying itu seperti takut membuka diri untuk sebuah pertemanan, sekaligus membuat dia menjadi introvert.


Kalau digambarkan dalam sebuah drakor nih.. sahabat lendyagassi bisa nonton drama Who Are You : School 2015, True Beauty, sampai Sweet Home.

Apa itu cyber bullying

Sementara itu, dampak dalam jangka panjang untuk korban cyber bullying adalah menderita bipolar. Bipolar adalah kondisi di mana pada satu waktu emosi seseorang dapat menjadi sangat bagus dan senang, namun sesaat kemudian emosinya drop sekali, menjadi murung, sedih, atau marah.

Selain bipolar, korban dapat menderita psikosomatis (penyakit fisik yang disebabkan oleh pikiran sendiri), penyakit psikis, dan ketidakteraturan emosi.


Solusi Ketika Mengalami Cyber Bullying

Perilaku setiap orang di belahan dunia manapun, tidaklah pernah sama dalam memandang sesuatu hal. Ada yang suka ketika seseorang membagikan konten berbahagia, namun tak jarang, komentar yang keluar malah "Oh, dasar tukang flexing".

Dan yang suka memberikan komentar jahat seperti ini, bisa jadi dinilai sebagai penyakit atau isu sosial yang tidak bisa dikontrol. Terlebih di zaman digital yang setiap orang punya mata, pasti menggunakan smartphone, dan uda pasti terkoneksi satu sama lain.

Dan yang perlu digarisbawahi adalah tidak semua berasal dari golongan intelektual, yang punya kontrol sosial, komunikasi yang baik, dan pola berpikir yang kritis.


Sehingga di sinilah perlunya peranan institusi pendidikan, baik sekolah maupun universitas.

Seperti dengan memberikan arahan-arahan serta peraturan yang ketat terkait perilaku bullying. Kalau ada tindakan bullying, bisa langsung dikeluarkan dari sekolah, di D.O, atau diskors. Selain itu juga memberikan edukasi dan pemahaman mengenai dampak bullying, dan membimbing pelajar agar tidak melakukan tindakan tersebut.


Tips Agar Anak Terhindar dari Korban Cyber Bullying

Ketika anak sudah memasuki usia remaja dan diberi kepercayaan untuk memegang gadget, maka salah satu langkah preventif orangtua adalah dengan mem-private akun sosial media anak dan bisa jadi memilih untuk mematikan kolom komentar, adalah salah satu solusi jitu juga tuh..


Selain juga kudu dibekali dengan kemampuan untuk menyaring atau merespon sesuatu dengan positif dan jernih, bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar dilakukan oleh seseorang karena memang perilaku manusia dalam menanggapi sebuah konten ada berbagai macam.

Belajarlah untuk menjadikan komentar jahat sebagai bahan reflektif terhadap kekurangan kita. Kalau kita cukup dewasa, pasti bisa berubah perlahan-lahan.

Makanya, satu hal yang perlu dipahami bahwa memberikan gadget ini juga beserta konsekuensinya. Ketika anak masih terlalu dini memiliki gadget dan dibebaskan memiliki sosial media, maka sudah pasti, ruang privacy-nya pun semakin terbuka untuk konsumsi publik.

Apalagi dengan kecerdasan AI saat ini, kejahatan di sosial media bisa semakin menjadi-jadi dan berbahaya.


Bagaimana menghadapi komentar jahat di sosial media

Disinilah, selain adanya peran sekolah yang tadi uda aku sampaikan di atas, kini adanya peran keluarga menjadi sangat penting. Kedekatan hubungan Ibu dan anak atau keharmonisan antar pasangan untuk memiliki tujuan yang sama ketika melakukan pengasuhan akan membentuk kepercayaan diri seorang anak. Hal ini akan membuat anak kuat ketika ada masalah atau konflik karena bisa percaya orangtuanya sebagai pihak yang mendukung mereka selalu.


Kesimpulan

Sebelum menuliskan sesuatu di kolom sosial media, hendaklah memilih kata-kata yang baik karena akan berdampak baik juga untuk orang yang membacanya. Jangan pernah berkomentar di luar konteks atau salah lapak.

Kata-kata yang buruk dan jahat bisa jadi sangat berpengaruh sangat luas bagi kehidupan seseorang. Bukan hanya psikis orang yang bersangkutan menjadi tertekan, namun keluarga dan orang-orang di sekitarnya pun akan terluka oleh komentar jahat tersebut.


Tidak boleh menjadi manusia yang egois dan tidak memikirkan dampak perbuatan yang kita lakukan terhadap orang lain. Meskipun kita tidak kenal langsung dengan orang tersebut, tetaplah berkomentar yang sopan. Kalau tidak bisa berkomentar yang baik, lebih baik menjauh sejenak dari sosial media.


Sebenarnya boleh kok, memberikan komentar dengan kritik yang membangun. Namun, perlu diingat bahwa kita harus pandai membedakan mana komentar yang membangun dan mana komentar yang jahat. Setiap orang, tentu pernah melakukan kesalahan dan yang mereka perlukan adalah dukungan untuk kembali ke jalan yang benar. Bukan diserang dengan ujaran kebencian.


Perlu diperhatikan juga etika sebelum posting sesuatu di dunia maya, seperti memikirkan jenis konten yang berafeksi positif bagi banyak orang dan bukan merupakan konten yang mengajak pada kebencian.


Bagaimana sahabat lendyagasshi?
Pernahkah sahabat lendyagasshi menerima komentar buruk di sosial media?

Coba berbagi tips di kolom komentar yaa...

Terima kasih.



Salam hangat,



29 comments for "Bagaimana Komentar Buruk Bisa Merusak Kebahagiaan Seseorang"

  1. Yup sebelum kita memutuskan untuk bersosial media siapkan mental kita dahulu dari segala hal yang terjadi

    ReplyDelete
  2. Aku pernah ngerasain komentar buruk di saat aku habis lahiran.
    Kebayang kan mbak gimana mentalku saat lagi baby blus eh dikomentarin...
    Pun begitu juga dimedsos pernah dapat komentar nyerang fisik.
    Ngga dibales sih meski nyesek, cukup unfollow, delete dan blokir..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener nih, aku setuju. Walaupun nyesek, engga udah dibales. Unfollow, delete, dan blokir aja udah. Lebih baik membuang jauh-jauh pikiran negatif deh...

      Delete
  3. Kalau saya sih lihatnya orang-orang yang berkomentar buruk itu ada masalah dalam dirinya yang belum selesai, jadi dia melampiaskannya ke hal2 buruk. Ada salah satu ortu temen Abang yang kalau kasih kritikan ke pondok itu kata-katanya nggak mencerminkan ibu seorang santri. Pedes, bahkan terlihat nggak sopan dengan para ustaz. Pokoknya yang ga sependapat dengan dia dianggap semua salah. Tenyata setelah ditelusuri, dari beberapa teman yang dekat dengan beliau, di rumah dia dapat tekanan dari suaminya. Baik dalam hal keuangan ataupun kegiatan. sehari-hari. Bahkan dari teman Abang ada yang bilang kalau Bapaknya galak. Dan untuk orang2 yang bermasalah, saya yakin banget kalau dalam dirinya ada masalah yang belum selesai. Termasuk orang2 yang sering berkomentar buruk.

    ReplyDelete
  4. Aku sempet galfok nie kak lendyy...pas mo buka siap2 baca review drakor tp trus kok beda isinya apa salah buka hehe ternyata emang blog satunyaa yaaa habisnya sdh tertanam klo baca punya kak lendy pasti baca drakor hihihi...
    BTW soal komentar negayif aku juga sampe gak habis pikir lo kadang nie orang kenaoa tulisan nya sadis2 padahal kan sang konten gak ngusik hidup dia tapi kok berada ada yg gak terima kalo di korea kan sampe ada yg bunuh diri karena di bully lewat medos yaa..sedih nyaa...
    Semoga masyarakat jadi lebih menjaga lagi tangan mulutnya agar tidak menuliskan komentar2 negatif yg menjatuhkan

    ReplyDelete
  5. Iya jaman sekarang banyak yang sal komen kaya tangannya itu ga dijaga bnget, ga sadar akibat apa yang bisa ditimbulkan.

    ReplyDelete
  6. Kebayang public figure yang menerima komentar buruk setiap detik setiap waktu gimana mentalnya ya...haha
    Sedangkan saya yang dapat komenan di sosial media atau blog saya aja rasanya sakitnyaaa
    Memang masih ada aja orang yang enggak mau pikir panjang..asal njeplak aja komennya..sampe mikir ada masalah apa ya dia di dunia nyata.
    Kalau pengalaman soal komentar buruk, yang terbaru pasca kuret saya dapat komen yang ajaib juga, seperti: mahal sekali biayanya di RS A cuma segini, Aku pernah gitu, mens berhari-hari aku biarin aja paling berhenti sendiri. Juga, aku jual apa ya buat biaya semahal itu..dll
    Padahal niatan nulis lengkap sekalian biaya bukan untuk pamer..biar orang tahu di situ biayanya sekian siapa tau ada yang membutuhkan
    Mungkin karena saya baru pulang dari RS rasanya baca kok baper juga haaa

    ReplyDelete
  7. Sebagai orang yang pernah jadi korban cyber bulliying, asli ka itu emang nyakitin bgt. Ga cuma memperburuk mood tapi juga menjatuhkan mental bakan sampe jatuh sakit. Makanya ga heran klo ga sedikit orang yg akhirnya memutuskan mengakhiri hidup karena bullying yang diterima apalagi kalo org tersebut kaya buntu dan ada support system. Jatuh terpuruk semakin dalam yg ada

    ReplyDelete
  8. Seiring dengan perkembangan, pelaku cyber bullying ini seringkali dilakukan oleh "tentara bayaran" yang sekarang istrilahnya disebut buzzer. Buat mereka yang penting ada yang bayar, sementara jenis komen dan kapan waktu mereka drop komen sudah diatur oleh yang membayar. Ciri-cirinya ya persis seperti yang diuraikan di atas. Akun anonim yang gak jelas pemiliknya. Yang penting ada akun dan bisa komen dibanyak akun dengan tujuan untuk menjatuhkan mental serta martabat akun/orang yang dia komentari.

    Mereka bahkan tak segan mengkomentari kita yang tulisannya tidak sejalan dengan mereka. Tapi yah mau bilang apa. Mereka "cari makan" dan mungkin itulah salah satunya cara untuk bertahan hidup.

    ReplyDelete
  9. komen-komen jahat ini banyak dialami oleh artis korea ya, dan beberapa orang sampai mengakhiir hidupnya. Padahal kalau dipikir, mereka kan ga saling kenal, mereka juga ga dirugikan, kok tega memicu orang kecewa lalu bunuh diri.
    Contoh sederhana saja saat saya posting sebuah produk, eh teman sendiri malah mengomentari hal-hal kurang bagus, padahal dia pun tahu kalau itu adalah sebuah job hehehe.

    ReplyDelete
  10. Saya pernah mendapati komentar buruk tentang saya dari gibah blogger di twitter, sudah lama sekali, banyak tahunnya. Sangat mengikis harga diri dan setelahnya muncul apati. Sudah lupa temanya dan siapa tapi dampaknya masih terasa dalam bentuk malas bermedsos dan malas menulis.

    ReplyDelete
  11. Saya pun pernah kepikiran juga, cuma karena dikomentar buruk sama netizen kok sampai bunuh diri, padahal kan nggak pernah kenal sama si pemberi komentar.

    Tapi kan kondisi dan kekuatan mental orang tuh beda-beda ya mbak.
    Semoga kita terhindar dari mendapatkan komentar buruk maupun sebagai pelaku pemberi komentar buruk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa.. ka Nanik.
      Kek akutu mendadak relate gituu.. sama orang-orang yang mungkin sedang tydack baik-baik aja kondisi mental health-nya.

      Delete
  12. Matikan kolom komentar dan bagian setting followersnya itu juga bisa diatur misalnya hanya untuk yang sudah kita follow aja atau dibuat privat, sehingga yang aneh² gak bermunculan

    ReplyDelete
  13. Berkaca pada Syahrini, hempaskan saja para haters dan membatasi kolom komentar di sosmed. Para penjulid-penjulid itu bakalan berkoar-koar di tempat lain saja. Gak usah di sosmed kita. Emang pada dasarnya mereka gak diajarin angry management jadinya doyan bener komentar negatif. Semoga ucapan mereka berbalik pada dirinya sendiri

    ReplyDelete
  14. Pasti sedih banget mba...dapat hate comments di media sosial. Apalagi netizen itu jempolnya sering tidak terkontrol ngetik semaunya tanpa memperhatikan perasaan yang diberi komentar.

    ReplyDelete
  15. Aku ngikutin akun salah satu influencer..dan sering baca hate comment di postingan nya. Aduuh..yg bukan siapa2nya saja berasa, apalagi ybs atau kelg.nya. Sedih deh .. Suka nggak hbs pikir kenapa bisa bgtu mudah memberi komentar buruk ke orang yg kenal saja tidak. Dan membaca ulasan Teteh ini .aku jadi tahu alasannya..

    ReplyDelete
  16. Cyber bullying Ini Memang Luar biasa ya jahatnya. Benar sih kata pepatah pena itu lebih tajam dari pedang. Apalagi sekarang orang juga bisa komen secara anonim jadi mereka nggak takut lagi buat ngebully orang di media sosial

    ReplyDelete
  17. Kadang ada yang bilang hate comment dimasukin ati..kurang kerjaan kali
    Lah piye...kondisi mental orang tuh ga sama
    Ada yang sudah tidak baik-baik saja..jadi ya dipikirin jadinya
    Yang ada tuh dipikir ulang komennya menyakitkan ga..coba kalo kita digituin sakit ga.
    Jangan nyubit kalau ga mau dicubit...

    ReplyDelete
  18. Jadi teringat dengan penelitian yang membuktikan bagaimana kata-kata negatif saja bisa mempengaruhi tumbuh kembang tanaman. Hal yang sama terjadi pada manusia. Komentar buruk pun bisa berpengaruh ke pikiran dan jiwa orang lain. Sayangnya gak semua orang paham akan hal ini dan konsekuensinya. Banyak orang atau netizen yang merasa bisa sembunyi dibalik identitas palsu lalu melakukan bullying, hate comment dan lain sebagainya. Perlu ada aturan atau punishment tegas juga sebenarnya ya untuk orang-orang seperti ini.

    ReplyDelete
  19. Kebebasan berpendapat dalam media sosial memang seringkali jadi kebablasan ya teh
    Orang g mikir klo komentarnya bisa menyakiti hati orang lain

    ReplyDelete
  20. Meskipun media sosial adalah ruang bebas untuk berekspresi, itu tidak berarti kebebasan kita boleh mengganggu kenyamanan dan kebahagiaan orang lain dengan komentar negatif atau tidak pantas. Jadi, ya komentar dengan memberi support atau yang membangun.

    ReplyDelete
  21. Walaupun nggak ketemu di dunia nyata, reelnya. Tapi tetap harus sopan ya mbak. Gimanapun juga kita kan bertamu di tempat atau ranah orang lain.

    ReplyDelete
  22. Aku sering bingung juga kenapa ada orang yang gampang banget berkomentar buruk di dunia maya. Padahal kalau ketemu mungkin nggak seberani itu. Makasih tulisannya Mbak, insightful sekali. Padahal sebaiknya bicara yang baik atau diam...

    ReplyDelete
  23. Herannya, orang yang berani di sosial media itu, di dunia nyatanya jauh dr keberanian dia di media sosial. Padahal baiknya bila tidak suka, kalau terasa menyakitkan lebih baik skip/hide/blokir sekalian

    ReplyDelete
  24. Kayaknya emang udah banyak sekali ya contohnya seorang merasa down karena hate comment. Bahkan banyak di antaranya yang bunuh diri. Artis-artis Korea tuh contohnya.
    Kadang gemes juga sama yang tega-teganya menuliskan hate comment di sosial media tuh. Masalah mereka tuh apa sih sampai segitu membenci.
    Nggak bisa memungkiri sih kurangnya circle orang baik di sekitar kita juga bisa jadi pemicu.

    ReplyDelete
  25. Orang yang berani merundung di dunia maya merasa "aman" karena berlindung dari fake account. Mereka sudah nggak mikir tadi ngetik apa, lupa. Tapi korbannya gak akan pernah lupa. Salah satu pembully yang paling jahat adalah Knetz yang terlalu obsesi sama idolanya. Benar-benar nggak patut dicontoh

    ReplyDelete
  26. ga habis pikir dengan orang-orang yang suka memberikan komentar buruk ke orang lain, saya terpikirkan saja tidak memberikan komentar buruk, mau komen aja sering mikir ini menyinggung ga ya atau apa, dan sepertinya itu memang penyakit hati yang menumpuk ya, terus mereka keluaran melalui jaridan ucapannya, smeoga kita terhindar dari hal-hal seperti itu ya Mba Len, aamiin

    ReplyDelete
  27. Wah, jadi tau, OOT bisa mengarah ke kebiasaan cyber bullying..
    Kurangin ah
    Ogah banget kalo sampe jadi pelaku. Amit-amit, na'udzubillah

    ReplyDelete