Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Memahami Engagement Rate Sosial Media

Bismillah,


Iih, kenapa repot-repot memilih sosial media siih?
Kalo mo share, share aja bisa gak sii.. gosah pick me deeh..

Iya sii..
Awalnya aku gitu..

Tapi sejak mengadakan riset kecil-kecilan mengenai sosial media, aku memutuskan untuk menuliskan ini sebagai konsen aku saat berbagi kebahagiaan.


Oiya, kebahagiaan ini bisa luas banget artinya yaa...


Aku gak hobi nunjukin aktivitas aku sehari-hari. 

Karena aktivitasku ya.. gini-gini aja sii.. hehhe, semacam gak kudu orang lain tau aku lagi dimana, makan apa, sama siapa kaan.. soalnya aku bukan celeb. Kecuali kalo aku adalah seorang Jung Somin, pasti aku bakalan postang posting deh.. 

Wkwkwk~
**kudu banget gue miripin diri sendiri ama JSM gatuu??


Key, karena beberapa kali merasa kurang puas dengan engagement rate di platform sosial media utama, yang aku rawat bagai malika tapi reach-nya gak gitu bagus, akhirnya dari sini, aku belajar lagi memahami engagement.

Bagaimana sebaiknya meraih engagement rate bagus untuk sosial media agar powerful ketika posting konten?

Menghitung engagement rate sosial media




Memahami Engagement Rate Sosial Media

Buat yang merasakan main sosmed hanya sekedar ingin berbagi atau ternyata ke depannya ternyata kontennya malah bisa "menghasil"kan, maka perlu banget memahami apa itu engagement atau bahasa bakunya "keterlibatan".

Pemahaman sebenarnya dari engagement rate adalah metrik dasar yang digunakan dalam pemasaran media sosial untuk mengukur kinerja sebuah konten pada platform media sosial, bisa jadi di Instagram, Twitter, Tiktok, Facebook sampai ke Youtube.

Indikator ini wajib dipahami oleh para marketer dan influencer saat akan mengukur keterlibatan audiens dengan konten yang di posting.

Menaikkan Engagement Content


Logikanya apabila sebuah konten mendapat banyak perhatian dari followers, secara langsung akan meningkatkan engagement dan berakibat pada pengetahuan publik terhadap brand pun semakin meningkat.


Selain awareness untuk sebuah brand atau konten engagement rate juga dapat digunakan sebagai dasar riset guna mengetahui kebutuhan audiens berdasarkan jumlah interaksi mereka dengan konten tertentu.

Semua konten yang di posting dapat memetakan dari mulai usia, gender hingga reach yang dicapai.
Data ini dapat digunakan sebagai riset untuk membuat konten dengan komunikasi yang sesuai penggunanya.


Kenapa Perlu Memerhatikan Engagement Rate?

Selain sebagai big data untuk konten yang akan kita buat berikutnya, mengetahui engagement rate ini, kalau sudah memasuki ranah bisnis akan menjadi nilai yang sangat mahal sekali.

Dari mulai memerhatikan jenis konten hingga detail konten yang dibuat akan mampu mencapai banyak audiens sesuai dengan target market konten tersebut.

Untuk sebuah bisnis, engagement rate ini akan dipelajari pihak kompetitor dan bisa jadi menjadi ide juga agar produk atau konten mereka ramai memanggil audiens yang serupa.


Faktor yang Memengaruhi Engagement Rate

Ada beberapa faktor yang memengaruhi engagement rate ini, seperti : 

Scroll Depth

Scroll depth adalah waktu yang dibutuhkan pengunjung untuk mengakses sebuah halaman blog. Maka perlu diperhatikan kemudahan navigasi dalam mengatur theme atau template blog, termasuk tampilan halaman pertama atau landing page yang user friendly.

Karena kalau pengunjung baru sebentar mengakses dan buru bounce rate, jumlah shares dan beragam bentuk konversi


Jumlah Like, Shares, and Comments

Di ranah sosial media: Berbagai media sudah menyertakan metrik untuk menghitung jumlah likes, shares, dan komentar untuk masing-masing konten.

Untuk sosial media seperti pinterest, jumlah like komentar juga ada fitur pins yang menentukan engagement rate.

Pun ketika di twitter, jumlah retweet akan memengaruhi engagement rate.



Tips Meningkatkan Engagement Rate Sosial Media

Ada beberapa tips yang bisa meningkatkan engagement rate sahabat lendyagasshi di sosial media. Beberapa diantaranya, seperti :


Konsisten Posting Konten

Ya, yang namana konsisten ini berat banget yaa, gaisss.. Apalagi saat ini banyak sekali sosial media yang butuh diberi konten.

Biasanya kalau memang ada team yang membantu, tentu terasa lebih ringan karena selain jadwal posting konten yang lebih teratur, juga memikirkan kualitas konten yang akan di update.


Posting Konten yang Bermanfaat

Selain memberikan kecepatan konten alias up to date, ketepatan konten juga perlu diperhatikan.

Jangan asal cepet aja nih... tapi ternyata kontennya mengandung hoax atau baru "prediksi" tapi uda di klaim kalau itu beneran.

Audiens zaman sekarang sudah cukup cerdas dan kritis untuk hal ini. Jadi perlu banget untuk meninggalkan jejak digital yang baik dan bisa dipercaya di sosial media.


Gunakan Bahasa Komunikasi dan Hastag yang Tepat

Ini terasa sekali ketika memerhatikan grafik engagement rate sahabat lendyagasshi yang ada di masing-masing sosial media.

Ketika jumlah audiens konten yang kita gunakan mencapai banyak usia remaja, 18-30 tahun, maka bisa jadi bahasa yang digunakan saat membuat konten menggunakan bahasa yang lebih santai and stay humble.


Tapi kalau memang kontennya parenting atau tekno yang mungkin digapai oleh audiens mature, usia 30-45, maka bahasa yang digunakan bisa jadi bahasa semi-baku atau baku yang mudah dipahami dan tanpa singkatan atau bahasa anak gen alpha yang bisa jadi membingungkan audiens.


Jangan lupa untuk menggunakan hastag yang tepat. Dan dipikirkan kembali untuk konten yang akan di upload, berupa feed atau reels.

Semua tergantung dari pemetaan engagement rate yang ada di masing-masing sosial media masing-masing.


Tentukan Ciri Khas Kontenmu

Menemukan ciri khas konten ini gak mudah, pastinya.

Ada panggilan khusus bagi pembaca, seperti di blog ini "Sahabat lendyagasshi" uda bisa jadi ciri khas tersendiri, agar terkesan "ngobrol' dan ngalir, gak kesan menggurui karena memang blog ini ditujukan untuk sharing hal-hal ringan yang dialami sehari-hari, seperti blog kak Dhenok Hastuti yang selalu update seputar lifestyle yang pastinya relate dengan pembaca.

Seperti pengalaman naik Moda Transportasi Massal Bandung, Bus Trans Metro Pasundan.

Hayoo.. siapa yang ngaku urang Bandung tapi belum mencoba transportasi ini?
Kuy, baca di artikel tersebut yaa..



Cara Menghitung Engagement Rate

Yang paling mudah melihat engangement rate ini dari aplikasi masing-masing sosial media. Namun untuk mendapatkan angka yang pasti, sahabat lendyagasshi bisa menggunakan website https://phlanx.com/ atau menghitung dengan cara berikut ini.


1. Engagement rate berdasarkan reach (ERR)

Rumus mengukur persentase jumlah orang yang berinteraksi dengan kontenmu setelah melihatnya. Terlepas apakah orang tersebut termasuk sebagai followers-mu atau bukan.


ERR = (Jumlah engagement per post / reach per post) x 100


2. Engagement rate berdasarkan post (ER post)

Rumus ini pun mengukur jumlah orang yang berinteraksi dengan kontenmu. Namun perbedaannya adalah ketimbang menggunakan reach sebagai faktor pembagi, kamu menggunakan jumlah followers.

Rumus ini sendiri umum digunakan untuk mengukur engagement rate di platform seperti Instagram atau TikTok.


ER post = (Jumlah engagement dalam satu post / jumlah followers) x 100


3. Engagement rate berdasarkan impression (ER impression)

Sahabat lendyagasshi bisa mengukur tingkat engagement rate berdasarkan impression.

Yakni ketika reach mengukur jumlah orang yang melihat kontenmu, impression sendiri dalam engagement rate adalah seberapa sering sebuah konten tampil di layar user.


ER impression = (Jumlah engagement dalam satu post / Jumlah impression) x 100


4. Daily engagement rate (Daily ER)

Kali ini, sahabat lendyagasshi bisa mengukur tingkat engagement harian di akunmu.

Harapannya, sahabat akan bisa mendapatkan informasi tentang bagaimana followers-mu berinteraksi setiap hari. Berikut adalah rumus yang bisa digunakan.


ER harian = (Jumlah engagement dalam satu hari / Jumlah followers) x 100


5. Engagement rate berdasarkan views

Jika sahabat lendyagasshi suka menggunakan video reels sebagai bentuk konten di media sosial, kamu pun bisa mengecek engagement rate-nya menggunakan rumus berikut.


ER view = (Jumlah engagement dalam post video / Jumlah views video) x 100


6. Factored engagement rate

Dalam rumus ini, sahabat akan menitikberatkan satu aspek engagement dalam penghitungannya dibandingkan yang lain.

Misal, jika sahabat menganggap bahwa komentar lebih berharga daripada likes yang didapat, maka rumusnya bisa seperti ini.


ER-komentar = [(Jumlah comment x 2) + engagement lainnya] x 100



Bagaimana?
Cukup rumit?

Ya, kalau sahabat lendyaagasshi bekerja hanya untuk diri sendiri, maka cukup menghitung menggunakan website phlanx.com.

Tapi kalau pekerjaan utamanya sebagai Social Media Specialist yang memang merupakan seseorang dengan bertanggung jawab mengelola konten di berbagai platform media sosial sebuah brand, baik itu perusahaan, organisasi, atau bahkan public figure hal-hal di atas adalah sebuah bentuk pertanggungjawaban atas gaji yang diperoleh.



Kesimpulan

Dimanapun sahabat lendyagasshi meletakkan konten, pastikan konten bermanfaat dan meskipun saat ini impact-nya belum besar, namun yakinlah, pada momen tertentu, konten itu bisa terpanggil dengan keyword dan hastag yang tepat.

Bersikap bijaklah selalu dalam bermain sosial media.

Karena orang-orang yang memiliki mental tidak sehat, bisa jadi menyakiti orang lain dengan komentar buruk di sosial media dan itu menjadi rekam jejak yang gak bisa dihilangkan.

Ingat kasus Fufufafa?
Ya, seperti itulah ngerinya sosial media.


Namun, jika sosial media digunakan secara tepat, maka bisa menghasilkan pundi-pundi penghasilan yang lumayan. Untuk itu, berikanlah konten yang positif dan unik bagi audiens masing-masing dengan mempelajari engagement rate sosial media.

Setelah ini, aku akan bahas sosial media yang nyaman untuk "nyampah" menurutku yaa..


Terimakasih sudah membaca sampai selesai.
Semoga bermanfaat.


Salam hangat,



Post a Comment for "Memahami Engagement Rate Sosial Media"