Ramadan Tahun Ini yang Sedikit Berbeda
Bismillah,
Asik juga nih, tantangan menulis Ramadan yang diberikan KEB kali ini membebaskan aku buat curhat mengenai sambut Ramadan 1445 H. Untuk persiapannya, sebenernya aku uda nulis di artikel sebelumnya. Jadi, kali ini aku mau cerita mengenai bedanya Ramadan kali ini dengan Ramadan tahun-tahun sebelumnya.
Artikel mengenai Sambut Ramadan 1445 H, Apa Aja yang Harus Dipersiapkan?
Ramadan is Coming!
Ceritanya, tahun ini anakku yang pertama resmi jadi santriwati di sekolah IHBS, sekolah asrama di Depok. Alhamdulillah, sudah melewati 6 bulan pertama dan kini mulai lancar dalam menata hati. Kakak sudah gak tanya lagi "Kenapa aku masuk pesantren, Mah?" — yang padahal ini adalah pilihannya sendiri sejak kelas 3 SD.
Tapi iya, namanya sekolah pisah sama orangtua dan terpaksa mandiri ini berat banget.
Aku juga waktu kakak masuk kelas 4, lalu kelas 5 dan finally kelas 6 SD, hati tuh uda kayak yakin, gak yakin. Ada perasaan kayak "Yaudah laah.. masih SMP ini, masa iya sekolah jauh dari orangtua? Masak iya, mau dipaksa mandiri?"
Maksud hati, sayang anak.
Tapi, melalui berbagai diskusi dan fase yang telah kami lewati bersama, sampai akhirnya kakak lulus SD BISc dan saat pandemi kami hunting beberapa kandidat pesantren yang cocok dengan kakak, alhamdulillah terpilihlah 2 pesantren.
Antara IHBS dan Nisaa'ul Jannah.
Dan setelah trial tes IHBS yang menginap di asrama selama 3 hari 2 malam, hamdallah, kakak langsung suka sekaligus diperkuat melalui sholat istikharah juga. Jadi, diputuskanlah kakak masuk IHBS untuk masa studi in syaa Allah 6 tahun hingga lulus SMA nanti.
Mohon doanya yaa.. sahabat lendyagasshi.
Jadi, perbedaan Ramadan tahun ini dan Ramadan tahun lalu atau tahun-tahun sebelumnya apa nih?
Ramadan 1445 Hijriyah
Perbedaan pertama, kalau Ramadan sebelumnya shaum masih ber-4, Abi, kakak Aisy, Hana dan aku. Tapi tahun ini, kami hanya bertiga. Namun, tetap harus bersyukur karena kakak sempat dibolehin pulang dan merasakan sahur bersama di Ramadan hari pertama.
Lalu, karena Ramadan 2024 tahun ini jatuh di tanggal 12 Maret, maka kakak sahur di rumah, namun harus langsung kembali ke mahad di hari yang sama. Jadi, kakak buka puasa bersama sahabat para santriwati IHBS.
Ada perasaan sedih, tapi sebentar aja.. jangan lama-lama.
Karena kakak uda happy di mahad.
Kalau pulang, suka berbagi cerita tentang temannya dan kakak sudah paham bahwa kalau cerita, gak boleh sebut nama, hehehe.. biar jatuhnya gak ghibah, katanya.
Dari kakak, aku banyak belajar mengenai kehidupan pesantren yang serba tepat waktu, serba qonaah dan gak perlu berlebihan dalam melakukan sesuatu. Lebih baik diam daripada berkata tapi menyakiti. Dan yang mashaAllah yaa.. para santri ini senantiasa menjaga kemana mereka akan melangkah.
Semoga Allah menjagamu selalu yaa, nak shalihaa..
Perbedaan kedua, semoga Allah mudahkan.. In syaa Allaah, kami sedang merencanakan pulkam ke Surabaya.
Ya, Ramadan sebelumnya karena pandemi dan juga karena keluarga suami juga keluargaku pada main ke Bandung, alhasil, kami gak mudik. Keluarga Surabaya yang berlibur ke Bandung, judulnya.
Tapi karena Lebaran kali ini, masku yang ketiga akan melangsungkan tasyakuran walimatul ursy, jadi aku sama keluarga merencanakan acara ini dan officially bakalan pulang. Meski gak lama, tapi semoga bisa menjadi ajang silaturahm keluarga.
Ikut bahagia tentunya.
Semoga semua persiapan lancar hingga hari yang dinantikan pun tiba.
Perbedaan ketiga, aku ikut challenge menulis.
Eh, ini bisa disebut perbedaan gasii.. hihihi, engga kayanya yaa.. Karena dari tahun ke tahun juga ikutan challenge menulis Ramadan bersama #KEBerbagiCeritaRamadan.
Tapi sukak deh, karena jadi terpacu buat menulis dan merangkai kata.
Sound so greedy gak?
Semoga engga yaa..
Kan ngelemesin otak lagi, ngelemesin jari lagi..
Kayanya curhatan di minggu pertama Ramadan segitu dulu yaa..
Ada sedihnya, tapi tetep kudu semangat.
Kalau sedih karena pisah sama anak-anak, aku selalu inget-inget lagi bahwa "Anak-anak ini bukan milikku". Kalau mereka puya cita-cita, mari kita bantu dan doakan dengan sepenuh hati agar mereka bisa terus berkembang dan tetap pada fitrahnya, mencintai Allah dan RasulNya.
Nulis ending gini aja, aku uda cirambaii..
Huhuhu.. ternyata, aku masih belum sekuat para ummahat yang lainnya yaa..
Semoga semua pembaca lendyagasshi diberi kemudahan untuk menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan dan mendapatkan banyak keberkahan.
Keep Hamasaaah~
Happy Ramadan 1445 H.
Salam hangat,
Sepemikiran nih mba ramadhan tahun ini buat saya personal memang penuh ujian berliku dan tidak pernah ada habisnya, Seperti kedua ortu sudah tiada, sepupu terkena musibah meninggal tiba-tiba, daerahku tertimpa banjir dsb, Tapi semua harus dilewati dengan tabah penuh keihklasan. Yakin tetap ada ALLAH yang selalu menjagai n melindungi.
ReplyDeleteMasyaAllah, semoga si sulung jadi anak sholehah dan betah jadi santri ya mbak. Pasti terasa banget ramadan gini jauh dari anak. ngebayanginnya aja aku dah pengen mewek. Tapi entah harus disukuri atau gak, kedua anakku belum ada yang mau masuk pesantren.
ReplyDeleteSama Mbah ramadan tahun ini sangat berbeda. Awal ramadan bayi masuk rumah sakit . Eh nyampe rumah giliran si Abang yang sakit. Terus lanjut di adik batik.. qodarullah wa masa' faal
ReplyDeleteAmin... Ya tentunya senang banget nih sebagai ortu melihat perkembangan so anak tumbuh menjadi anak sholeh dan berbakti.. Semoga kk bisa mencapai cita-cita yg inginkan
ReplyDeleteSemoga anaknya diberikakan kemudahan dlam belajar, menuntut ilmu, dan betah meski jauh dri orangtua.
ReplyDeleteSemoga keinginan mudik Surabaya bisa terkabul, Kak. Seneng banget pasti kalo bisa mudik
Dan challengenya bisa lancar hehe
Kalo aku alhamdulillah th ini baru ada bocils nemenin puasa...
Sehat2 kakak dn keluarga ya ..
Alhamdullilah kakak happy bersama teman-temannya meskipun jauh dari orangtua dan Ramadan tahun ini menjadi sedikit berbeda, aku dulu awalnya berat pisah dengan anak apalagi beda kota, kepikiran kalau sakit, kalau kangen, dan sederet pemikiran yang sebenarnya terlalu over, buktinya si anak biasa aja wkwkwk. Bulan Ramadan tahun ini juga berbeda buat aku soalnya ngak sempat ikutan challenge nulis dimana pun...duh!
ReplyDeleteSama saya juga Teh, Ramadhan tahun ini keluarga tidak lengkap. Si bungsu kuliah di luar kota. Kangeeenn tapi ya harus dijalani
ReplyDeleteMasya Allah anak sulung sudah betah dan nyaman di mahad ya mbak, jd tabungan kita juga kalau punya anak yang sholehah.
ReplyDeleteSemoga dimudahkan nanti untuk pulang kampungnya
Banyak kegiatan gini tuh menyenangkan ya mba. Kalau ramadan nggak ngumpul tuh sepi rasanya ya mba. Apalagi kalau lebaran nggak bisa pulang duh mewek
ReplyDeletePerpisahan sementara ini insyaallah berbuah manis. Mbak hebat, saya juga belum tentu sanggup berpisah dengan anak di usia anak semuda itu. Insyaallah jadi anak mandiri dan disiplin, juga lebih saleha, ya
ReplyDeleteWelcome to the club anak-jauh-di-mata-dekat-di-hati yaaa Len. Insya Allah ikhtiar yang ditempuh saat ini bisa menjadi pembuka barokah untuk semua langkah anak2 kita di masa depan.
ReplyDeleteWaaah, Si kakak sudah masuk ma'had aja nih. Semangat Mbak Len. Nikmati aja perjalanan anak-anak menempuh jihad fisabilillah-nya yaa
ReplyDelete