Transisi Energi Kurangi Selimut Polusi
Bismillah,
Rasanya lepas dari pandemi, perlahan-lahan aktivitas kembali normal dan langit yang tadinya kita lihat mulai membiru, kini harus tertutup kembali oleh selimut polusi. Sebenarnya, pandemi ini baik atau tydack untuk kita semua?
Baca juga:
Aktivitas Ketika Pandemi Berakhir
Program Go Green yang Mendukung Mitigasi Perubahan Iklim
Kalaupun ingin pergi, menggunakan kendaraan massal seperti angkot, bis atau MRT bila di kota tempatnya tinggal sudah ada. Kalau di Bandung sendiri, sejujurnya agak sulit untuk kendaraan massal ini. Tapi ini aku tekankan sulit yaa.. bukan tidak bisa.
Baca juga:
Aman Naik MRT
Sehingga, saat mendapatkan materi mengenai Transisi Energi dari Eco Blogger Squad yang kali ini bekerjasama dengan @tractionenergy aku jadi kembali mempelajari mengapa sebegitu pentingnya memanfaatakan penggunaan sumber energi terbarukan sebagai pusat dari transisi energi.
Kini, awareness seperti ini sudah digaungkan di beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia, seperti mulai memanfaatkan energi dari alam seperti energi angin, matahari, air, dan sebagainya. Dan gak kalah pentingnya, kita sebagai warga negara yang baik juga bisa ikut mensukseskan program Transisi Energi untuk kurangi Selimut Polusi Bumi ini dengan cara yang kita bisa lakukan sehari-hari.
Makna Transisi Energi
Transisi energi adalah proses pengalihan sumber energi dari sumber berbasis bahan bakar fosil kepada sumber-sumber yang tidak menghasilkan emisi karbon. Di Indonesia sendiri, setidaknya sudah melakukan beberapa teknologi potensial terkait transisi energi ini, seperti :
Pemanfaatan Energi Zero Emission di Indonesia
Energi Surya
Letak Indonesian yang strategis membuat Indonesia memiliki sumber energi surya yang melimpah. Dengan melimpahnya sumber energi ini bisa dimanfaatkan dengan dua cara yaitu pemanfaatan dari sisi cahaya dan pemanfaatan dari sisi panas.
Dalam pemanfaatan energi surya untuk diubah menjadi energi panas menggunakan teknologi concentrated solar power plant sedangkan energi surya yang diubah menjadi energi cahaya menggunakan teknologi photovoltaic power plant.
Penjelasan mengenai concentrated solar power plant yang telah ada di Indonesia terdiri dari berbagai komponen seperti panel surya, kotak koneksi, charge controller, inverter, kemudian aliran listrik yang ada disalurkan dan disimpan dalam baterai bank sehingga ketika didistribusikan, bisa digunakan untuk keperluan listrik pada malam hari.
Energi Air
Selain potensi energi surya, Indonesia juga beruntung karena memiliki potensi mikrohidro (air) yang berasal dari sumber air pegunungan juga memiliki potensi tinggi di Indonesia. Pemanfaatan energi air ini bisa menggunakan sistem pembangkit listrik tenaga mini (PLTM) dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH).
twitter @djebtke |
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ini termasuk pembangkit listrik yang membutuhkan kelestarian tangkapan air di alam. Bila sumber aliran air tidak dijaga, maka listrik tidak akan bisa dihasilkan.
Energi Angin
Jangan lupakan bahwa Indonesia juga memiliki potensi energi angin. Dan potensi energi angin ini paling tinggi ada di daerah Nusa tenggara Timur (NTT). Pemanfaatan energi angin bisa digunakan sebagai sistem Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang diubah melalui dua jenis turbin yaitu horizontal axis dan vertical axis.
Sistem dari PLTB yaitu turbin angin diputar oleh angin yang kemudian menghasilkan listrik dan ada transformer yang menaikkan tegangan, lalu listrik yang dihasilkan, ditransmisikan ke rumah atau perkantoran.
Energi Biomassa
Potensi biomassa di Indonesia pada masa kini masih berasal dari berbagai limbah tanaman perkebunan dan pertanian. Salah satu limbah yang kini sedang dikembangkan untuk menjadi bahan bakar listrik berasal dari limbah coklat, kopi, padi, kelapa sawit, dan akasia. Pemanfaatan energi biomassa menggunakan sistem pembangkit listrik tenaga biomassa ini disebut PLTBm.
Energi biomassa ini juga bisa berasal dari kotoran ternak, limbah rumah tangga atau dari tanaman disimpan dan difermentasikan yang hasilnya adalah gas bertekanan.
Seperti salah satu sumber website http://ditjenppi.menlhk.go.id/ bahwa kegiatan ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga di Desa Paya Tungel di Aceh telah mengembangkan proyek biogas skala terbatas dengan bimbingan teknis dari Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Biogas yang mereka buat berasal dari bahan baku kotoran ternak yang diolah dalam suatu instalasi biogas sederhana. Caranya dengan membuat tangki penampungan limbah dari batu bata dan semen, kemudian membuat jaringan pipa dari instalasi biogas ke rumah-rumah warga. Dan bisa dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar gas untuk memasak dan sebagai aksi pengendalian pencemaran lingkungan.
Biogas yang dihasilkan dimanfaatkan oleh warga sebagai sumber energi pengganti listrik dan gas elpiji. Tujuan penggunaan teknologi sederhana ini adalah mengantisipasi kelangkaan bahan bakar minyak atau gas LPG.
Biogas memang merupakan energi alternatif yang sangat dianjurkan untuk mengantisipasi perubahan iklim. Karena pengelolaan limbah ternak menjadi biogas terbukti menurunkan emisi GRK. Berdasarkan laporan RAN GRK Kementerian Pertanian, pada tahun 2012, setelah program ini dilaksanakan terjadi serapan karbon sebesar 2.044.395 CO2-e.
Hal ini dapat dipastikan karena penggunaan biogas mencegah pelepasan gas CH4 yang dihasilkan oleh limbah ternak ke atmosfer. Selain itu, biogas tidak menghasilkan asap seperti pada pembakaran bahan bakar fosil. Dan karena biogas berasal dari limbah, maka sangat membantu pengelolaan limbah dan sampah untuk mewujudkan lingkungan yang bersih.
Untuk kita yang memiliki kehidupan di kota besar, apa yang bisa kita lakukan untuk bisa kurangi selimut polusi?
Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor
Di kota besar, bukanlah pemandangan yang asing ketika banyak polusi hingga pandangan kabur dan napas sesak. Salah satu cara bijak untuk kurangi selimut polusi ini adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor milik pribadi.
Solusinya adalah dengan memanfaatkan transportasi massal yang telah disediakan pemerintah atau bisa juga melakukannya cara seperti tidak berkendara di saat jam macet, membawa bekal agar tidak perlu keluar berkendara saat jam makan siang, atau menumpang kendaraan teman.
Hindari juga untuk menggunakan mobil dengan bahan bakar diesel dan bahan bakar non-subsidi, karena mobil ini mengeluarkan lebih banyak nitrogen oksida.
Hemat Energi
Ada banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa banyak masalah kesehatan yang timbul akibat pembakaran bahan bakar fosil. Pembakaran fosil untuk produksi energi menimbulkan polutan. Polutan yang berbahaya bangi kesehatan manusia, seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, karbon dioksida dan beberapa polutan lain yang bisa menimbulkan berbagai penyakit berbahaya. Zat ini bukan hanya berdampak buruk pada kesehatan manusia, namun juga pada lingkungan.
Untuk itu, langkah mudah yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengurangi pemakaian listrik di rumah dan tempat kerja.
Seperti menggunakan air conditioner (AC) seperlunya, mencabut charger atau alat rumah tangga yang tidak digunakan, dan mematikan lampu saat pagi siang hari.
Membeli dan Membuat Produk Daur Ulang
Untuk membuat sebuah produk, tentu melalui proses yang panjang. Mulai dari bahan baku yang perlu ditambang, di angkut, diolah hingga akhirnya diubah menjadi produk siap pakai. Setiap tahap pembuatan suatu barang, disertai dengan emisi, bahan kimia gas rumah kaca, dan polutan lainnya.
Dengan menggunakan produk daur ulang, penggunaan energi dan polusi bisa berkurang. Seperti mengolah kembali botol plastik yang ada di sekitar kita.
Menggunakan Produk yang Sustainable
Sebelumnya, telah dilakukan sebuah studi pada 2017 mengenai 22 persen kematian dini yang disebabkan oleh polusi udara terjadi di negara-negara yang memproduksi barang ‘murah’. Penelitian ini resmi diterbitkan dalam International Journal of Science yang mengatakan bahwa negara yang memproduksi barang murah tidak memiliki batasan emisi dan udara kotor yang berasal dari negara mereka juga menjadi udara yang kita gunakan juga untuk bernapas.
Sehingga, hal tersebut membuat pola konsumsi kita terhadap sesuatu, mempengaruhi tingkat polusi udara secara global. Jadi, pikir dua kali sebelum membeli barang baru demi kualitas udara yang lebih baik.
Jika benar-benar membutuhkan produk baru, sahabat bisa mencari perusahaan yang berkomitmen dalam mengurangi polusi udara.
Baca juga:
Program Tukar Botol Untuk Menjaga Kelestarian Laut
Menanam Pohon
Menanam pohon di sekitar rumah juga bisa menjadi salah satu langkah kecil yang dapat kita lakukan dalam usaha mengurangi polusi udara. Berdasarkan penemuan para peneliti dari salah satu kampus ternama di UK, pohon mampu menyerap 850 - 2.000 ton partikel berbahaya dari udara perkotaan setiap tahunnya.
Selain menghilangkan partikel, pohon juga menurunkan kadar nitrogen dioksida, sulfur dioksida, karbon dioksida dan monoksida, ozon, benzena, dan dioksin.
Baca juga:
Program Go Green Mengurangi Mitigasi Perubahan Iklim
Mengurangi Makan Daging
Langkah lainnya yang bisa sahabat lakukan adalah dengan mengurangi konsumsi daging. Ilmuwan mengungkapkan bahwa daging sapi menghasilkan lima kali lebih banyak jejak karbon emisi gas rumah kaca.
Dengan mengurangi makan daging dalam seminggu, maka sahabat turut mensukseskan program mengurangi polusi udara, dan bahkan membuat pengeluaran untuk makan daging menjadi lebih hemat.
Hindari Penggunaan Kantong Plastik
Tentu ini termasuk hal yang penting, yakni mengurangi penggunaan kantong plastik, karena seperti yang kita ketahui, kantong plastik bisa berbahaya bagi lingkungan. Plastik membutuhkan waktu yang lama untuk terurai karena bahan materialnya terbuat dari minyak. Jika harus menggunakan kemasan sekali pakai, solusinya adalah memilih menggunakan kantong kertas agar lebih mudah terurai oleh alam.
Akan lebih baik lagi jika kamu menggunakan tote bag, kantong lipat, atau tas berbahan kain yang bisa digunakan terus-menerus. Jadi, kamu tidak perlu membuang plastik secara cuma-cuma lagi karena ke mana-mana selalu siap sedia kantong belanja yang ramah lingkungan
Berkebun
Saat semua bahan makanan dapat dibeli di supermarket, maka sahabat lendyagasshi bisa memulai dari menanam sendiri buah, sayur dan rempah-rempah di halaman depan. Jika masih mengandalkan beli, apakah sahabat lendyagasshi pernah berpikir bahwa bahan makanan ini telah menempuh jarak yang jauh dari desa ke kota?
Cara yang paling mudah untuk berkontribusi mengurangi polusi adalah dengan menanam bahan makanan sendiri. Sahabat bisa dengan mudah menanam di kebun atau mencoba teknik urban farming yang minim lahan, sehingga lebih hemat dan bebas dari bahan kimia berbahaya.
Kesadaran Terhadap Lingkungan
Yuk, sama-sama bergerak untuk mengurangi polusi udara, langkah kecil yang kita lakukan saat ini untuk lingkungan bisa berkontribusi besar di masa depan. Kesadaran masyarakat perlu kita tingkatkan, salah satunya dengan bergabung bersama
@ecobloggersquad
dan
@tractionenergy
#TransisiEnergi #SelimutPolusi #MudaMudiBumi #UntukmuBumiku #TeamUpForImpact #EcoBloggerSquad #EBS2022
@tractionenergy @ecobloggersquad
With love,
Alhamdulillah sekarang sudah semakin banyak yang sadar menjaga bumi yang semakin tua. Sudah mulai banyak yang mengurangi penggunaan plastik saat belanja. Sepele tapi mengena
ReplyDeleteSebenernya energi terbarukan ini bakal mantep ya mba hasilnya kalau dimaksimalin. Meski memang ada beberapa hal yang masih jadi tantangan terbesar. Tapi, kalau bisa disegerakan sejak sekarang pengelolaannya kayanya beberapa tahun ke depan bisa ada peningkatan yang signifikan ya
ReplyDeleteEdukasi seperti ini harus gencar dilakukan.
ReplyDeleteUtamanya menyasar pelajar atau mahasiswa
Supaya semua aware ya
Pemakaian solar panel itu sbnrnya aku pengeeen banget. Sayang di Indonesia memang belum banyak pemakaiannya ya mba. Padahal kayak negara Korut aja, rumah2 dan apartemen sudah pasti ada solar power plant di masing2 unit dan rumah. Aku kagum aja negara tertutup gitu udh pakai malah.
ReplyDeleteAbang iparku kerja di staff ahli DPR yg menyangkut renewable energy. Jadi dia banyak membahas ttg masalah ini.
Aku sendiri juga masih kurang sebenernya kontribusi dalam hal mengurangi polusi, Krn masih lebih sering pakai kendaraan pribadi untuk alasan kenyamanan . Transportasi publik yg paling Deket Ama rumah cuma trans j, tapi jujur aja haltenya sangaaat sempit dan bus lama. Jadi ga efisien buatku mba.
Tapi utk hal2 kayak sampah dan pemakaian plastik aku berusaha mengurangi. Cuma utk plastik sampah aku akhirnya memilih pakai plastik yg terbuat dari singkong. Telo bag namanya. Bisa hancur jika disiram air panas, atau kalaupun dikubur, hanya butuh waktu sebentar utk terurai. Beda dengan plastik biasa yg ratusan tahun. At least walo masih plastik, tapi ini lebih ramah ke lingkungan. Semoga aja bisa diproduksi massal jadi lebih murah . Skr ini memang msh terbatas jadi harganya agak mahal
Yang udah aku lakuin buat kurangi polusi tentu naik kendaraan umum atau bersepeda. Berjalan kaku juga hayok, ngga masalah selagi jarak yang dicapai ngga jauh-jauh amat. Coba ya kendaraan bermotor pribadi dikurangi, atau jangan banyak jalan tol, biar kembali ke transportasi umum dan polusi bisa berkurang
ReplyDeleteTransisi energi adalah upaya yang perlu didukung karena berhubungan dengan kelangsungan kehidupan. Dan bagaimana lingkungan hidup tergantung kepadanya
ReplyDeleteHal-hal kecil yang kita lakukan asalkan konsisten dan dilakukan secara terus menerus semoga bisa menjaga alam ini agar tetap lestari yaaah. Ayok hemat energi mulai dari sekarang
ReplyDeleteKotoran manusia bisa gak sih dipakai untuk menghasilkan biogas? Apa cuma ternak aja?
ReplyDeleteaku udah 2 tahun terakhir menerapkan juga teh, mulai dari bawa botol minum dan tas sendiri, beli produk kemasan refill dan mengganti kapas dan tissue dengan handuk, sisanya masih bolong-bolong hahahaa semoga kedepannya makin banyak yang bisa aku lakukan untuk bumi tercinta
ReplyDeleteYes betul banget...kalau enggak perlu-perlu banget mending enggak usah bepergian dech. Apalagi menggunakan mobil pribadi biar selimut polusinya tidak bertambah tebal ya mba...
ReplyDeleteDi saat seperti ini, memang bener ya... klo para "kutu rumah" alias si paling mager klo disuruh keluar rumah memberikan dampak bagus untuk mengurangi polusi. hehe
ReplyDeletebagus banget artikelnya, karena sangat bermanfaat
ReplyDeletemasyarakat harus tau kalo energi fosil sudah menipis
jadi harus bersiap2 untuk transisi energi
Cool... membacanya harus fokus karena materinya seperti buka buku tematiknya anak-anak, hehe. Aku merasa tersanjung, tim mager dan tim ngerem di rumah ternyata punya dampak juga buat lingkungan, aheeyy
ReplyDeleteSetuju banget Mbaa dengan upaya transisi energi ini dapat membantu untuk menjaga bumi.
ReplyDeleteSemakin sehat bumi kita semakin sehat pula penghuninya.
Gerakan transisi energi ini harus digencarkan ke seluruh lapisan masyarakat dengan memberikan edukasi agar dapat dilakukan secara menyeluruh, walaupun secar bertahap. Setidaknya ikhtiarnya tidak berhenti.
Aku belum paham masalah mengurangi makan daging. Itu kaitannya gimana ya Mbak sehingga bisa jadi polusi jejak karbon emisi rumah kaca?
ReplyDeleteCakep nih melakukan hal sederhana tapi berdampak pada bumi yang lebih indah dan hijau .
ReplyDeletesetuju banget sih mba, emang sepenting itu untuk melakukan transisi energi secara serempak.. semoga aja perlahan kita bisa konsisten semua ya
ReplyDeleteeh ada yg pake topi dari apa ituuu gudibek ya teh... Indonesa mah potensinya gede ya, udah angin, cahaya, bagus bener. Insya Allah ikutan euy, ngurangin plastik, tapi masih momotoran nih ke pasar sama skul bocil2. Siap makan selalu dihabiskeun bahkan makanan anak2 kan emak yg ngabisin :))
ReplyDeleteSebenernya pake solar panel itu enak ya. Dah pasti hemat listrik apalagi Surabaya panasnya kayak di luar planet. Wkwkwk. Sayang harga pasang dan belinya masih mahal.
ReplyDeleteudah berapa tahun belakangan saya kalau belanja yang kecil-kecil mah selalu nolak pakai plastik, selagi masih bisa ditenteng sendiri mah hayuk aja, suka lupa sih bawa tas belanja sendiri, makanya sebisa mungkin kalau udah bayar langsung cemplungin ke dalam tas aja dah, gak apa-apalah.
ReplyDeletesemoga dengan adanya forum-forum diskusi seperti ini semakin banyak pula yang mendapat edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan dan keberlangsungan bumi kita.
Transisi energi, di tempat saya ada THP Teh. Taman Hijau Project, kolaborasi antara mahasiswa ITB ama masyarakat sini. Salah satu proyek mahasiswa ITB ini menghasilkan teknologi baru berbahan surya alias tenaga matahari buat memasak. Mereka juga bikin taman hijau alias berkebun dengan media atau bibit hasil penelitian para mahasiswanya. Harusnya banyak sih program begini dari kampus-kampus lainnya
ReplyDeletesebenernya agak galau sih, memang di Jakarta transportasi umumnya sudah banyak dan makin memadai Alhamdulillah. Tapi sayangnya, memang butuh waktu lebih lama di jalan, mulai dari waktu tunggu kendaraan sampai waktu untuk berpindah-pindah kendaraannya.
ReplyDeleteyang paling mudah bisa dilakukan sebenernya mengurangi kantong plastik sih. Sekarang juga di mana2 udah gak pakai kantong plastik, tapi gantinya menawarkan tas sekali pakai (yang biasanya orang lupa bawa juga). Terus akhirnya jadi ngumpulin tas sekali pakai gini, wkwkwk. Soalnya tiap belanja lupa, beli tasnya, terus bukannya dibawa lagi malah lupa lagi kalau mau belanja, jadi malah numpukin tas belanja sekali pakai gitu di rumah, ahahaha
Syukurlah ada beberapa langkah sudah saya dan keluarga lakukan sebagai bantuan kecil untuk menjaga bumi, seperti membawa tumbler kemana-mana, menanam pohon meskipun lahan di rumah tidak luas, mengurangi sampah terutama sampah rumah tangga, dan banyak lagi. Next berencana pingin beli sepeda/motor listrik buat antar anak-anak sekolah nih. Mudah-mudahan makin banyak yang sadar untuk bersama mengurangi emisi.
ReplyDeleteAir dan angin ini energi dari alam yang bisa kita manfaatkan.
ReplyDeleteApalagi memang perlu transisi energi yang lebih ramah lingkungan juga ya
Transisi energi seperti ini tuh harus diedukasi terus, terutama untuk kalangan masyarakat yang memang minim edukasi seperti ini. Jujur sih sekarang agak serem juga lihat polusi dan perubahan iklim yang terjadi.
ReplyDeleteBanyak hal sederhana yang bisa dilakukan untuk dukung transisi energi untuk kurangi selimut polusi ini. Memang ya apa kita lakukan sekarang akan berdampak di masa depan
ReplyDeletepas naik motor, aku bayangin kita punya hape sollar cell gtu buat ngisi baterai, jadi kayak buat abang gojek atau yang biasa motoran itu kebantu banget, hp kena matahari sekaligus sambil di cas gtu. Ditambah lagi motornya juga motor listrik/solar cell juga. wuihhh udah bener3 bisa ngurangin polusi deh
ReplyDeleteYup setuju bgt sama langkah ² yg mesti dilakukan. Hrs dimulai dari rumah nih aksi hemat energi & transisi energi ya
ReplyDeletemenarik sekali teh tips nya. Tantangan juga ya memang kalau naik sepeda kemana2, tapi itu better untuk kondisi alam kita ke depannya,saya baru tahu juga, nih ternyata mengurangai konsumsi daging sapi berarti membantu transisi energi dan kurangi selimut polisi, jadi berasa beruntung menjadi orang yang kurang suka sama jenis dagig merah ini, hihi.
ReplyDeleteSayangnya sarana prasarana pembangkit energi dg sumberdaya alternatif relatif masih mahal ya shg blm bisa menjangkau semua kalangan. Semoga di masa depan ada solusi ttg hal ini. oya terima kasih utk tips2 penghemat energinya.
ReplyDeleteSudah saatnya kita tidak selalu bergantungan sama bahan bakar fosil, padahal banyak lainnya seperti biomassa dan angin
ReplyDeleteAku baru tahu nih tentang makan daging sapi...jadi harus dikurangi ya...hehe...
ReplyDeleteEdukasi seperti ini harus dimulai dari ranah keluarga. Ke diri sendiri lalu suami dan anak. Pembiasaan menggunakan produk ramah lingkungan juga penting ya mba
ReplyDeleteMengurangi selimut polusi menjadi halbyang harus segera dilakukan ya teh
ReplyDeleteKarena kalau selimut polusi semakin tebal, maka bencana iklim akan semakin sering terjadi
Oleh karena itu, kita harus segera melakukan transisi energi
dengan pahami isu transisi energi kita jadi tau apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mengurangi berbagai masalah akibat polusi. Banyak hal yang bisa kita lakukan bersama yaaa mba
ReplyDeletebtw, Indonesia kaya akan berbagai sumber energi alternatif yang baik untuk transisi energi ini ya mba. jadi kita bisa banyak menerapkan strategi untuk menjaga bumi kita tercinta
DeletePas banget mbak, aku lagi mau nulis tentang selimut polusi ini lagi cari cari referensi, dan dapat tulisan mbak ini.. terinsight nih aku Mbak
ReplyDeletePandangan mengenai transisi energi perlu goodwill bersama agar lingkungan sehat dan energi dapat estafet penggunaan dan pemakaian.
ReplyDeleteJika setiap orang mau memulai dari diri sendiri dan dari rumah sendiri dulu, rasaya perlahan kita bisa bersama-sama mengurangi selimut polusi ya, Kak. Apalagi hal-hal yang bisa kita lakukan sebenarnya ya mudah kok, tinggal membiasakan diri, misalnya mengurangi konsumsi listrik (gak usah nyala lampu kalau siang, kurangi penggunaan AC), lalu cabut charger HP dari colokannya, mengurangi sampah dan sebagainya
ReplyDeleteMasih banyak yang bisa kita lakukan dalam berkontribusi kurangi selimut polusi ya Teh.
ReplyDeleteKalau setiap orang melakukannya dan konsisten diterapkan, niscaya hal ini bisa berhasil dan dampaknya positif.
Cuma memang konsisten dan kerjasama ini yang diutamakan
Beberapa hal yang sudah menjadi bagian dalam sehari-hari, seperti selalu membawa botol minuman sendiri, bawa tas dari rumah kalo pergi ke pasar.. Ini kerasa banget lho, karena kl nggak bawa tas berasa banget plastik numpuk kalo ngeluarin belanjaan
ReplyDeleteSemoga kita bisa mengoptimalkan pemberdayaan energi alternatif agar kondisi bumi juga membaik, ya
ReplyDeleteSebnrnya ada banyak hal sederhana yg bisa kita lakukan untuk ikut menjaga lingkungan.
ReplyDeleteJangan buang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, bawa botol minum sendiri dari rumah dsb.
dari beberapa point yang disebutkan di atas kebetulan sudah banyak dilakukan, mungkin yang lebih sering adalah dengan berkendara kemana-mana sekarang senang menggunakan kendaraan umum, karena fasilitas public transportation sekarang sudah mulai membaik di berbagai banyak kota
ReplyDeleteAku bayangin,mimpiin dan ingin sampai sekarang dirumah ada :
ReplyDelete1. Panel surya (buat listrik gausah bayar PLN)
2. Kebun sayurmayur,buah dan bumbu rempah2 tanam sendiri dirumah (perlu tinggal petik langsung cus dapur masak) + sisa sampah makanan jadiin kompos rumah tangga
3. Yang lain masih dipikirkan dan agak berat hahaha :)
Nice info mba,bener bermanfaat banget ini :(
Semenjak gak ada kantong plastik, akhirnya lebih suka bawa bekas goodiebag kemanapun. Di rumah juga lebih hemat energi, soalnya sebulan suka lumayan banget listrik. Kurangi polusi bisa dari hal sederhana juga ya
ReplyDeleteJika memang belum bisa beralih ke energi non fosil, kita masih bisa berbuat untuk mengurangi selimut polusi ini ya teh
ReplyDeleteSalah satunya adalah membeli produk ramah lingkungan
Indonesia itu potensial banget hasilin sumber energi terbarukan. Semoga segera ada SDM dan lainnya biar bisa melakukan transisi energi bahkan sampai zero. Habis itu, bye deh polisi bumi
ReplyDeleteMelakukan hal-hal di keseharian yang bisa dukung transisi energi dan kurangi polusi juga mengajak keluarga, juga sekitar untuk melakukan hal yang sama...Reminder buat semua nih!
ReplyDeleteWah, baru tahu ternyata mengurangi makan daging bisa menjadi kontribusi lebih terhadap dampak polusi lingkungan ya. Aku jarang makan daging sih, soalnya mahal hehe..Sejauh ini aksi yang buisa kulakukan baru sebatas berkebun dan mengurangi sampah plastik
ReplyDeleteDalam melakukan transisi energi tentunya memerlukan kontribusi serta sinergi bersama berbagai pihak agar lingkungan terjaga dan bumi bisa berkurang polusinya
ReplyDeletePandemi kmrn kyknya lumayan buat bumi beristirahat walau ya penyebab pandemi sbnrnya ya mbulet aja karena lingkungan makin rusak ya.
ReplyDeleteSerem kalau selimut polusi ini makin menebal makanya emang kita perlu lifestyle yg jaga bumi banget dan dukung energi terbarukan ya kyk biomassa misalnya. Walaupun mungkin transisniya butuh waktu tp seenggaknya dah mulai mengurang2i penggunaan energi dr bahan baku fosil.
Lengkap banget infonya mbk. Jadi lebih pede nih ngasih tahu ke anak-anak biar lebih peduli lingkungan mulai dari hal-hal kecil. Tfs mbk..
ReplyDeleteIni nie akunjuga berusaha untuk lebihnpeduli lingkungan seperti belanja pakai tas belanja , bawa tumbler dab hemat listrik serta air ...
ReplyDeleteMakasih ya Mbak Lendy, sudah diingatkan untuk lebih menyayangi bumi. Yang sudah aku llakukan sejauh ini adalah menanam pohon (rumah sudah kayak hutan kata anakku), mengurangi sampah plastik. Tahu gak, di seantero RS tenpat saya bekerja, hanya saya saja dokter yang menyediakan tepak lunch box. Sejauh ini belum ada yang mengikuti jejakku... Malas nyuci lunch box, alasannya....
ReplyDeleteKalau makan daging, aku jarang nih. Udah bener kita WFH aja ya atau punya rumah deket kantor dan sekolah. Jadi hemat BBM deh.
ReplyDeleteTerima kasih ya mba, sudah nulis artikel yang keren ini. Bisa dijadikan pengingat bahwa bumi butuh kita, dan kita butuh bumi. Mari jaga bumi bersama-sama. Karena ngga ada planet cadangan.
ReplyDeleteUntuk bisa mencapai zero emision ini memang PR kita bersama ya. Masih byk sekali yg krg aware utk zero waste, dan yg paling susah itu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Semoga transportasi umum semakin memadai sehingga membuat nyaman terutama utk ibu2 dgn baby seperti aku ini
ReplyDeleteUntuk mengurangi selimut polusi, memang butuh partisipasi dari semua lapisan masyarakat. Jika setiap orang, setiap rumah melakukan "hal kecil" pun untuk kelestarian alam, maka akan menjadi sesuatu yang besar
ReplyDeleteUntuk mengurangi selimut polusi memang kita harus turut berubah. Misal hal kecil seperti mengurangi penggunaan plastik. Tapi aku baru tahu jika mengurangi konsumsi daging juga mengurangi polusi karbon. Jadi informasi baru buat saya.
ReplyDeleteKalau lg jalan2 naik kereta d belanda ini aku selalu bertanya2 kapan ya indonesia pake kincir angin. Dulu katany semarang sama jkrta mau bikin tp nunda lg karena biaya. Huhu.. Pdhl kan kontribusiny buat bumi bagus ngt
ReplyDeleteMasalah energi terbarukan ini seriusan memang harus segera dengan aksi langsung ya mbak.
ReplyDeleteMinimal dengan sebagian cara di atas, seperti mulai menanam pohon, mengurangi makan daging atau konsisten memilah sampah plastik serta mengurangi pemakaian plastik.
Mudah-mudahan semakin banyak lagi yang beraksi langsung begitu.
Aamiin
sumber energi terbarukan ini seharusnya bisa lebih sering disosialisasikan dan juga mulai dibuat ya di berbagai wilayah. karena namanya batubara dan minyak bumi itu nanti suatu saat bisa habis dan juga cukup mencemari lingkungan
ReplyDeleteLagi mengupayakan kalau dekat tidak usah naik kendaraan tapi jalan kaki. Selain lebih sehat ke diri fisik juga ke lingkungan yaa.. memang polusi lingkungan ini PR kita semua ya mba
ReplyDeletesumber energi terbarukan itu sebenarnya penyelamat bumi ya mbak Lendy dengan syarat kita bisa memanfaatkannya dan mulai meninggalkan energi fosil
ReplyDeleteDi kota besar agak susah ya orang mencanangkan hal ini terutama utk mengurangi polisi terutama kendaraan bermotor. Di komplek rumahku udh ada daur ulang sampah
ReplyDeleteSekarang aku juga kepikiran untuk mengurangi sampah plastik mbak. Dipikir2 nanti kasian anak cucuku kalau harus berjuang memusnahkan sampah plastik yang susah didaur ulang hiks
ReplyDeleteMaka dari itu sudah banyak supermarket yang menerapkan ditiadakan kantong plastik ya mbak. Saya pribadi masih susah nih utk puasa kantor plastik. Semoga bisa agar membantu lingkungan lebih terjaga
ReplyDelete