Mengenal Masyarakat Adat Sebagai Penjaga Bumi

Bismillah,

Mengenal Masyarakat Adat Sebagai Penjaga Bumi.
Hola sahabat lendyagasshi.

Apa yang sahabat lendyagasshi ketahui mengenai masyarakat adat?
Sesungguhnya, yang aku pahami adalah masyarakat adat adalah suku di Indonesia yang masih tinggal dan menyatu dengan alam.

Apakah benar demikian?

Ternyata setelah membaca dan mengikuti webinar seru bersama Eco Blogger Squad pada bulan Agustus lalu, aku jadi memahami siapa yang disebut masyarakat adat beserta permasalahan yang tengah kita hadapi saat ini.

Permasalahan mengenai lingkungan, tentu bukan hal yang baru bagi kita semua. Terutama ketika berbicara mengenai hutan yang gundul karena kebakaran hutan dan lahan, atau mengenai pemanasan global yang ternyata efeknya sudah jelas kita rasakan saat ini dan regulasi yang buruk terhadap masyarakat adat itu sendiri.

Wah, ada apa dengan mengenai regulasi masyarakat adat ini?
Dan apa kaitannya dengan alam?

Yuk, aku ajakin berpetualang sejenak ke hutan Indonesia dan kita akan menyadari betapa buruknya kita dalam memperlakukan lingkungan, termasuk tidak peduli dengan masyarakat adat yang ternyata penjaga hutan, tempat keseimbangan alam ini terjadi.

Mengenal Masyarakat Adat

Setiap tanggal 9 Agustus setiap tahunnya, kita semua merayakan International Day of the World’s Indigenous Peoples atau Hari Masyarakat Adat Internasional. Dan semangat yang menyala pun tak pernah padam dalam memperjuangkan wilayah masyarakat adat ini di mata Pemerintah.

Indonesia yang kaya akan hasil alamnya, melimpah biodiversitasnya dan banyak sekali manfaat lainnya ketika menjaga hutan yang kita miliki dengan baik. Hutan diibaratkan supermarket alam dan masyarakat adat mengambil apapun yang mereka butuhkan dari alam sesuai kebutuhannya. Tidak berlebihan dan tidak serakah. Karena menurut masyarakat adat, tidak hanya untuk konsumsi yang habis digunakan hari ini, tetapi ada hari esok dan juga generasi selanjutnya yang juga ikut harus beisa mengambil nikmat dari supermarket alami ini.

Menurut AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara). Sejak kongres pertama AMAN pada tahun 1999, yang dimaksud dengan masyarakat adat adalah jika masyarakat tersebut memiliki yang namanya Wilayah Adat. 

Wilayah adat ini menjadi tempat di mana masyarakat adat tinggal dan menetap, berinteraksi dan membangun ikatan yang kuat baik ke sesama komunitas maupun ke alam dan wilayah adatnya.

Selain itu juga, ditetapkannya sebagai masyarakat adat karena memiliki yang namanya Hukum Adat. Terdapat hukum yang berlaku, dihormati bersama dan ditegakan oleh para tetua adat besertamasyarakat adat. Hukum adat ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan, jika terdapat kesalahan dan pelanggaran hukum adat. Sehingga semua yang melakukan ketidakseimbangan akan dikenakan denda adat disertai ritual adat untuk menebus kesalahan dan mengembalikan keseimbangan alam.

Semua yang ada hukum adatnya juga dikenakan yang namanya Aturan Adat. Baik hukum maupun aturan adat, jarang ditemukan dalam bentuk tertulis, Sehingga sudah menjadi kebiasaan bahwa masyarakat adat ini mengutarakannya secara lisan dan dilakukan secara turun temurun. Baik hukum dan peraturan adat ini diketahui dan harus dipatuhi bersama oleh masyarakat adat.

 

source: Tribunjatim - Pak Ridwan Kamil bersama Suku Baduy

Terakhir yang harus ada dalam masyarakat adat adalah Perangkat Adat. Perangkat adat seperti perangkat desa atau perangkat dalam susunan kepemerintahanan. Para perangkat adat ini memiliki tokoh-tokoh adat yang mengatur dan menjaga keberlangsungan sebuah aturan adat di tengah masyarakat adat. 

Dan jangan salah, zaman sekarang masyarakat adat masih memiliki hubungan spiritual yang kuat antara komunitas dengan alamnya. Namun untuk melakukan aktivitas spiritual, zaman sekarang sudah jarang dilakukan. Ada banyak hal yang tidak bisa lagi dilakukan atau meskipun dilakukan, sudah tidak seperti dulu lagi kesakralan prosesinya.

Prosesi sakral tradisi masyarakat adat Indonesia

Dibalik keindahan dan keanekaragaman masyarakat adat yang ada di Indonesia ini, mereka sebenarnya hanya ingin menjaga rumah tempat mereka tinggal. Hutan yang asri, supermarket alam yang mereka miliki dan semua yang tersedia di alam dan diambil dengan bijak.

 

Kreativitas Masyarakat Adat

Selain buah-buahan dan sayuran yang berasal dari hutan, masyarakat adat pun menghasilkan karya seni yang indah dari bahan alam. Dan sudah pasti, hasil kreativitas para masyarakat adat ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Karya dikerjakan sedikit demi sedikit dan masih manual, tidak ada alat bantu mesin canggih. 

Source : webinar bersama Kak Mina dari AMAN

Oh ya, sahabat lendyagasshi juga perlu melihat buah dan sayuran yang berasal dari hutan ini berbeda sekali dengan buah dan sayur segar yang biasa kita beli di toko buah.

Kalau dari hutan, bentuknya dan rasanya manis sekali. Karena saat mengambil, pasti memilih yang sudah cukup matang dan enak dinikmati saat itu juga.

source: web salalona - sayur dan buah dari hutan Indonesia

Tidak ingin kehilangan semua yang alami berasal dari alam kan..sahabat?
Semua nikmat bersihnya udara, iklim yang stabil dan udara yang terasa segar juga hasil alam seperti yang bisa kita lihat di atas, masih bisa kita pertahankan dengan mambantu masyarakat adat untuk keluar dari masalah yang tengah mereka hadapi.

Perjuangan Masyarakat Adat

Krimininalisasi kegiatan berladang

Masyarakat adat terbiasa dengan aktivitas berladang. Kegiatan berladang ini sudah dilakukan turun temurun sejak nenek moyang dan hari ini oleh pihak-pihak pemangku kebijakan disudutkan dengan masalah penyebab karhutla. 

Padahal karhutla, seperti yang sudah kita pahami adalah ulah dari oknum perusahaan besar yang ingin membuka perusahaan sawit. Perusahaan perkebunan sawit membakar ratusan hektar lahan dan digunakan untuk mengurangi biaya pembersihan lahan. 

Tuduhan ini menjadi polemik berkepanjangan sehingga masyarakat adat dipidanakan dan dijatuhi hukuman. 

source: katadata

Namun, yang perlu dipahami bahwa sebenarnya masyarakat adat memiliki aturan dan tata ruang, seperti contohnya saat mereka memiliki wilayah adat dan dengan wilayah tersebut dibagi menjadi beberapa bagian, yakni hutan rimba, hutan larangan, hutan produksi, hutan perkampungan, dan pekuburan. Masyarakat adat tidak akan melakukan di luar ketentuan adat seperti berladang di hutan larangan.

Penggusuran wilayah adat

Pemerintah dengan berbagai program pembangunannya secara yuridiksi mampu menggusur hutan adat dari para masyarakat adat. Berbagai hal-hal baik ditawarkan agar masyarakat ini berpindah tempat dan hutan tempat mereka tinggal dijadikan lahan untuk pembangunan program pemerintah.

Masyarakat adat yang tidak memiliki kekuatan hukum pun tidak mampu memberikan pembelaan terhadap wilayah adat mereka. Sehingga bisa dilihat alam dan hutan Indonesia pun pada akhirnya menjadi laha-lahan terbuka yang tidak lagi memiliki kemampuan sebagai paru-paru dunia.

Apa yang bisa kita lakukan untuk masyarakat adat ini?

Bisa, kita bisa sekali membantu masyarakat adat ini agar tidak kehilangan apa yang telah mereka miliki sebelumnya dengan cara mensahkan RUU masyarakat adat.

Yuk, bantu bersama Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) untuk turut mendorong pemerintah agar tidak setengah-setengah dalam mensahkan UU Masyarakat Hukum Adat yang sangat dibutuhkan untuk menjaga alam dan hutan di Indonesia. Undang-undang ini diharapkan juga memiliki impact yang besar untuk mengakui, mengatur, dan melindungi masyarakat adat. 

Undang-Undang Masyarakat Hukum Adat ini bisa memiliki kekuatan di hadapan hukum yang berlaku di Indonesia menjadi dasar pengakuan masyarakat adat di muka hukum.

Yuk, sahabat..
Kita bantu dengan apa yang bisa kita lakukan sebagai blogger dan influencer. Tanpa masyarakat adat, tentu kita tidak bisa mempertahankan budaya, adat, seni tari, bahasa dan bahkan kelestarian alam Indonesia.

With love,