Resensi Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan
Bismillah,
Resensi Lengkap Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan.
Hola sahabat lendyagasshi.
Bagiku membaca buku, menonton drama atau film Korea itu gak bisa dipaksakan. Semua datangnya dari panggilan hati. Kalau hanya mengikuti tren, ya..bisa aja sih, karena aku pun suka begitu, tapi biasanya.. hasilnya tidak maksimal.
Jadi alasanku membaca buku yang satu ini adalah karena kemarin sempat merasa kurang nyaman dengan kondisi yang aku alami. Dan solusinya adalah mencari buku yang aku pikir bisa menjadi self healing-ku.
Dan yah,
sejak membaca buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, aku jadi kembali menata sedikit demi sedikit hal yang perlu aku rapihkan dan membuat time management yang lebih bagus. Mungkin esensi dari membaca buku tidak serta merta kita terapkan, tetapi berpikir dari sudut pandang penulis buku menjadi kita manusia yang bijak dalam menghadapi masalah.
Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan
Data Buku :
Judul : Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan
Judul Asli : Kokoro Ni Oriai Wo Tsukete Umaikoto Yaru Shukan
Penulis : Tsuneko Nakamura & Hiromi Okuda
Alih Bahasa : Faizal
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2018
Tebal : 154 halaman
ISBN : 9786020646879
Harga : Rp 80.000,-
Resensi Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan
Bab 1 : Apa Tujuan Bekerja?
Bab 2 : Tidak Menaruh Harapan Memungkinkan Untuk Melakukan Hal Baik
Bab 3 : Daya Tarik Hubungan Manusia
Bab 4 : Kembali Menenangkan Hati
Bab 5 : Cara agar Bisa Menjalani 2 Hal Seimbang
Bab 6 : Cara Hidup "Tenang" Sehari-hari
Baca per-bab Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan di
https://bacaan-lendyagasshi.blogspot.com/
Melalui buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, kita semua diajarkan untuk hidup secara ringan, tidak terikat degan beban pikiran apapun. Ya, tentu manusia selalu merasa overthinking terhadap segala sesuatu. Namun tetap pada keyakinan bahwa
Manusia selalu mencari orang untuk berbagi kesedihan dan penderitaan.
Namun pada dasarnya, manusia itu sendiri jua-lah yang harus menghadapi sendiri.
Kutipan Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 145
Tidak ada yang benar-benar bisa menjadi tempat bergantung 100% ketika kita ada masalah. Ini menurutku relate sekali dengan QS Al-Insyirah : 8
وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ
"..dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."
Meski memang Penulis tidak menuliskannya secara gamblang, tapi aku setuju dengan pernyataan beliau. Dan pada dasarnya, hidup adalah bagian dari berkompromi dengan yang namanya kesedihan, kekhawatiran, kesepian dan penderitaan dalam hati.
Setiap Manusia Memiliki Emosi
Di dalam bab 6 Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, Dokter Tsuneko menekankan bahwa jika ingin memiliki hubungan yang tenang dengan orang lain, maka setarakanlah diri dengan orang lain. Jangan ada perasaan suka atau tidak suka. Sehingga orang pun merasa nyaman berinteraksi dengan karakter orang seperti ini.
Menyeimbangkan hubungan antar manusia ini tentu tidaklah mudah apalagi tanpa keterkaitan emosi. Maka, ketika kita sudah merasa sebal, kecewa atau sedih terhadap seseorang, itu berarti adanya hubungan jalinan emosi di sana. Solusinya dari Dokter Tsuneko adalah jangan menjalani hubungan yang terlalu dekat.
Baca Juga :
Orangtua Sumbu Pendek, Sayakah?
Mad For Each Other : Drama Kesehatan Mental
Karena setiap orang memiliki sisi baik dan sisi buruk. Ketika hanya mengetahui sisi baiknya, maka hubungan akan berjalan baik dan menyenangkan. Namun, ketika mengetahui dan bersentuhan dengan sisi buruk orang lain, maka hal yang terjadi adalah kita merasa marah, sedih bahkan kecewa.Agar tidak mengetahui hal-hal tersebut, maka ciptakanlah batas dan garis yang tegas.
Standart Kebahagiaan
Manusia makhluk egois, karena selalu menetapkan standart begini dan begitu dalam kehidupan mereka. Dan paling banyak orang menetapkan standart bahagia bila seseorang itu memiliki harta yang banyak.
Cukuplah menjadi pribadi yang mampu menerangi satu sudut di lingkungan tempatmu tinggal.
Cukup saya bisa menerangi orang-orang yang ada di sekitar saya dengan cahaya hangat sekalipun cahaya tersebut adalah cahaya yang kecil.
Kutipan Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 146
Untuk dapat memulai menerangi sudut kecil tersebut, maka mulailah dengan bertanya "Siapa saya" dan "Apa yang bisa saya lakukan?". Dengan memulai dari hal-hal kecil, maka apapun yang kita lakukan nantinya akan terlihat karakteristiknya masing-masing. Jangan pernah membandingkan dengan orang lain karena itu tidak akan membantu.
Dokter Tsuneko sebagai psikiater tidak memiliki keahlian khusus dan kemewahan apapun. Namun, pekerjaannya terus saja dibutuhkan tenaganya karena bukan tujuan besar yang menggerakkan beliau, namun menjadi cahaya di sudut lingkungan tempat beliau berada.
Kepuasan manusia terhadap sesuatu hal tidak dipengaruhi oleh orang lain.
Dan tidak ada ketentuan kita harus menjalani hidup seperti standart orang lain.
Kutipan Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 148
Bulatkan tekad bahwa ini kehidupan saya dan tidak ada seorang pun yang bisa menjalani selain saya. Sehingga, stop berpikir ingin menjadi orang lain dan jangan dipermainkan oleh standart orang lain.
Point Penting Dari Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan
Tugas kita di malam hari hanyalah tidur nyenyak
Terima hal-hal kecil, maka kebaikan kecil akan menyebar
Akan lebih bahagia jika kita tidak berpikir bahwa hidup harus bahagia
Menyerah bisa jadi memperjelas jalan hidup kita
Pilih, mana yang harus dipikirkan saat ini dan mana yang tidak perlu dipikirkan
Saat fisik dan hati sedang lelah, jangan melakukan sesuatu yang menambah beban
Jalin hubungan yang memungkinkan kita nyaman saat harus memperlihatkan kelemahan kita
Memahami sifat diri - apa yang disukai dan apa yang tidak disukai - lebih penting daripada membangun percaya diri
Kesimpulan
Buku yang akan sangat membantu sahabat lendyagasshi ketika mengalami hari yang berat. Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan akan menuntut sahabat lendyagasshi untuk berpikir lebih sehat dan sesimple minum teh hangat di pagi hari akan membuat mood baik di sepanjang hari.
Tentu setiap manusia memiliki impian dan masalah yang harus dihadapi setiap hari. Perjuangan hidup setiap manusia pun tidaklah mudah. Namun ingat bahwa fokuskan pada momen saat ini dan bersungguh-sungguhlah. Ketika sudah maksimal melakukan apa yang kamu bisa tanpa tuntutan apapun, maka perlahan hasil akan terlihat, terlepas dari bagus atau tidak bagusnya.
Tidak masalah jika tidak memuaskan, toh di dunia ini tidak ada yang sempurna.
...daripada frustasi mencari kesempurnaan, lebih baik terus melanjutkan meskipun kondisi sedang tidak bagus.
Kutipan Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 99
Secara keseluruhan, buku ini aku beri bintang 4/5, karena pembahasannya lengkap. Dari mulai menghadapi lika-liku di dunia kerja, di dalam rumah tangga (bersama pasangan), dalam pengasuhan anak hingga menjalani hidup sehari-hari di masyarakat.
Tidak ada kesan menggurui sama sekali dan membaca penuturan Dokter Tsuneko kepada penulis membuat kita merasa sedang benar-benar mengobrol dengan sosok sederhana seorang Dokter yang hingga usianya sudah 88 tahun kini, masih terus mengabdikan dirinya untuk masyarakat di rumah sakit di Jepang.
Sebanyak apapun waktu dan usaha yang dicurahkan, sebanyak apapun uang yang diberikan, anak-anak akan merasakan jika itu dilakukan demi gengsi dan pergaulan orangtua, bukan sebuah ketulusan dalam membesarkan mereka.
Kutipan Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 111
Sekian resensi Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan. Semoga bermanfaat dan bisa menenangkan hati sahabat lendyagasshi yang sedang membutuhkan self help, self healing dan self love yang layak sahabat dapatkan dari diri sendiri.
Semangat Membaca, sahabat lendyagasshi.
With love,
Waah, bukunya bagus bangeet, dari review-nya aja saya udah dapat banyak nasehat yang bagus, seperti manusia tidak ada yang sempurna, dan berusahalah memberi terang walau sedikit...
ReplyDeleteJadi dapat pencerahan kalau mau bahagia itu tidak selalu bernilai harta banyak sebagai patokannya ya
DeleteJadi penasaran, bertebaran quote yang mengena banget yah. Emang sih standar bahagia orang kebanyakan kalau bergelimang harta. Padahal, kesehatan keluarga, teman yang baik, keluarga yang support itu juga kemewahan dan rejeki. Ngga melulu soal materi. Dan jangan lupa bersyukur tanpa membandingkan hidup kita dengan orang lain sih ya.
ReplyDeleteWah bagus teh bukunya.
ReplyDeleteDari judulnya saja sudah terlihat KLO buku ini punya banyak hikmah yg bisa didapat oleh pembacanya
Jadi pengen baca juga
Aku udah lama engga baca buku nih. Baca review buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan' jadi semacam motivasi gitu ya, hidup engga maksain...Dikelilingi sahabat dan keluarga aja udah bahagia banget...
ReplyDeleteLuar biasa mbak lenchin menghayati bukunya banget ya. Pasti bukunya sebagus itu. Iya nih, manusia-manusia overthinking kayak aku butuh baca buku-buku model gini kayaknya. Mau baca buku macem-macem aja overthinking, yaelaahh diriku..
ReplyDeleteYa ampun saya sangat tersentuh dengan kalimat tugas kita malam hari ialah tidur nyenyak. Sementara saya huwaa... Jangankan tidur nyenyak yg ada malam justru jadi waktu buat menyelesaikan dateline. Sungguh bertolak belakang. Bagaimana mau bahagia, coba ya?
ReplyDeletewah buku yang menarik nih terutama kalau kita sudah mulai merasa terlalu overthinking dengan kehidupan ini.
ReplyDeleteAlias overthinking ya mba? hehehe.. bener banget sih, justru overthinking itu yang bikin hidup kita seperti penuh masalah. Meskipun iya sih manusia ngga akan luput dari masalah hidupnya itu. Jadi pengen ikutan baca bukunyaaaaa
ReplyDeleteAku termasuk manusia overthingking sih, apalagi kalau udah kambuh ngga enakannya. Beuh, segala yang ngga penting jadi kepikiran. Kayanya perlu baca buku ini deh.
DeleteLove banget deh sama isi buku ini. Terutama tentang tugas kita di malam hari itu hanya tidur. Bukannya overthingking yang akhirnya bisa bikin insomnia.
ReplyDeleteDari judul bukunya udah menarik banget, pas baca poin-poin bahasannya kayaknya aku harus baca buku ini full deh.. Makasih resensinya mbak, jadi tau ada buku ini..
ReplyDeleteWah menarik nih kak bukunya, hidup itu simple sesimple minum teh di pagi hari agar mood up kembali, sesederhana itu agar bahagia dan damai.
ReplyDeleteaku pinjam buku inii di ipunas dan masih antri huhuhu sedih deh banyak peminatnya berarti. membaca ulasan ini makin pengen segra pinjam hiks ..ya iy akdang kita terlalu membuat standart yang itu keras buat diri kita ya ..ah memang deh harusnya kita bis ahodup santai ya tanpa masang standart yang bikin ribet hahaha
ReplyDeleteMemang ya membaca buku bertema seperti ini tuh kayak yang mengajak kita kembali merenung berpikir, untuk apa kita hidup? Jalani aja di depan mata gak perlu berekspektasi berlebihan
ReplyDeleteSudah lama nggak baca buku dengan tema seperti ini setelah Ikigai yang belum juga tuntas saya baca. Bisa nih masuk daftar buku yang harus dibeli. Terima kasih resensinya, Mbak Lendy.
ReplyDeletewow menarik nih bukunya, terima kasih rekomendasi buku baru kak, sudah lama ga cari cari buku selama pandemi di rumah saja. Ini yang di cari Damai tanpa berpikir lebih
ReplyDeleteIya Teh, adakalanya saat mengetahui sisi buruk seseorang bikin menjauh.
ReplyDeleteBuku yang mengena dan menginspirasi agar bisa berdamai dengan keadaan yg tak terduga
Hati jadi adem setelah membaca resensi buku ini kak. Kadang sebagai wanita kita sering menghabiskan energi demi emosi sesaat. Apalagi jika dihadapkan dengan kebutuhan yang makin banyak, ditambah tuntutan permintaan anak yang belum bisa dipenuhi, sementara target kita tidak sesuai ekspektasi. Ya tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kalau kita terus mengejar keinginan yang belum terpenuhi tanpa memandang kemampuan kita, rasanya hanya emosi yang menghantui kita. Memang kita harus berdamai dengan keadaan supaya tenang dan hidup pun tanpa terbebani.
ReplyDeleteSetiap manusia memang punya ambisi yang ingin dicapai. Namun kembali lagi, tidka semua impian bisa diraih, karena semua manusia tak ada yang sempurna.
ReplyDeleteMakanya beberapa tahun ini, saya pun, saya coba enjoy menikmati hidup, Mbak. Kejar target yang di depan mata dulu dan bisa dikuasai. Biar tidak terus menyalahkan kemampuan diri sendiri.
Pandemi ini begitu banyak memberikan pelajaran hidup. Baik tentang keikhlasan hingga menerima segala kendala yang terjadi.
ReplyDeleteTahun lalu aku juga terkena dampak PHK. Hidup yang biasanya bergelimang harta krn gaji penuh, skrg hrs mengais2 rezeki yg buat makan sebulan aja kadang ga penuh.
Beruntung aku msh pny orangtua. Bs kembali ke tengah2 keluarga bikin hati bahagia. Walau dgn rezeki seadanya, aku menerima apapun jg, asal halal dan berkah.
Wah ini cocok banget buat yang suka overthinking. Sering bgt keriweuhan hidup kita itu dimulai dr pikiran sendiri. Khawatir dibilang begini begitu dan disetir sama standar orang lain. Ahhh, pengen baca juga biar makin damai hidupku ini.
ReplyDeleteBener banget dehh, mikir berlebihan itulah yang kadang nimbulkan banyak penyakit hati dan pikiran untuk diri sendiri, aku blm pernah baca buku iniii, jadi penasarann
ReplyDeleteHidup damai tanpa berpikir berlebihan. Bukan berarti hidup yang slow aja tanpa tujuan apapun ya, Kak. Hehehe
ReplyDeletesaya suka banget dengan jenis buku-buku seperti ini mba Lendy, menambah ketenangan hidup, dan akhirnya bisa mengerem ambisi diri yang kadang berlebih
ReplyDeletebagus banget nih bukunya, self help dan self healing tuh skill penting jaman now dimana beban hidup semakin menjadi-jadi ya, terkadang tekanan peer group memang luar biasa sih jadi yang tadinya kita merasa hidup kita oke2 aja, tiba-tiba kadang merasa kurang
ReplyDeleteBuku yang bagus ini, mungkin dengan baca ini hati saya bisa sedikit tenang dan gak bandingin standar kebahagiaan dengan orang lain, krn kebahagiaan orang berbeda2
ReplyDeletewah udah lama banget ga baca buku seperti ini, aku jadi ingin coba baca juga nih teh
ReplyDeleteKalau aku simpulin dari tulisan review buku ini, intinya kita nggak usah mikir complicated sama apa yang terjadi nanti ya. Hiks, buat aku memang agak susah untuk itu. Kalau ada yang nggak pasti, akunya suka overthinking sendiri.
ReplyDeletejadi poengen baca lengkapnya nih :) memang yaaa.. overthinking tuh bikin makin rumit tapi ya gimana hehe.. kudu banget nih dilatih pikiran biar agak santai hidupnya hihi
ReplyDeletekata-katanya makjleb banget, tapi aku suka. jadi pengin baca keseluruhan bukunya, pasti untuk healing sangat bagus
ReplyDeleteHidup tanpa berpikir literally nggak bener-bener bodo amat ya kak. Maksudnya, berpikir dengan sudut pandang berbeda supaya mendapatn ketenangan pikiran selama menjalani hidup
ReplyDelete