Tergoda Podcast
Bismillah,
Kaya aku niih... kemarin baru aja pulang dari Lembang dan ketika buka IG, langsung disuguhi materi menarik dari akun IG @podcasterID yang memang sangat disarankan untuk ikut kalau memang ingin serius di dunia Podcast.
Bagiku, yang merupakan Podcaster pemula dan masih malu-malu kucing, tentu berasa berada di lautan yang luas tanpa tahu arah. Dan alhamdulillah, materi IG Live bersama kak @suara.puan sangat membantu sekali menerawang menyelami diri sendiri.
Sebenarnya dibilang mendadak, gak juga siih... Sejak kapan hari uda pengeeen banget update podcast aku yang berjamur. Heuheuu~ Sejak tanggal 22 Desember 2020 doonk, belum update lagi sampai sekarang. Padahal dengan bikin podcast ini, aku jadi merasakan kelegaan yang luar biasa. Hehhe... ((efek ngomel yang istilah kerennya "monolog"))
Resolusi menahun itu selalu : Baca buku dan ikutan challenge IG @oneweekonebook untuk selalu tracking sebanyak apa aku baca buku dalam satu tahun itu. Karena nyatanya, udahlah baca apps baca buku e-book di handphone, tapi hanya berakhir dengan mengincipi beberapa halaman di awal, tanpa benar-benar habis dibaca.
Nah, kali ini aku terinspirasi dari Klub Buku KLIP yang memiliki program sehari baca 15 menit dan di review di blog untuk buku yang berhasil di selesaikan, juga dari podcast Om Rane, @KepoBuku. Di sini Om Rane ngobrol ringan mengenai buku bersama sahabat-sahabatnya. Seru banget siih..
Akhirnya, aku bikin lagi niih... podcast Bacaanlendyagasshi. Tujuannya tentu membantuku mengingat kembali buku atau bahkan nanti aku bikin per-bab, agar berikutnya kalau lupa jalan ceritanya, aku bisa kembali mendengar podcastku sendiri. Ini baru ide siih...belum jalan.
Tapi in syaa Allah sudah ada beberapa agenda Blogtour dan Giveaway buku dari beberapa sahabat penulis fiksi dari Drakorclass team.
Jadi, gimana ceritanya bisa tergoda Podcast?
Tergoda Podcast
Ya, memang pesonanya buat sebagian orang mungkin tidak se-blink-blink kala menjadi youtuber yaah... Tapi bagiku yang susah sekali menunjukkan visual, mungkin karena aku orangnya ekspresif siih.. Jadi kalau ada orang ngomong apa, pasti langsung kebaca dari ekspresi wajahku. Aku senang, sedih, bahagia, over reacted banget untuk semua hal.
Lalu, setelah berkenalan dengan dunia podcast dan paling seneng dengerin podcastnya Nycta Gina sama suaminya, Kinos juga podcast Om Rane yang memang basically berasal dari penyiar radio, aku jadi menantang diri sendiri kembali. Bisa gak, aku membangun podcast dari hal-hal yang aku sukai?
Pesan Om Rane saat mengikuti serangkaian Festival Literasi Digital 2021, alhamdulillah banget aku yang menjadi moderator untuk acara yang bertajuk "Rahasia Kunci Channel Podcast yang Ramai Dikunjungi Audiens" adalah semua orang bisa memulai podcastnya sendiri. Jangan khawatir suara cempreng karena itu adalah hal yang biasa bagi pemula. Kita hanya tidak terbiasa dengan suara kita sendiri.
Yang Perlu Diperhatikan saat Podcast :
Disadur dari blog om Rane https://suarane.org yang juga materi saat Ultah KEB ke-9 tahun yaitu :
Tidak ada suara yang jelek, yang ada adalah suara yang tidak terlatih.
Apa itu suara yang terlatih?
- Intonasi
- Artikulasi
Kedua hal ini yang sering kita lakukan tanpa sadar. Bahwa, seorang Ibu itu lebih banyak melatihkan intonasi dan artikulasi ketika sedang marah. Semua kata-katanya jelas dan tinggi-rendahnya suara pun, ada. Maka, ketika membuat Podcast, agar menarik, gunakan kedua hal tersebut.
Yuukk, bangkit kita, 화이팅~
Contohnya, Rintik Sedu, yang merupakan #1 Podcast. Sang podcaster hanya menggunakan gadget sederhana dan dengan cara menginstal juga merekam di Anchor. Iya, sesimple itu aja siih...
Karena aku senang dengan drama atau film Korea, tentu podcast dan blogku seputaran hal yang aku senangi. Karena dengan begitu, keluarnya lebih mudah dan terasa gak ada beban. Bahagiaaa banget kalau uda beres nge-podcast tema yang sudah aku tulis.
Menulis Untuk Telinga
Materi ini disampaikan oleh kak Stefani dari podcast @kata.puan bahwa tujuan membuat podcast adalah ingin didengar. Sehingga ketika membuat podcast perlu sekali untuk menuliskannya terlebih dahulu. Paling enggak menuliskan point-point yang ingin dibicarakan sepanjang podcast berlangsung.
Kalau uda jago banget dan megang banget materinya, boleh-boleh aja gak pakai bahasa tulisan. Dan yang pasti, skills seorang podcaster itu adalah mampu membawa suasana juga mengajak audience seakan dekat dengan sang podcaster.
Manfaat Menulis Untuk Telinga :
Menulis untuk telinga ini tidak harus dilakukan dalam bentuk yang panjang lebar seperti esai dan menggunakan bahasa baku, karena kenyataannya saat direkam di podcast, kita kembalikan lagi ke gaya bahasa masing-masing. Dan jangan takut untuk melakukan improvisasi atau refrase kalimat yang sudah kita tulis agar podcast menjadi lebih menarik.
Bagi yang penasaran dan ingin memulai podcast, kebetulan banget sedang dibuka kelas Siberkreasi untuk pemula dan masterclass. Sahabat lendyagasshi bisa banget mempelajari seluk-beluk podcast bersama sahabat podcaster seluruh dunia (karena banyak juga yang berdomisili di luar negeri loo... dan join di grup Podcaster ini.
Skuy, daftar.
Dan kita mulai berlatih menulis dengan suara.
With love,
Anakku tuh selalu dengar cerita dongeng anak pakai podcast di Spotify, terus efek waktu kemarin KEB Festival Literasi Digital tentang Podcast jadi pengen mencoba bikin deh.
ReplyDeleteAsik yaa, kalo dengerin dongeng dengan suara yang enakeun jadinya nyaman banget dan ketagihan.
Deletesejak 2 yang lalu aku tertarik buat bikin podcast tapi ya gitu deh teh, cuma tinggal wacana hhahaha tapi buat teteh kudu semangat ya :)
ReplyDeletedengerin podcast diperjalanan memang nyenengin teh, biasanya podcast yang aku dengerin itu podkesmas wah ini bisa ketawa2 sendiri hahaha, sama kajian
DeleteAku tuh termasuk kalau ngomong belepotan, dan bingung aja apa yang mau diomongin. Makanya belum sekalipun buka akun di podcast. Padahal baik juga yang untuk melatih diri. Terus baca buku, hahaha, rasanya sudah bertahun-tahun tak bersentuhan dengan buku. Parah banget deh aku, Mbak Lendy :)
ReplyDeleteSaya tuh pengen belajar Podcast tapi kenapa kalo habis merekam suara berasa capek luar biasa ya .... wkwkwk ... kayaknya karena kurang terlatih ya Mbak Len?
ReplyDeleteaku udh pernah punya chanel podcast sktr 2 thn lalu, namun belom aktif lagi. Karena masih bgung soal tema di podcast chanel aku. Krn podcast punya keunikan tersendiri
ReplyDeleteTes komen
ReplyDeleteAku juga hadir nih pas om rane berbagi soal podcast, sebenernya pengagum beliau adalah paksu. Makanya aku dukung terus podcast @keluarrumahproject
ReplyDeleteudah lama aku ngg update podcast aku nih.. sayang memang tapi maauuu aaah diupdate segeraa
ReplyDeleteyang pasti aku sekarang menghadapi kehebohan management waktu. Pengenkerjain semua tapi WFH malah makin gilaa kesibukannya
DeleteAku masih wacana pengin bikin podcast. Baru ada akunnya doang. Padahal udah buat konsep untuk temanya. Tinggalkan action. Aku masih belum menemukan kepercayaan diri.
ReplyDeleteAku sempat ikut nih jelasnya tapi nggak sampai selesai dan bikin tugas huhu sepertinya belum siap bagi waktu lagi buat podcast..
ReplyDeleteMenulis untuk telinga ini dalam banget pesannya. Kita yg bloggers yang biasa ngacapruk lewat tulisan, sekarang ditantang supaya tulisan kita itu bisa divaca telinga ya... Nah lho caranya itu tuh yg berat, hehehe
ReplyDeleteaku salut sama yang bikin podcast teh, suaranya kok bisa empuk2 ya, dan cara berceritanya kayak lagi ngomong sama orang :) keren
ReplyDeletemakin banyak platform yang harus dikuasai blogger tapi kaya over whelming gitu teh, aku aja cuma bikin dan belum sempet bikin konten lagi.
ReplyDeleteAhahaha iya nih yang kadang bikin khawatir gak cuma cempreng tapi medok wkwkwkw
ReplyDeletePdhl sebisa mungkin diilangin kalau bikin video atau rekaman tetep ada.
Semangat bikin podcastnya mbak Lendy :D
Karena belum sekalipun berkenalan dengan Podcast, emang butuh peralatan juga selain mic ya Mbak? Soalnya saya baca "yang mahal-mahal", berarti ada beberapa alat yang kita butuhkan. Kirain cuma hp dan mic saja :)
ReplyDeleteTeh Len, makasih yaa sharingnya. Aku tertarik podcast euy tapi rekam saat hening yg aku belum punya waktunya nih. Noted. Di rumah udah ada mic,pak suami beli. Dia sama anak2 suka rekam saat mau tidur 😆 podcastnya mereka
ReplyDeleteBikin Podcast di Rumah tanpa Studio khusus memang penuh tantangan ya Teh, beneran sih harus dinikmati aja dulu karena akan ada saatnya Anak-anak nan ceria itu tidur. Tapi trus kitanya ngantuk, gak jadi recordingnya, haha.
ReplyDeleteNah iya kayaknya aku kurang pede sama suarauku teh,, dah gitu pasti retake terus.. �� mau sebenarnya sih lagi ngumpulin nekat dulu njh
ReplyDeletenoted: tidak ada suara yang jelek, yang ada suara yang tidak terlatih!
ReplyDeleteDan bener jika mesti di tempat sepi ngrekamnya...jangan sampai pas tukang tahu lewat atau anak teriak..Atau kalau eggak pas malam hari ngepodcastnya ya, Teh
Go Go Go aku suka suaranya Lendy kog, enak banget ga cempreng makanya cocok kalau jadi padcaster. Wah ada komunitasnya juga ya, ga mau kalah sama Emak Blogger hehe. Terimakasih ya sudha berpartisipasi di FLD kemaren, semoga poadcast nya makin rame dan bermanfaat.
ReplyDeleteSemangat kak podcastnya semoga bisa menghasilkan banyak podcast yang menginspirasi ya, jujur aku sih belum pede dan agak pabalieut klo ngomong kata bahasa sundanya mah hehe.
ReplyDeleteSemua perlu latihan dan makin sering latihan, disitulah belajarnya ya teh. Aku awal awal dulu pernah bikin podcast, tapi ya cuma kepingin tahu aja, dan belum berani ngerutinin, karena yang lainnya juga masih terseok seok. Hehehee
ReplyDeletejaman sekarang nih podcast emang lagi naik daun ya maaaak.. Tapi aku ga pedeih mau mulai podcast. bingung juga dong mau ngomongin apaaa.. wkwkwkwk. magats terus ya mak lendy ngepodcastnyaaa.. kalo tinggal lanjutin aja pasti bisa siiihhh, yang penting semangaaaat
ReplyDeletemenarik yaa memang menulis untuk telinga ini alias bikin konten podcast, punya tantangan sendiri beda dibanding ngeblog pastinya
ReplyDeleteAku juga bikin podcast nih tapi sementara ini buat sendiri dulu hahaha. Ternyata chalenging banget ya bikin podcast hahaha
ReplyDeleteMantap sayang. Bener2 produktif deh kamu.
ReplyDeleteBlognya selalu update, sekarang aktif lagi di podcast.
Sukses selalu yaa
gara2 pak rane aku juga jadi pengen ngulik2 podcast, mba. nanti deh lihat2 dulu soalnya kudu bagi waktu yaa bikin konten di beberapa channel
ReplyDeleteAsyik jadi podcaster nihh...aku tuh pengen jajal jadi pengisi suara kayaknya menarik dan seru hehe
ReplyDeleteAku kurang cocok sbnrnya Ama podcast ini :D. Alasanku hanya mau ngeblog, sbnrnya Krn ga terlalu suka bicara seperti itu :). Dari dulu aku tipe yg LBH suka ungkapin semuanya dgn kata2 drpd bicara. Nelpon aja ga seneng hahahaha. Kalo suami udh nelpon duuuh secepet mungkin selesai deh. Kalo panjang, chat aja wkwkwk.
ReplyDeleteTp bukan berarti aku ga suka dengerin. Podcast nya om Dedy Corbuzier aku suka bangeeeet :D. Bisa yaaa dia bikin pendengar betah sampe abis. Temanya asik dan dia juga ngebawain dengan asik :D. Kalo yg begitu aku seneng. Tp podcast yg di Spotify, aku ga terlalu sreg. Blm nemu yg pas :)
Aku belum pernah ikutan udah batch 3 aja nih
ReplyDeletePengen suatu saat ikutan cuap-cuap ngepodcast tapi di rumah masih ikut mertua dan sedang pada sakit jadi kurang enak bercuap-cuap hahaha nggak nyaman gitu.
Semoga bisa belajar podcast someday.
dari dulu aku juga mau bikin podcast tapi belum kesampaian karena waktunya masih lomba-lomba dengan yang lainnya, mudah-mudahan suatu hari nanti bisa belajar podcast dab bisa bikin podcast
ReplyDeleteUntuk sementara aku masih mencoba di dubber, perkara teknisnya udah ada yang nanganin karna ini proyek bareng temen. Ada juga sih keinginan berpodcast ria. Tapi terhalang masalah teknis. Kayanya nggak asik kan kalo ngepodcast tapi sepi-sepi aja, nggak ada efek suara apa gitu, backsound. Kalo ikut pelatihan di Siberkreasi mungkin ada solusinya nih.
ReplyDeletePodcast memang cocok banget sih buat kreator yang ekspresif. Sedari dulu pengen buat podcast tapi belum jadi nih, kurang pede... padahal dulu waktu kuliah ada mata kuliah program siaran radio... untuk awalan sepertinya perlu banyak belajar dulu ya... Semoga suatu saat nani aku berani membuka media podcast diriku sendiri
ReplyDeleteInspiratif bener dirimu ya ..terpacu akutu, rutin blogging udah, duh mesti rajin lagi nih baca buku yang dah beberapa waktu numpuk enggak kesentuh..dan podcast ulala, aku masih jadi pendengar belum pelakunya. Semangaat!
ReplyDeleteMahhh aku blm bisa tuh memgatur intonasi dan srtikulasi agar suara yang keluar tuh sesuai dengan ekspresi atau suasana hati. Kadang jadi flat aja gitu, gak ada rasa. Jarus banyak belajar lagi
ReplyDeleteApa cuma aku tim yg suka dengerin orang podcast tapi ga pede buat ikutan bikin. Makanya seneng banget nih dgn org2 yg bisa memberi inspirasi dan banyak sharing lewat podcast. Apalagi ke depan podcast pasti lebih banyak dilirik utk menyuarakan sesuatu
ReplyDeleteaku buat podcast sekali doang trus ga lanjut lagi. Suka bete deh mbak soalnya kan udah merekam cerita ya di HP trus waktu mau post ke apps-nya, error melulu. Dia mintanya langsung record di apps sementara aku ngomongnya masih salah-salah.
ReplyDeleteAduh, jadi keingetan tahun lalu. Aku nyoba bikin Podcast. Dan huhu, suara cemprengku rasanya annoying banget. Tapi aku kepengen banget deh bisa. Walopun mungkin kontennya bukan yang berguna buat banyak orang, setidaknya bikin hati plong dengan ngeluarin unek-unek.Daftar aaaah...
ReplyDeleteIya seru banget nih acaranya Apalagi aku pun kepengen kemarin nggak sempat daftar jadi pengen ikutan kapan-kapan
ReplyDeleteKapan itu ngerekam suara, niatnya mau bikin podcast khusus sirah shahabiyah tapi kemudian geli dengar suara sendiri 😄😄😄
ReplyDeleteLendy aja masih mnalu-malu apalagi aku yang suaranya gak jelas gini makanya belum berani bukin podcast. Tapi mau juga sih nyobain lama-lama jadi tergoda juga ya. Belajar mumpung dibuka kelas podcast ya
ReplyDeleteSenada dengan mak Irul, sampai saat ini masih belum PeDe ngedengrin suara sendiri, saat bikin konten di YT nyoba ngasih rekaman suara, hasilnya auto ketawa sendiri dan auto delete lagi.
ReplyDelete#sudah install aplikasi utk podcast, tapi blm nyobain aplikasinya. Mau ahh ikutan kelas podcast nya, semoga bisa menumbuhkan rasa PeDe utk aktif nge-podcast
Aku pernah dengertin podcastmu yang di Youtube itu uni, jernih asik suaramu bikin betah dengerinnya. Ilmunya terkoneksi dengan baik ya Un. AKu belum belajar main podcast
ReplyDeleteDuluuuu pernah ingin jadi penyiar, nah dg adanya podcast ini seoertinya bisa terwujud cita2 lama ini ya.. tapiii..kok moodnya gak muncul2 utk memulai ya..hiks..
ReplyDeletehihih saya juga Kak, gak PD banget dengan suara sendiri yang kata rangorang dekat cempreng ini, huhuh.. makanya masih lebih suka nulis dan upload foto sih daripada cuap-cuap depan kamera ataupun mic :D
ReplyDeletetapi harusnyaa sih berani tuk mencoba yang baru yaa, seperti podcast ini :)
Baiklah setelah membaca tulisan ini, saya jadi yakin bahwa suara saya nggak cempreng...hanya kurang terlatih 😅
ReplyDeleteSaya seneng dengerin podcast, dan rasa2nya saya tipe orang audio soalnya belajar lebih baik dengan mendengar.
Nah ini dia yang di cari2..kelas podcast.. kayaknya aku baru tau disini ada loh...bisa melatih ngomong juga ya.. mau ga mau harus belajar kalau mau terdengar enak
ReplyDeleteAku belum pernah nyobain podcast sih, mbak. Asli nggak pede kalau harus ngomong kayak gini. Mana aku kalau ngomong juga belepotan. Heu
ReplyDeletehore nemu blogger yang punya podcast juga, hihi. kayaknya udah banyak yaa skarang yg pada bikin podcast..
ReplyDeleteaku setuju sih sama teh lendy, blogger emang kudu menguasai banyak hal, biar nggak flat, apalagi di era digital seperti sekarang ini. Aku pun ikutan bikin podcast abis ikutan kelasnya om rane di siberkreasi. Skarang jadi coba dirutinkan untuk buat podcast minimal seminggu sekali.
Hayuk teh, diantos podcast anyarnya
Huhuhu Podcastku apa kabarnya yaa...dari pertama bikin belum update lagi. Padahal awal-awal bikin semangat banget. Jadi kerasa kesentil nih tuk lanjut ngepodcast lagi.
ReplyDeleteSeketika langsung flashback ke acara KEB awal tahun lalu. Aku kenal podcast udah lama, tapi baru beneran buat pas ikut kelas Siberkreasi juga. Rajin awal-awal, sampai hampir tiap hari, terus sekarang? Duh, apakabar? Hihih
ReplyDeleteperpaduan yang ciamik nih yaaa mba kita sebagai blogger juga bisa berkreasi podcast, aku sendiri juga pengen nih, mulai dengan monolog. Betul katamu mba, bikin podcast bisa mengurangi jatah kita nyerocos alias marah-marah merepet ahahhaa
ReplyDeleteAku juga sempat tertarik dengan podcast. namun melihat kesibukan dan proses recordingnya yang "one take" kadang-kadang bikin jiper juga. Dan aku kadang butuh tandem biar obrolan ga lari kemana-mana dan biar ga kesepian aja. Jadinya impian buat bikin podcast ini ya mundur sampai entah kapan.
ReplyDeleteSemangat buat nyemplung ke dunia podcast ya mba.