Deteksi Demensia Sejak Dini
Bismillah,
Namun, sahabat lendyagasshi perlu waspada dengan penyakit yang bernama demensia atau Alzheimer yang kerap menyerang para orangtua. Masyarakat awam menyebutnya dengan pikun. Apakah demensia itu sebenarnya?
Berbahayakah?
Apa yang dimaksud dengan Demesia?
Demensia adalah suatu sindrom gangguan penurunan fungsi otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif, emosi, daya ingat, perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Dementia saat ini berkembang menjadi masalah kesehatan di masyarakat karena peningkatan jumlah pasiennya sangat cepat. Di dunia terdapat 50 juta ODD (Orang Dengan Demensia) dan akan terus bertambah setiap tahunnya sebanyak 10 juta/tahun. Sehingga diperkirakan pada tahun 2050 jumlah ODD akan meningkat sebanyak 3x lipat. Sebagian besar penderita demensia ini berada di negara berpenghasilan menengah dan rendah.
Fakta Demensia yang Berkembang di Masyarakat
Demensia hanya diderita oleh lansia dan menjadi penyebab disabilitas atau ketergantungan terbesar pada usia lanjut. Sebagian besar masyarakat menganggap demensia ini adalah suatu proses menua yang normal dan wajar, sehingga tidak mencari pengobatan. Baru dibawa berobat setelah ditemukan gangguan fisik, kognitif, dan perilaku yang berat sehingga berdampak pada kualitas hidup ODD, keluarga dan pendampingnya.
Sedih yaa..
Apa bedanya Pelupa dan Pikun?
Pelupa adalah adanya gangguan pemusatan perhatian sementara.
Biasanya orang-orang pelupa tetap bisa mengingat hal-hal penting dan pembicaraan tidak terganggu, serta tetap memiliki kehidupan sosial seperti biasa.
Pikun adalah penurunan fungsi kognitif disertai gangguan aktivitas keseharian.
Orang pikun juga akan berkurang kemampuan berbicaranya dan kehilangan minat dalam beraktifitas sosial.
~ Kenali Gejala Demensia/Pikun Sejak Dini ~
Cara Mencegah Pikun :
Siapa yang Beresiko Terkena Alzheimer?
Melalui deteksi dini, penderita demensia Alzheimer dapat lebih cepat ditangani sehingga kerusakan pada otak karena penyakit tersebut dapat diperlambat. Jadi, demensia dapat dicegah dan dapat diobati bila sudah terjadi dengan bantuan tenaga medis.
Mengenai PT Eisai Indonesia (PTEI)
PT Eisai Indonesia (PTEI) merupakan perusahaan farmasi dengan filosofi human health care (hhc) yang telah berkontribusi untuk industri kesehatan di Indonesia selama 50 tahun. Filosofi human health care (hhc) tersebut membuat PT Eisai Indonesia (PTEI) menempatkan perhatian utama pada pasien dan juga keluarga pasien. Hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan manfaat yang diberikan dalam perawatan kesehatan dan memberikan kontribusi yang berarti dalam sistem perawatan kesehatan di Indonesia.
President Director PT Eisai Indonesia (PTEI), dr. Iskandar Linardi, mengatakan, “PT Eisai Indonesia (PTEI) memiliki filosofi human health care (hhc) dan telah berkontribusi dalam kesehatan masyarakat di Indonesia selama 50 tahun. PT Eisai Indonesia (PTEI) berkomitmen memberikan edukasi mengenai penyakit Demensia Alzheimer, terutama karena penyakit ini dapat dideteksi sejak awal sehingga dapat dilakukan penanganan secepat mungkin. Dalam rangka merayakan 50 tahun PT Eisai Indonesia (PTEI), kami bangga bisa mendukung PERDOSSI melaksanakan program kampanye edukatif #ObatiPikun dan mengembangkan Aplikasi E-Memory Screening (EMS).”
Fitur-fitur :
Terdapat direktori dokter yang berisi :
Bagaimana sahabat lendyagasshi..?
Siap mendampingi orangtua hingga masa tua?
In syaa Allah~
화이팅~
With love,
Alhamdulillah beruntung rasanya ikut webinar ini, nambah pengetahuan tentang Alzheimer. Ada aplikasinya juga, keren banget. Pingin nyoba ngecek pake aplikasinya
ReplyDeleteAku sebenarny tergolong pelupa juga sih hehe tapi semoga bukan tanda tanda yaa. Semoga kt semua terhindar dari pikun
ReplyDeleteHoo jadi pelupa sama pikun itu beda ya. karena sama2 "melupakan seusatu" aku pikir sama.
ReplyDeleteArtikel ini mencerahkan banget, jadi tahu perbedaannya dan gimana caranya mencegah pikun
Saya pernah baca, salah satu cara mencegah pikun adalah menulis menggunakan tangan.
ReplyDeleteJadi otak dan otot bekerja. terutama motorik halus terstimulasi.
Sementara sekarang ini sepertinya sudah jarang yang menulis tangan karena era digital, mengetik di laptop atau di hp.
Semoga kita terhindar dari penyakit pikun deh ah.
Menua dengan tetap sehat. Aamiiin
Saya udah gak punya mamah mertua. Masih suka nangis kalau lagi kangen. Karena almarhumah mamah mertua terbaik banget!
ReplyDeleteMamah mertua juga semasa hidupnya aktif. Suka olahraga, bersosialisasi, bahkan masih jualan. Kata mamah mertua, di masa tua harus tetap aktif bergerak. Supayan jangan pikun
Alhamdulillah ortuku juga masih lengkap nih mbak, kalo dari suami tinggal ibu aja. Udah menunjukkan gejala-gejala pikun pula, bisa dicoba nih ya pake aplikasinya
ReplyDeleteSuka sama acara seperti ini, edukatif. Secara, mengenai deensia memang masih butuh disebarluaskan informasinya.
ReplyDeleteTerus terang daku juga masuk golongan yg gampang pelupa pake banget :(
ReplyDeleteTertohok dah, ketika ikutan acara ini.
Bismillah, semogaaaaa daku dan kita semua bisa #ObatiPikun :D
Zaman udah serba digital sekarang, salut sama yang mengembangkan aplikasi tersebut. Jadinya sekarang, siapa saja bisa melakukan deteksi dini meski di rumah aja.
ReplyDeleteAku mengira lupa itu juga termasuk pikun loh, soalnya banyak orang beranggapan hal yang sama. Ternyata pikun ini bisa dicegah ya, kuncinya memang harus menjalani pola hidup sehat ya kak.
ReplyDeleteTernyata kepikunan bisa terjadi pada orang tua maupun muda ya.... bisa diatasi sedini mungkin dg pola makan teratur, gaya hidup sehat, olahraga juga disesuaikan. Dengan gemar nulis semoga kita dijauhkan dr dementia ya mbak aamiin.
ReplyDeleteMama aku sih aku kasih tetris teh, semoga sih ngaruh ya jadi nggak terlalu boring dirumah aja, amit2 ah, semoga orang tua kita sehat2 selalu ya
ReplyDeleteOhhh...
ReplyDeleteBeda ya pikun dgn pelupa...
Baru tahu aku teh...
Thx for sharing, artikelnya sgt bermanfaatt
ibunya kakak ipar kena demensia skrg, nah pa banget buat dikasih tau tulisan ini, kasian kalau inget, ibu udah beneran lupa sama banyk orang, dan memoriny mentok di satu masa tertentu aja
ReplyDeletewalah ... pelupa dan pikun itu dua hal yang berbeda yaa. Noted
ReplyDeletemenulis blog ini sebagai salah satu pencegah pikun, gak sih? atau journaling kali ya? supaya otak terus terasah.
nah, iya ya..
Deleteraji menulis di blog pun bisa jadi salah satu cara untuk tetap aktif berpikir. Apalagi kalau ngeblognya sambil makan coklat.. pas banget tuh..coklat kan punya manfaat melindungi otak dari penurunan fungsi kognitif :)
Almarhumah mamah mertua saya juga beberapa kali berpesan tentang cara mencegah pikun. Katanya banyakin aktivitas, olahraga, dan perhatikan makanan. Makanya semasa hidupnya, almarhumah termasuk yang aktif berkegiatan
ReplyDeleteOrang tua dan mertua saya juga masih pada aktif... Semoga dijauhkan dari demensia ya, untung sekarang udah ada aplikasi screeningnya...
ReplyDeletehabis pemaraparan soal demensia yg bisa kena juga di umur produktif, jadi ngejaga makan sama lifestyle nih mba Len. Semangat juga buat caregiever yg rewang buat lansia
ReplyDeleteJadi memang ada perbedaan ya antara pikun dan pelupa. Papa mertua sepertinya ada tanda-tanda juga mulai pikun, kalau mama mertua masih aktif. Nah, kadang-kadang aku suka lupa juga, contohnya: ke dapur mau ambil piring eh sampai dapur lupa tadi mau ambil apa. Setelah balik lagi ke ruang tengah, baru ingat, oh iya tadi ke dapur kan mau ambil piring. Duh jangan2 sudah mulai pelupa ini.
ReplyDeleteAlat EMS ini bagus banget untuk deteksi demensia secara dini. Btw kemarin acara ini banyak banget dapat info mengenai Demensia Alzhaimer ya mbak.
ReplyDeletewaduh aku masih muda kadang sudah pikun dan lupaaa.
ReplyDeletemenulis dan melukis salah satu caraku sepertinya untuk mengurangi pikun dan pelupaa..
thanks mba sharingnya2nya
Seperti teman-teman yang lain, saya juga baru tau kalau pikun itu berbeda dengan pelupa. Yang penting kita harus menjalani pola hidup sehat ya, agar terhindar dari demensia
ReplyDeleteNgomongin Alzheimer itu rasanya bikin serem ya. Dan iya, sebelom sampai ke sana, kudu dideteksi ya sekecil apa pun gejala pikun. Duh, aku nih mulai banyak lupa. Kudu banyak stimulasi deh biar gak jadi pikun
ReplyDeleteBener banget kak lend. Kd hrs dicegah sejak dini ya mulai dr memperbaiki pola makan hingga pola aktivitas juga. Soalnya akhir2 ini sering pelupa jg. Amit2 kalo tua smpe pikun. Hiks
ReplyDeleteSemoga kita semua dijauhkan dari penyakit demensia. Amin. Melihat penderita diabetes dan lainnya juga beresiko mengidap penyakit pikun, harus lebih hati-hati dan jaga kesehatan.
ReplyDeleteOrtu udah nggak ada, tinggal mertua aja. Alhamdulillah masih sehat semuanya. Tapi biar bagaimanapun harus waspada nih dgn tanda2 demensia...
ReplyDeleteAlhamdulillah masih punya mama, yang aktif dan tukang ngider sana sini, gowees dll, besok ada di jkt, besok ada banjarm besok ada di pasar baru huhuuu. Yang penting bergerak sehat, nah lain sama adiknya nih, yang udah mulai sedikit tanda2 demensia ini.
ReplyDeletePerlu waspada juga ya Len, biar bisa diatasi.
aku baru tau tentang aplikas EMS iniiii. Kayanya berguna banget untuk deteksi dini demensia untuk orangtua yaaaa.. Makasi infonyaaa
ReplyDeletegenetic, are you sure, I am afraid , but i a sure we can get well soon if we stay keep our lifestyle not do waste again
ReplyDeleteNonton webinar ini jadi membuat saya semakin aware untuk persiapan masa tua nanti teh, minimal berusaha mengubah gaya hidup jadi lebih sehat lagi hehe...
ReplyDeleteAku pelupa sering takut kena demensa, banyakin olahraga dan jaga kesehatan ya, penting banget ya untuk deteksi sejak dini gejalanya
ReplyDeletesemoga kita semua menjadi orang-orang yang dihindari dari demensia, dan menulis menjadi salah satu cara agar kita senantiasa mengingat kejadian yang sudah lampau...
ReplyDeleteWah, serem ya mbak. Ternyata pikun bisa menyerang usia muda juga. Harus waspada nih. Otak harus diajak aktif terus ya. .isi TTS sepertinya bagus juga. Tfs mb...
ReplyDeleteMbak saat nonton kajian ilmiah dokter Aisyah Dahlan ternyata l pelupa itu wanita banget karena saking multitaskingnya kita jadi pelupa hahah
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteInsya Allah menemarin orangtua, sambil dari sekarang dijaga agar tidak pikun ya. Jangan pernah lagi bilang pikun itu wajar ya
ReplyDeleteBaru kemarin saya juga dapat materi ini dari sekolah doktor pdikologi mbak. Katanya dimensia atau pikun masih bisa disembuhkan, terutama dengan diberikan stimulasi dan pemberian nutrisi untuk otak. Semakin baik dan tepat makanan bernutrisi untuk kesehatan otak ini diberikan, apalagi dengan stimulasi atau rangsangan yang tepat, insyaAllah bisa menyembuhkan kepikunan
ReplyDeleteYa Allah moga pikun kita nggak parah ya, normalnya aja aamiin
ReplyDeletesoalnya kasihan anak ya ntar kalo kita pikun ehehe, capek jawabin tapi ya jadi kayak anak kecil lagi orangtua kita ya.
Siap mbak! Aku langsung cek aplikasi EMS nih untuk mamaku.
ReplyDeleteWaah ada aplikasi EMS. Bermanfaat banget nih buat yang anggota keluarganya ada ciri ciri pikun ya Mbak. Bisa diunduh gratis lagi
ReplyDeletePenasaran pengin nyobain instal aplikasi EMS ini. Buat ngetes diri sendiri dan juga ibuku yang memang udah sepuh kan. Beliau tapi masih enerjik sih, rajin olahraga, menjahit plus mainan sudoku.
ReplyDeleteBaru tahu penyakit pikun yang selama ini identik dengan orang dewasa bisa juga menyerang anak muda..Harus diwaspadai ini. Untungnya udah ada aplikasi yang dapat membantu kita mendeteksi dini penyakit ini
ReplyDeletewah sekarang sudah ada aplikasi khusus yg bisa mengontrol dan mencegah resiko Alzheimer.. semoga kita semua selalu sehat yaa.. Aamiin..
ReplyDeleteNgomongin ortu,,,mertua baru berpulang di mggu lalu. Ortu kandung juga tinggal ayah mbak, semoga ga terkena penyakit aneh-aneh ya....Amin
ReplyDeleteSaya belajar dari ayah mertua yang sekarang sudah 75 tahun tapi masih bugar dan ingat semua. Beliau suka membaca, mengaji, berdzikir, olahraga, makan makanan sehat, berkebun dan bercocok tanam. Alhamdulillah semoga tidak Allah jaga ingatannya. Banyak banget yang masih belum sepuh mengalami penurunan daya ingat.
ReplyDeleteOMG ...pikun bukan hanya melanda lansia ya..usia muda juga beresiko...Semoga kita gak mengalaminya yaa sehat selalu
ReplyDelete