Kangen Main di Alam : Saung Ambu Cikadu Subang
Bismillah,
Seru banget siih...
Beres sholat, kami melanjutkan perjalanan dan nekat ke Subang, yeeay~
Pramusaji tersebut menjawab "Menu seafood, kaka..."
**ngarep dipanggil kakak, hhahaa...Buk, Ibuuukk~
**foto makanan kok gak ada yaa...?
Hahha...saking lahapnya kami saat itu.
Kami adalah pengunjung terakhir hari itu...
With love,
Hola sahabat lendyagasshi.
Mendadak, aku jadi ingat saat anak-anak masih TK yaa... Kegiatan dari sekolah TK nya kakak-adik dulu banyaak sekali. Kalau gak field-trip, outbound, outing class. Apa bedanya?
Fieldtrip
Perjalanan belajar di luar kelas. Aku mengartikannya sama seperti outing class yaa... Bedanya, hanya di jarak. Kalau fieldtrip, jarak perjalanannya jauh, sedangkan outing, selama pembelajaran mereka gak di kelas, udah sah dibilang outing. Semi-semi sekolah alam gitu... Jadi mereka belajar "melihat-merasa-mendengar" apa yang ada di sekitar mereka.
Biasanya para pengajar memilih tempat fieldtrip/outing class di alam. Karena anak-anak lebih bebas bergerak dan mengamati alam. Apalagi untuk anak-anak yang biasa tinggal di perumahan, apartemen dan lingkungan yang penat tertutup bangunan.
Back to nature, ini akan jadi pengalaman seru bersama anak-anak.
Outbound
Berkegiatan di luar sekolah dengan bermain. Biasanya sudah disediakan tempat dan panitianya. Jadi ketika anak-anak datang, langsung disambut manis sama kakak-kakak panitia dan diberikan untuk instruksi bermain dalam sebuah kelompok.
Related Post :
Seru banget siih...
Weekend kemarin, tiba-tiba Abi ngajakin keluar buat jalan. Biasanya kalau Abi ngajakin jalan, yaa...gak turun dari mobil. Kita bener-bener cuma jalaaan aja, kaya pas lebaran kemarin. Berhubung masih belum boleh mudik kan yaa.. Jadilah kita jalan-jalan ke Lembang. Gak pake berhenti, cuma jalan sambil ngemilin makanan dan minuman, dah gitu aja kami bahagia.
Related Post :
Mungkin Abi pengen suasana baru yaa...akhirnya pas nyetir diterusiiin sampai Subang lewat jalur Lembang. Sebelumnya agar gak macet, dari arah Antapani, kami ambil rute ke Dago lalu belok ke arah Citra Green Dago dan naik lagi ke arah Punclut. Sampai Punclut masih menelusuri jalan sampai nembus Lembang Kota, arah tempat wisata D'Ranch, Lembang.
Berhenti sejenak ke Indom*rt dan ketemu Ji Chang Wook, eh enggak diink...hahha.... Beli perbekalan dan karena sebelahan sama Masjid, jadi kami mampir untuk melaksanan sholat jamak qashar sholat Dhuhur dan Ashar. Pengalaman keluar rumah yang NOL, buat kami diajarin Abi kalau di tempat umum harus selalu :
Cuci tangan menggunakan sabun
Wudlu
Lalu saat sholat, tetap menggunakan masker
Sebagai langkah preventif bilamana ada virus di tempat asing, karena kami gak bawa sajadah sendiri waktu itu. Bagi yang sholatnya masih pinjam alat sholat di tempat umum, lebih baik persiapkan dari rumah untuk membawa alat beribadah sendiri.
Beres sholat, kami melanjutkan perjalanan dan nekat ke Subang, yeeay~
Ada apa di Subang?We haven't idea at all.
Mau kemana aja di Subang?
Tadinya mau mampir ke rumah tetangga di Bandung yang suaminya memang tinggal di Subang. Tapi kami mengurungkan niat itu karena balik lagi, ini masa pandemi. Gak mau bikin orang khawatir dan gak nyaman dengan kehadiran kami, meskipun hadir dengan niat yang baik, silaturahm.
Tugu Nanas
Setelah sampai di Subang kota, kami menyusuri sepanjang jalan dan mengamati keadaan Kota Subang. Sejenak setelah memasuki kota Subang, kami disambut buah Nanas besar yang berada di pertigaan Jalan Cagak. Aku penasaran, kenapa Subang memiliki buah nanas sebesar itu di kotanya.
Ternyata, setelah melewati di beberapa sudut kota Subang, barulah aku sadar bahwa Subang memang kota penghasil nanas. Hihii... Nama nanas yang terkenal di Subang adalah nanas Si Madu. Konon katanya, rasanya heemm....manis dan tak meninggalkan rasa sakit di tenggorokan.
Kalau ditanya varietasnya, ternyata nama varietas nanas Smooth Cayenne. Dan varietas ini memiliki ciri berbadan buah gendut, dan memiliki mata nanas yang besar-besar.
Dan selain penghasil nanas terbesar di Indonesia, Subang juga mengolah buah nanasnya dengan baik. Seperti menjadi dodol nanas, cokelat nanas dan keripik nanas. Jadi makin penasaran kaan...sama oleh-oleh makanan khas Subang?
Related Post :
Selain dikelola menjadi olahan makanan, nanas juga bisa menjadi minuman yang menyegarkan, seperti jus Nanas khas Subang.
Setelah berjalan cukup jauh, kami akhirnya memutuskan untuk makan sore. Niat hati adalah ingin mencoba kuliner khas Kota Subang. Bermodalkan googling, akhirnya kami menemukan beberapa rekomedasi tempat makan khas Subang.
Kami mencari yang tempatnya unik, jadi berasa kalau back to village, hehhee...
Rumah Makan Saung Ambu Cikadu, Subang
Jatuh hati sama review dan ambiancenya melalui foto, jadi kami memutuskan untuk makan di Saung Ambu Cikadu, Subang, Ples lokasinya gak terlalu jauh dengan arah pulang ke Bandung. Jadi walau jauh, asalkan masih searah, hayuukk~
Setibanya di lokasi, seingatku sekitar jam 4 sore. Suasana tampak lengang, hanya 2 mobil yang tampak terparkir rapih di parkiran yang disediakan Rumah Makan Saung Ambu. Cukup nyaman dan luas. Mungkin kalau hari biasa atau pas weekend seperti saat ini, bakalan ramai pengunjung jika tidak sedang pandemi.
Berfoto sebentar dan langsung pelayan dengan ramah menanyakan untuk berapa orang lalu menyilakan kami memilih saung mana yang akan ditempati untuk makan. Hanya dua saung yang terisi keluarga, selebihnya available.
Pilihan pemandangan saung, ada yang menghadap ke sawah (seperti yang kami tempati) dan menghadap ke arah jalan raya atau jalan gang (karena letaknya di hook, sehingga ada satu sisi yang pemandangannya menghadap ke jalan raya dan satu sisi ke jalan gang, meski tidak langsung, ada taman dan kolam yang cukup luas untuk menghalangi pandangan).
Nyaman sekali beristirahat sejenak di Saung Ambu Cikadu, Subang.
Tingkat kegalauan pun meningkat signifikan ketika pramusaji membawakan daftar menu makanan yang tersedia di Saung Ambu Cikadu. Aku tentu gak sungkan menanyakan "Menu apa yang jadi andalan di Rumah Makan ini?"
Pramusaji tersebut menjawab "Menu seafood, kaka..."
**ngarep dipanggil kakak, hhahaa...Buk, Ibuuukk~
Tapi apapun lauk yang kami pilih, pastikan nasinya adalah nasi liwet.
Ini ternyata yang jadi koentji, saudara-saudarakuu...😁
Kami sepakat pesan sayur sop ikan, cumi asam manis dan minum teh manis haneut plus jus alpukat. Selama pesanan kami di proses, seperti di Rumah Makan Sunda lainnya, selalu ada hidangan pembuka, yakni otak-otak.
Makanan berbahan campuran ikan plus tepung terigu dan tepung kanji yang dibungkus daun pisang ini segera tandas oleh kami berempat. Hana dan Aisy yang terkenal picky eater pun ternyata lahap ketika diberi menu otak-otak.
Saat kudapan otak-otak tandas sebanyak 20 bungkus dan makanan tak kunjung datang, kami pun jalan-jalan ke sawah yang terletak persis di sebelah saung. Berjalan di pematang sawah, berfoto di saung Pak Tani kala sedang menunggui padi agar tidak dimakan burung, hehhe... Kira-kira begitu ilustrasinya yaa... Sambil mengamati sawah, kami menikmati juga tanaman yang tumbuh di sekitar sawah. Sistem tumpang sari rupanya... Oh, ada satu yang kami lewatkan, yakni ikan. Di sekitar sawah juga terdapat semacam kolam berisi ikan. Suaranya tidak cukup berisik, sepertinya para ikan tampak malu-malu menampakkan diri.
Waktu berlalu...
Akhirnya makanan yang kami tunggu pun datang.
Bismillah...
Itadakimasu~
**foto makanan kok gak ada yaa...?
Hahha...saking lahapnya kami saat itu.
Hingga matahari hampir tenggelam, kami segera beranjak dari Rumah Makan Saung Ambu Cikadu, Subang untuk pulang. Dan ternyata memang sudah waktunya tutup juga...
Pantessaan~
Kami adalah pengunjung terakhir hari itu...
Alamat :
Saung Ambu Cikadu
cikadu, Dangdeur, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat 41211
Jam Operasional :
Senin - Ahad 8am - 5pm
Jadi ingat kalau pembayaran di sini hanya menerima cash. Gak bisa debit apalagi OVO, Gopay, atau DANA. hiiks~
Dan satu lagi, kalau mau ke sini, ada baiknya untuk reservasi dulu, gengs.. Karena semua dimasak serba dadakan, jadi memang gak bisa cepat. Memang rasanya juarak siih... Nasi liwetnya gurih, sukses bikin Aisy dan Hana nambah, kalau aku sama Abi maah...bagian bebersih makanan, wkkkww~ jadi jangan ditanya... Terus sop ikannya, lembuuutt banget. Sopnya kaldu ikan aseli plus sayurannya empuks. Cumi asam manisnya juga mantap!
Harganya cukup reasonable laah...
Dengan pesanan makanan dan minuman, kami menghabiskan less than 200.000 rupiahs looh...
Plus dapet tambahan fieldtrip anak-anak di sawah. Ketemu padi, ikan, saung, pematang sawah, jangkrik, burung, daaan lain-lain... Bahagia banget sih... jadi nostalgia zaman TK yaak...
Kapan-kapan pengen fieldtrip lagi niih...
Proposal sih...pengen ke Ciwidey karena belum pernah. Kira-kira aman gak yaa...kalau bawa kendaraan sendiri?
Gimana saran sahabat lendyagasshi?
Please comment on below yaah...
고마요, 친구..
(𝚐𝚘𝚖𝚊𝚠𝚘, 𝚌𝚑𝚒𝚗𝚐𝚞)
With love,
Wuah penasaran dengan nanas madu dan segala olahannya. Di Bandung ada yang jual gak? Jadi pengen nitip sama umminya Icha hihihi.. Saya ini, asal tergoda apa-apa di postingan blognya blogger Bandung bawaannya pengen minta dibawakan umminya Icha kalo mudik ke Makassar wkwkwk.
ReplyDeletealah eta otak2 meni menggiurkan teh :( udah lama ga main aku tuh, kangen main sama anak di tempat terbuka begini, semoga ceu rona cepat minggat ya jadi aku bisa main dengan tenang lagi
ReplyDeleteDi sini juga ada nanas madu Mbaa, yg ukurannya kecil itu kan ya. Eh sama atau beda ya sama nanas si madu itu :D
ReplyDeleteYa ampuuun, asyik bgt bisa wisata sekeluarga kayak gini.
ReplyDeleteIni ningkatin bonding dan kehangatan antara anggota keluarga ya Teh
Seru sekali ya ada outbound juga, jadi inget dulu waktu masih kecil happy banget kalau diajak wisata keluarga yang ada tempat bermainnya sekaligus melatih keberanian juga
ReplyDeleteSeru sekali ya bisa jalan-jalan bareng keluarga, menikmati makanan disaung Ambu Cikadu dengan pemandangan yang nyaman dan luas
ReplyDeleteah iya nih ku juga kangen banget main di alam kaya ginii, terakhir main ke alam tu kayanya udah lama banget deh aku hihihi
ReplyDeleteSuasana pedesaan seperti ini pengen bikin balik lagi. Apalagi ada outbound anak pasti happy. Makanan mengoda lidah Duh enaknya makan otak otak
ReplyDeleteHadeuh mbaa jd kangen Ama nasi liwettt
ReplyDeleteMakanan Indonesia emng juaraaa dahh
Btw, kirain ketemu Lee min Ho wkk
Wah..aku juga penggemar otak-otak nih hehe.. Menyenangkan ya Teh, sempat keluar rumah biar gak suntuk banget. Apalagi protokol kes tetap dijalankan. Salam sehat, Teh..
ReplyDeleteBerasa banget ini back to nature nya apalagi di suguhi otak-otak lalu liat sawah. Ah di banjarmasin belum ada lokasi begini hiks
ReplyDeleteDulu sering main ke Subang, saat masih kuliah :) setelah punya anak belum pernah lagi ke sana :( kepingin jalan-jalan ke Subang jadinya
ReplyDeleteSaya pertama kali berkenalan dengan nanas madu di Subang dan ukurannya besar.
ReplyDeleteSekarang ketemu nanas madu di sekitar tempat tinggal ukurannya cilik-cilik, hanya sekepalan tangan. Ternyata beda varietasnya ya.
Penasaran sama Saung Ambu Cikadu jadi pengen main ke Subang lagi.
pengen banget jalan ke tempat yang asri begitu teh, rindu alam deh rasanya udah 4 bulan ngga kemana2 tapi masih worry huhu
ReplyDeleteWaah, saya terakhir ke Saung Ambu itu sekitar 5 tahun yang lalu, waktu masih tinggal di Subang. Tempatnya dulu gak sebagus sekarang, loh! Masih sederhana.
ReplyDeleteSekarang lebih luas saungnya
Huaa, kumaha nu teu nyandak cash nyaa... hehe. di masa pandemi gini mending pihak saung ambu nerima pembayaran pake QRIS jd ga ada kontak sm uang lg ya
ReplyDeleteAlhamdulillah seneng ya bisa rehat sejenak keluar rumah. Dan harganya murah loh karena ada bonusnya field trip ke sawah, lihat kolam ikan dan juga suasana makan di alam.
ReplyDeleteAku belum pernah nih makan di resto selama pandemi. Kayak Lendy di awal itu, muter-muter aja naik mobil, bawa bekal, hahahaa.
Semoga kita sekeluarga diberikan kesehatan ya
kalau di sini malah udah biasa makan itu nunggu karena selalu dimasak di saat setelah kita datang. Apalagi hidangan seafood. Malah kita yang kadang mengambil ikan atau udang dari tambaknya.
ReplyDeleteAku baru tau kalau otak2 itu buat makanan pembuka ya, kirain tuh selama ini kaya buat tambahan cekilanan aja gitu. 20 bungkus udah kenyang duluan belum itu? XD
ReplyDeleteLiburan dadakan ceritanya ya,Mbak? Seru nih perjalanan ke Subangnya. Saya selalu suka dengan kegiatan jalan2 spontang macam ini. Terlalu detail pada rencana seringkali membosankan meski berjalan tanpa panduan juga ga menyenangkan karena bisa tersesat. hadeeh..malah jadi curhat ��
ReplyDeleteBTW, saya ga tau gimana kondisi ek Ciwidey saat pandemi sekarang ini. Jadi, maafkan ga bisa jawab pertanyaannya ��
Huwaaa bikin bahagia dan kangen ya di sini, pengen main kemari juga aku Eoni.
ReplyDeleteDI Pemalang sini lho juga terkenal penghasil nanas madu, di alun-alun kota ada tugu nanas emas juga. Tos banget sehati ehehhe kapan2 mampir lah di sini. Nannas madu emang enak banget manisnya keterlaluan
Di sini lagi musim nanas, Mbak. Eh, bukan di sini maksudnya yang panen. Nggak tahu nih di pinggir jalan banyak yang menjajakan nanas di mobil gitu. Bapakku yang penjual sayur dan buah juga banyak pesanan nanas yang masuk. Sebiji gedhe di sini harga 7000, tapi itu bukan yang nanas madu ya.
ReplyDeleteAku suka si mbak ke tempat makan model saung gitu berasa skalian rekreasi jdi makannya makin nikmat...
ReplyDeleteBaca artikel ini, jadi ngeh deh kalo sudah lama juga aku ngga wiskul ke tempat seperti ini..duh bikin kangen
ReplyDeleteSaung Ambu Cikadu menu menu nya enak banget. Lihat otak otak aja mpo jadi pengen makan otak otak nih
ReplyDeleteHehe bener mbak, kadang niatnya silaturahmi tapi di masa pandemi ini malah khawatir bikin gak nyaman. Jd wes liburan ma keluarga aja dulu. Enaknya bisa jalan2 utk melepas penat dan stress sebentar. Semoga aja yaa bisa jalan sebebas dulu lg segera aamiin
ReplyDeleteSaya baru tau nih tempat ini mba Lendy. Padahal suka ke Subang, kalau ke pamanukan kampung suami kan lewat subang. Enakeun ya tempatnya buat travelling
ReplyDeleteWah baru tau jg bs mampir ya ksini klo mau ke Bandung. Bakal dicobain hehe
ReplyDeleteWah asyik banget ya Mbak bisa liburan bareng keluarga gitu... Tempatnya juga keliatannya nyaman banget nih. Pasti anak-anak hepi banget ya diajak liburan ke sana
ReplyDeleteEh ada ya otak-otak tengiri itu? Kirain hanya ada otak-otak bandeng. Soalnya di Gresik sini adanya otak2 bandeng
ReplyDeleteMonmaap itu kenapa foto Otak Otak bikin mau nyomot banget rasanyaaaa. Huwaaaa....
ReplyDeleteEh baru tau dong aku, kalau Nanas Si Madu yang belakangan ini hits dan banyak yang jual karena rasanya manis segar ini, ternyata dari Subabg dong.
Thanks Mba. Kujadi happy baca tulisan ini. Serasa ikut liburan di Saung Ambu Cikadu.
Wah, baca tentang Subang jadi kangen sama nanas si madu. Aku tuh suka banget sama nanas, apalagi nanas si madu, manisnya itu loh. Oya, aku terakhir ke Subang 5 tahun yang lalu hehehe...
ReplyDeleteWahhh senangnya yang sudah travelling...
ReplyDeleteObat penghilang stres saat pandemi ya teh
Wah, di Subang ya. Deket dong ke kampung halaman mama. Aku gak tahu tempat ini. Udah lama gak ke Subang. Duh jai kangen Subang. Kangen juga sama sepupu-sepupu di sana
ReplyDeleteYa Allah cakep bener view nyaa.. jadi inget pas ikut suami urusan kantor ke Subang, tapi bya gitu bener bener cuma nyelesein urusan kantor terus langsung balik haha
ReplyDeleteWuih anak-anak kayaknya hepi banget bisa liburan nih, aku sama suami pernah nih bekat ke Subang, habis lari pagi di Gasibu eh malah cus langsung ke Subang pake motor, dan pulangnya bawa nanas madu sekarung, zaman blom ada krucil mah bebaaaas hehehe
ReplyDeleteSeruuu banget yaa tempat nya pas juga ini buat ajak anak2 rekreasi, eeiyaa semasa pandemi ini tetap slalu buka kah atau ada jadwal2 gitu mba? Aku mo rekomendasiin ke adek ku juga nih mba hihi
ReplyDeleteMakan di saung memang enak ya Teh, sambil menikmati suasana yang adem.
ReplyDeletePernah sampai Subang, tapi belum pernah singgah ke situ. Pan kapan, nih boleh juga tandain kalau dia tak saat lagi jalan-jalan lewat Subang
Waaaaa otak-otaknya menggoda banget. Kami juga suka otak-otak. Liat saung saung gini jadi kangen liburaaaan. Dah lama banget nggak liburan sejak pandemi.
ReplyDeleteHuaaa aku seketika langsung ngiler lihat gambar otak-otak mbak, aku ngelihat saung kaya gini jadi kangen lesehan di rumah makan Sunda
ReplyDelete