Adaptasi Memasuki Semester Baru di Kondisi New Normal
Bismillah,
Bagaimana dengan harimu, sahabat lendyagasshi?
With love,
Alhamdulillaa wa syukurillaa...
Hari ini, anak-anak officially memasuki kelas baru. Aisy officially in 4th grade and Hana in 2nd grade.
Semoga meski suasana masih pandemi, anak-anak tetap happy dan semangat belajar.
Gak nyangka yaa...keadaan yang kita alami saat ini sungguh di luar perkiraan dan kendali manusia. Mau bandel tetap melakukan aktivitas di luar rumah seperti keadaan sebelum pandemi?
Pliiss atulaa....kita hidup gak sendiri. Ada keluarga, tetangga dan orang-orang yang kita sayangi. Semoga kita semua tetap melaksanakan semua protokol kesehatan yang disarankan WHO dan Pemerintah Indonesia.
Related Post :
Termasuk juga sekolah anak-anak, Bandung Islamic School. Kami tetap melaksanakan social distancing dengan cara :
Melakukan drive-thru
Aku rasa di sekolah yang lain pun sama yaa.. Untuk pengalaman drive-thru ini unik sekali memang. Jadi saat orangtua hadir ke sekolah, diharapkan tidak turun dari kendaraan, cukup menempelkan nama ananda yang bersekolah, maka Ustadzah akan memberikan apa yang dibutuhkan. Misal : saat pembagian raport kemarin atau saat pembagian ATK (Alat Tulis) untuk menyambut tahun ajaran baru dengan cara Pelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Karena anakku 2 yang sekolah di sekolah yang sama, BISc, maka jadwalnya pun biasanya tidak sama. Sesekali aku minta tolong Ustadzah untuk membarengi pembagian dalam hari yang sama, agar tidak repot bolak-balik ke sekolah.
School From Home
Alias Sekolah dirumah dengan melakukan Pembelajaran Jarak Jauh. Jadi ingat awal kami diberi tahu jangan sekolah full-day dulu karena sedang ada wabah... Dan pemberitahuan tersebut seketika dirubah ketika wabah semakin meningkatkan jumlah korban yang menunjukkan tingginya angka penyebaran Covid 19. Sedih sekali saat mendengar kabar ini.
Gak ada persiapan sama sekali, baik dari pihak sekolah maupun orangtua. Kami harap-harap cemas, bagaimana melanjutkan pembelajaran ini?
Jadi dimulailah dengan trial and error.
Mulai dari materi dan setoran tugas dilakukan via whatsApp grup. Dan ini ternyata kurang efisien, terbukti banyaknya keluhan dari orangtua karena ribet print materi plus tugas. Dan pasti, adaa aja tugas yang tercecer tidak dikumpulkan, sehingga pada akhir semester, Ustadzah kembali memberi reminder, worksheet apa saja yang masih kurang.
**ini sungguh effort sekali
Belum lagi hapalan ayat target tiap semester untuk masing-masing anak. Bagi yang anaknya lebih dari satu, kebayang kan yaah...?!?
Allah Ta’ala berfirman dalam Qur'an Surah Al-Inshirah: 5,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Lalu sejak PJJ sekolah BISc dari bulan Maret 2020 kemarin dan menerima raport anak-anak, kemudian hari ini, 20 Juli 2020, anak-anak resmi memulai aktivitas belajar kembali.
Oh ya, kemarin diawali dengan kegiatan MPLS siih...
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dari mulai tanggal 15 Juli 2020 selama 3 hari. Yah...yang menghadiri orangtua juga siih... Karena yang dibahas pada hari pertama adalah sambutan dari Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah BISc. Kemudian di hari berikutnya, pengenalan lingkungan sekolah dari mulai halaman, kantin, kelas, lapangan, tempat bermain, tempat sholat, dan taman. Juga kegiatan yang dilakukan rutin dari sekolah, seperti :
Memanah
Berkuda
Berenang
Go Green
Business Day
Tahfizh Day
Cookery
Pekan Narasumber
Dan di hari akhir, ada penyampaian kisah mengenai sahabat Rosululloh sholallahu 'alaihi wassalam yang disampaikan oleh Ustadz Aziiz Fathurahman, Lc, M. Si.
Day 1 : Pembelajaran Jarak Jauh BISc
Iya, alhamdulillah....hari ini adalah hari pertama anak-anak belajar kembali setelah liburan sekolah kemarin. Tentu banyak adaptasi yang harus dilakukan, seperti membiasakan kembali tidur lebih cepat daripada biasanya, bangun lebih awal, sarapan dan mandi. Apalagi, PJJ tahun ini, Ustadz dan Ustadzah memberi ketentuan harus menggunakan seragam setiap melakukan Pembelajaran Jarak Jauh sekalipun hanya dilakukan di rumah.
Hana bahkan menata studio mini-nya sendiri |
Hari pertama jadwalnya Aisy dan Hana sudah padat sekali. Maklum yaaa, kalau sebelumnya saat liburan, aku hanya menargetkan kegiatan yang fun dan murojaah hapalan serta membaca Al-Qur'an saja. Waktunya juga kuserahkan pada kesepakatan Ai dan Hana.
Begitu hari pertama, jreenk~
Jadwal pelajaran langsung ada 3 yang menggunakan akses zoom meeting. Dan baik Ai maupun Hana ada di jam yang sama.
Bersiap dari mulai jam 07.40 untuk dzikr pagi bersama. Lalu istirahat selama 20 menit, lanjut lagi pelajaran kedua dan istirahat 10 menit lagi, lanjut pelajaran terakhir.
Alhamdulillah,
Anak-anak memang berkeluh kesah, "Capek, Ma..." atau "Kapan siih...sekolah lagi?"
Tapi, aku ingetin lagi kalau keadaan sudah memungkinkan, in syaa Allah kaka dan adik bakalan sekolah lagi... ketemu Ustadzah lagi... dan bermain bersama teman-teman lagi.
Semua materi yang disampaikan, sudah dimasukkan semua ke web sidik.bisc. Sehingga orangtua bisa mengunduh dan mempelajari kembali bersama ananda. Kalau aku, aku print siih...biar anak-anak gak kelamaan melihat gadget.
Tapi in syaa Allah ke depannya akan ada summary book, yaitu kumpulan materi yang akan dipelajari selama satu semester ini. Semoga segera yaaa...
Drama hari ini...
Rasanya gak afdhol kalau gak ada drama dan semuanya kondusif. Hari ini ada drama dari Hana. Karena Ustadzah tahfizh nya sudah memberi instruksi untuk menyetorkan hapalan ayat baru, maka aku pasti mengajari Hana. Daaaaan....seperti biasa. Hana gak bisa diburu-buru.
**Ustadzah memberi waktu dikumpulkan maksimal sampai jam 14.00
Jadilaaah...
Hana menangis tersedu-sedu sampai ketiduran sendiri. MashaAllah~
Bageurnya lagi, sang kaka yang melihat adiknya menangis, juga ikut menenangkan dan akhirnya qailullah bersama.
**qoilullah = tidur siang
Baru kusadari bahwa...
Belajar selama 4 jam lebih melelahkan daripada kegiatan fisik main, rollerblade sepanjang hari di rumah.
Related Post :
Selebihnya,
Alhamdulillah... Namanya masih adaptasi memasuki semester baru di kondisi New Normal kan yaa... Jadi harus banyak sabar, nerima dan berbesar hati. Gak ada yang sempurna baik aku dalam menyiapkan kebutuhan anak-anak dan suami begitupun Ai, Hana.
Tapi kami senantiasa saling mendukung.
Dan hari ini, sukses membuatku pesan makanan lewat ojek online saja, karena sudah lelah lahir batin, heuheuu~
Tapi aku tetap berterima kasih pada diriku sendiri dan suami serta anak-anak.
Karena hari yang melelahkan ini sudah terlewati dan aku masih bisa me time menulis tema 1 dari Komunitas ISB (Indonesia Social Blogpreneur)
Bagi yang penasaran ada apa di komunitas ini, gabung yuuk..
IG : @komuitasisb
Semoga ceritaku hari ini bermanfaat.Bagaimana dengan harimu, sahabat lendyagasshi?
Happy Parenting~
Tema 1 ODOP ISB :
Covid 19 belum berakhir, namun di luaran sana sudah menyalah artikan "New Normal".
Bagaimana sikapmu? Akankah tergoda berlaku sama atau ada sikap lain yang solutif?
With love,
Hii adeeek, sabar-sabar yah sekolah dari rumahnyaa :') padat sekali ya jadwal Aisy sama Hana, harus ditelteni di sela2nya agar nggak jenuh. Kak Len juga semangat yah mendampingi dek Aisy sm Hananyaaa, huuuugs
ReplyDeleteI feel you mba :). Beraaaat memang pembelajaran model online gini. Kalo untuk si Kaka, aku ga terlalu pusing Krn dia udh bisa dilepas belajarnya.
ReplyDeleteNah si adeknya ini, yg msh TK. Duuuuh kdg mau emosi kalo tugas2 nya LBH pantes dikerjain Ama ibunya drpd Ama si anak :p. Untungnya suamiku LBH sabar sih. Jd kalo udh tugas hapalan, si adek susah bener deh tuh. Tp dgn papinya lgs mau nurut ngapalin ayat. Trus direkam, baru dikirim ke guru. Untungnya LG, ga diksh batas jam. Jd aku LBH tenang.
Semangat trus untuk kita semua :D. Semoga THN depan anak2 bisa kembali sekolah normal yaa mba. ;)
aku bacanya geleng-geleng kepala, ya pusingnya kayak gimana itu ngatur anak-anak belajar di rumah, apalagi pas zoom barengan gitu pasti itu menguras energi dan tenaga. tetangga saya juga anaknya 2 cerita hampir tiap hari ini, harus beli kuota terus, belum lagi kalau pas kelas onlinenya barengan. saudara saya yang 1 aja anaknya udah pusing sendiri, terus saudara yang guru juga sama, ceritanya pusing juga belajar online ini. mereka sering minta bantuan saya hehehe, saya berdoa semoga semuanya kembali membaik ya mba, semoga pandeminya segera berakhir, sehingga anak-anak bisa sekolah lagi dengan bebas menikmati usianya di alam bebas, bersekolah dan berkumpul dan bermain dengan teman seusianya, orangtuanya juga berkurang bebannya, guru-guru juga. semua pasti pusing ya.
ReplyDeleteIya baru tiga hari sekolah di rumah rasanya sudah capek ya Teh, anak-anak jadi kangen sekolah beneran, sekolah daring 4 jam rasanya menguras tenaga..semoga situasi segera membaik aamiin
ReplyDeletePica, anakku yang bungsu, akhirnya saya tamatkan TK aja dan belum masukin ke SD.
ReplyDeleteSelain karena usianya belum cukuo untuk masuk SD Negeri, saya merasa sekolah secara online, khususnya untuk anak TK tidak berpengaruh pada perkembangannya.
Yang ada, kalo dapat tugas dari guru, emaknya yang kerja, ahhahah...
Seru banget ya, sekolah di rumah. Semoga anak dan ortu tetap semangat, deh.
ReplyDeleteAdaptasi new normal ini membuat semua orang harus mulai membiasakan diri terhadap hal hal baru, termasuk anak anak juga mau ngga mau harus mulai mengikuti alur. Tugas tambahan orang tua buat mengarahkan
ReplyDeleteHehehe iya kenapa ya terasa sangat melelahkan. Pdhl biasanya sekolah sampe sore. Skrg sampe jam 12 aja rasanya kaya sekolah sampe malam, hehe
ReplyDeleteAnak saya baru satu yang sekolah tapi ya gitu, lumayan bikin bete karena sinyal hahaha.
ReplyDeleteLainnya, Alhamdulillah dia udah mandiri, bukannya hebat, soalnya maminya maleeesss wakakakakak.
Kalau raport kemren anak saya dibagikan secara online sih, melalui aplikasi school talk kalau ga salah :)
semangat teh :) anakku dibawa ke kantor donk, kerja sambil ngajar tu rasanya nikmaaat bener wkwkwkk double puyengnya
ReplyDeletePunya rutinitas pagi aru nih mulai ajaran baru skr aku demi new normal. Bagus juga itu ya sistem drive thrunya, aku belum ambil ATK punya Alvin nih
ReplyDeletesemangaaat selaluuu yaaa ... Kami di rumah pun lagi seru - serunya dengan PJJ dan heboh pisan memang
ReplyDeleteIya nih. Sekolah dari rumah sudah dimulai. Anak saya jam belajar resminya jam 7.30 - 11.00 WIB. Tapi jam 9.45 saya bebaskan dia keluar sejenak. BIasanya jajan karena saya tetap beri uang saku ala kadarnya.
ReplyDeleteAku sebenernya sedih ketika anak2 kita scr ga langsung dicekokin unt tergantung sama hp.
ReplyDeleteTrs jadwal yg pada bkn anak2 stress ya. Hiks. Semoga Covid ini lekas berakhir ya spy anak2 bs main scr normal lg dan sekolah biasa.
Memang tak mudah melewati ini mba. Tapi dukungan untuk anak agar tetap maju dan berkembang di masa seperti skarang harus kita lakukan ya
ReplyDeleteBenar Mba, guru anakku juga bilang kalau kemarin itu menang trial dan error mengubah metode pengajaran menjadi online. Tp skr insyaallah sudah lebih siap. Semoga kita semua bisa melewati ini semua dan mengambil hikmah ya. Aamiin.
ReplyDeleteBangeeeeet ini part yang school from home, apalagi anakku sekolah negeri nih, jadi kok ya ak berasa kurang maksimal cara pembelajaran online yang intinya cuma tugas dan tugas tapi anak-anak jadi kurang dikasih materi pembelajarannya, jadilah tugas itu dibebankan ke ortu dong untuk ngajarin... lah kok jadi curhat ya hihihi
ReplyDeleteHuhuuu PJJ ini sebenrnya kasian pada semuanya,guru, ortu terlebih anaknya. belom lagi dengan drama yang diciptakan nak anak yang ga bisa diburu2 yaa.
ReplyDeleteOrtu khususnya emake kudu lebih meningkatkan otot kesabarannya.
Semnangat buat kita semuaa, semangat Hana, Aisy...
Huhuu, syalallala, tralalla, trilili..
Aku mah ongkang2 kaki aja mantengin anak kelass 12 PJJ, palingan bagian nyiapin cemilan cepuluh, cebelas, bensinnya yang ga kukuuuu..
saya stres teh :( beneran deh, soalnya saya bawa anak ke kantor, ngajarinnya kepecah sama kerjaan, asli pusing banget bagi waktunya :(
ReplyDeletePJJ ini sebenernyaa lebih ribet dari sebelumnya yaa, semuanya harus terlibat antara orang tua maupun gurunyaaa, tapi lebih was was lagi kalo anak2 pergi kesekolah huhuhu
ReplyDeleteMau gak mau harus dijalani,,sbgai ortu aku jg kdg kesel sm pembelajaran online....masalah no 1 adalah jaringan yg kadang suka error
ReplyDeletePJJ memang penuh cerita ya mba.. Semoga ananda tetap semangat PJJnya, dan ayah bunda juga semangat membersamainya..
ReplyDeletePJJ memang penuh drama dan kadang-kadang menguras emosi. Memang harus sering tarik napas panjang serta memperbanyak sabar hihihi
ReplyDeleteBanyak banget denger cerita kalau orang tua pada banyak yang keselitan yah belajar secara daring ini kak. Semoga cepat menyesuaikan diri ya kak di era new normal ini
ReplyDeleteWaaaaaa Mbak Leeennndddd, semangaaattt! Duh aku baca ceritanya pas Hana nangis aja sriwing sriwing gimana gitu rasanya. Dua anak lagi ya Mbak.... Tapi yakin di setiap kesulitan ada kemudahan ya Mbak Lend. Semoga pandemi cepat berakhir biar Hana dan Kaka bisa sekolah offline lagiii ^^
ReplyDeleteKalau aku karena anak-anak sudah besar jadi ga terlalu ribet sih dengan PJJ bahkan anak-anak yg mau masuk pesantren berharap PJJ aja terus...xixixi... dasar nih anak-anak ..mungkin merasa lebih santai aja kali kalau belajar di rumah..
ReplyDeletePembelajaran jarak jauh memang punya nilai positif dan kekurangannya ya mbak, tentunya makin repot apalagi anak yang masih kecil. Salfok lihat si kecil yang belajar pakai hape imut banget.
ReplyDeleteNew normal saat ini mau gak mau menyesuaikan sekolah dengan keadaan ada hikmahnya juga ya mba bisa menguasai teknologi buat meeting online juga hapalan murojaahnya bertambah :)
ReplyDeleteAku juga punya catatan untuk PJJ ini, sebenarnya PJJ tak meski daring kok, bisa dilakukan dengan hal lain seperti pembiasaan life skill.
ReplyDeleteSemoga anak anak sehat semua, bahagia sekolah di rumah dan mamanya juga sabar mendampingi belajar di rumah
saya baru minggu ini nih mulai PJJ si sulung. Ya ampun ternyata gini toh rasanya. Anaknya yang sekolah, satu rumah yang sibuk wkwkwk
ReplyDeleteKayaknya emang belum ketemu formula yang pas untuk pembelajaran anak-anak di musim pandemi ini ya. Di kota aja banyak guru yang gagap teknologi, gimana mau handle muridnya kan ya. Semoga aja segera bisa teratasi deh berbagai permasalahan yang timbul dengan PJJ ini.
ReplyDeleteSosok yang luar biasa di sini adalah Ibunya. Pastilah effort banget. Tapi ibu kudu kuat agar anaknya kuat juga menjalani hari2 belajar dari rumah.
ReplyDeleteSemangat selalu mba!
Pembelajaran online bikin anak lelah dan juga bosan ya, Mbak. Orang tuanya apalagi. Asyemangaat buat dampingin dan setor tugaas anak2 yaa, Mamaaakk.
ReplyDeleteSuatu saat kita akan mengenang ini semua sebagai pengalaman yang tak terlupakan. Semangat ya mbak dan anak-anaknya juga, yakinlah bukan hanya murid dan orang tua yang jenuh, guru-gurupun begitu. Lebih asyik mengajar dengan langsung tatap muka dengan anak-anak.
ReplyDeleteBanyak dengar cerita dari ibu2 soal SFH ini, aku cuman bisa semangatin yah mak.. Insyaa Allah diberikan kemudahan.. Ibu happy anak juga akan happy..
ReplyDelete