Ayo, Biasakan Social Distancing!
Bismillah,
Lalu langkah berikutnya adalah
Karena Covid-19 sangat menyukai hal-hal :
Jadi,
Gimana genks... sudah menerapkan social distancing?
With love,
Alhamdulillah,
Hari pertama Ramadan jatuh pada hari ini, Jum'at, 24 April 2020. Mungkin buat sebagian orang, hari sudah tampak gak begitu berarti lagi. Karena setiap hari ya...hari. Hehhe....
Aku sebenernya pengen siih...cuek kaya gitu. Tapi karena punya anak sekolah, jadi gak bisa cuek euuii... Dan sekolah BISc sudah mengumumkan bahwa pelajaran jarak jauh akan diperpanjang hingga kenaikan kelas nanti. Sehingga, nilai anak-anak diambilkan nilai akhir dari tugas sebelum belajar di rumah, tugas yang diberikan saat belajar jarak jauh via zoom dan pemberian tugas-tugas setelah pemberian materi via zoom. Biasanya, tugas bikin kalimat, menuliskan contoh dan pengalaman, crafting dari bahan yang ada di sekitar hingga bikin poster menarik mengenai tema tertentu.
Jadi, kenapa siih...semua sekolah dan kegiatan yang biasa kita lakukan harus dihentikan sementara dalam waktu yang tidak ditentukan?
Karena merebaknya virus Covid-19 yang sangat cepat bahkan ketika seseorang tersebut tidak menyadarinya. Maka, langkah pertama yang dilakukan adalah
Karantina
Hal ini dilakukan ketika merasa kurang sehat. Tetap diam di rumah dan tidak menganggap remeh sakit yang dialami. Self-quarantine ini penting sekali agar orang-orang yang berhubungan denganmu tidak ikut tertular penyakit yang kamu bawa.
Self-Isolation
atau isolasi mandiri. Setelah diam di rumah, kamu juga mesti jauh dari orang-orang yang berada di rumah tersebut. Kalau bisa, semuanya di sendirikan, seperti kamar, kamar mandi hingga peralatan pribadi lainnya. Hal ini hanya unutk berjaga-jaga agar semua tetap aman.
Karena virus Covid-19 ini menyerang dengan cepat terutama pada usia di atas 60 tahun, apalagi orangtua yang memiliki penyakit bawaan.
Kedua hal ini dilakukan setelah kita melakukan sebuah perjalanan atau kontak dengan seseorang yang habis melakukan perjalanan, dari luar negeri, misalnya.
Lalu langkah berikutnya adalah
Social Distancing
atau physical distancing.
Apa itu Social Distancing ?
Social distancing adalah memberikan jarak (minimal 2 meter) kepada orang lain dalam sebuah tempat bila memang terpaksa harus keluar rumah. Karena masa-masa pandemi begini, kita dilarang berkumpul dalam sebuah grup atau berada dalam sebuah keramaian. Hindari sebisa mungkin hal-hal yang membuat kita mudah terjangkit virus Covid-19.
Karena Covid-19 sangat menyukai hal-hal :
Keramaian
Di keramaian yang tak berjarak, akan mudah sekali transfer penyakit dan virus yang terjadi. Maka dari itu, perlu sekali menggunakan masker, bagi yang sedang sakit ataupun orang yang masih sehat.
Hand-shaking
Melalui salaman, kuman dan bakteri yang menempel pada tangan orang lain akan mudah transfer ke tangan kita. hindari dulu bersalaman, walau dengan seseorang yang sudah akrab.
Cipika-cipiki
Kebiasaan sebelum Cobid-19 ada yaa...ketemu sahabat, langsung nemplok. Salam lalu cipika-cipiki (cium pipi kanan-cium pipi kiri). Sejak ada Covid-19, kalo ketemu dari jauhan aja yaah... dada-dadah syantik ala-Syahrini.
**Naha nyambungna jadi ke eneng Syahrini??
Cipika-cipiki
Kebiasaan sebelum Cobid-19 ada yaa...ketemu sahabat, langsung nemplok. Salam lalu cipika-cipiki (cium pipi kanan-cium pipi kiri). Sejak ada Covid-19, kalo ketemu dari jauhan aja yaah... dada-dadah syantik ala-Syahrini.
**Naha nyambungna jadi ke eneng Syahrini??
Berita hoax
Seseorang yang mudah panik ketika mendengar berita buruk, padahal dari sumber yang tidak bertanggung jawab, akan mudah sekali menurunkan imunitas. Sehingga jadi mudah terserang penyakit, psikosomatis. Penyakit psikologis yang ada di dalam alam bawah sadarnya.
Tips melakukan Social Distancing
Jangan mengundang tamu ke rumah
Aku rasa di saat pandemi begini, semua orang maklum dan paham kalau bertamu ke rumah orang adalah tidak pada tempatnya. Jadi, sebisa mungkin kita juga tidak mengundang atau kita yang bertamu ke rumah orang.
Meski tidak bertamu dan menerima tamu, kita tetap boleh keluar rumah dan melakukan olahraga, terutama ketika ada sinar UV-B yang sangat diperlukan untuk kesehatan tubuh.
Jadi, yang dibutuhkan kulit tubuh kita adalah UV-B, kira-kira adanya di jam-jam 10 pagi. Gak perlu lama-lama saat berjemur, cukup 10-15 menit dan terkena kulit langsung, tidak terhalang kaca jendela atau kain baju. Nah, bagi perempuan, ngumpet-ngumpet dulu yaah...berjemurnya.
Untuk memenuhi kebutuhan dasar yang bisa dilakukan secara online, maka lakukanlah. Kalaupun terpaksa harus keluar rumah, maka ketatlah dan disiplinlah pada aturan Social Distancing dan menggunakan masker, juga sebisa mungkin menggunakan kendaraan pribadi.
Aku pun jauh dari Ibu, Mama-Papa mertua, mas, adik dan keponakan. Semua keluarga besarku ada di Surabaya. Namun, dengan teknologi saat ini yang internet mudah dan cepat, bisa tetap terhubung setiap saat, setiap waktu.
**puk-pukin diri sendiri 😔
Tetaplah di rumah
Selama memungkinkan, semua lakukan dari rumah, seperti bekerja dan belajar. Alhamdulillah, bila semakin banyak yang patuh akan social distancing ini, maka optimis, Indonesia akan bisa melewati masa-masa pendemi.Untuk memenuhi kebutuhan dasar yang bisa dilakukan secara online, maka lakukanlah. Kalaupun terpaksa harus keluar rumah, maka ketatlah dan disiplinlah pada aturan Social Distancing dan menggunakan masker, juga sebisa mungkin menggunakan kendaraan pribadi.
Stay connected for your beloved
Aku patut bersyukur atas nikmat di rumah aja. Salah satunya karena kami tetap berkumpul bersama keluarga selama 24 jam. Namun, ada banyak istri yang terpisahkan dengan suaminya. Ada juga, anak-anak yang tidak bersama kedua orangtuanya. Dan masa-masa pandemi begini, tetaplah untuk saling menguatkan dan menebar cinta kepada sang terkasih.Aku pun jauh dari Ibu, Mama-Papa mertua, mas, adik dan keponakan. Semua keluarga besarku ada di Surabaya. Namun, dengan teknologi saat ini yang internet mudah dan cepat, bisa tetap terhubung setiap saat, setiap waktu.
Tidak perlu panik
Di saat-saat begini, banyak fenomena menarik ternyata yaa...dari mulai kepanikan berlebihan saat berbelanja atau membeli barang, hingga barang-barang tersebut langka dan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Sedih banget kan...
Apalagi panic buyers merugikan orang banyak looh... Karena menyebabkan harga-harga atas barang-barang tersebut menjadi meningkat.
Jadi,
Gimana genks... sudah menerapkan social distancing?
Challenge Day 5 BPN :
"Penerapan Social Distancing"
With love,
Alhamdulillah Sudah donk,dari awal nih udah 1,5 bulan ngendog di rumah, tapi ga membengkak seperti layaknya meme2 yang semakin menggendut.
ReplyDeleteSeneng banget dan menikmati karantina di rumah.Semoga dengan membiasakan social distancing babang covid cepet pergi yaaa.
Aku mau ngukur jalaaan dengan tenaang.
Allhamdulillah udah Teh. Soalnya aku ngeri ama covid 19 ini. Jadi mencegah lebih baik kan daripada mengobati. Aku juga slalu berdoa semoga disehatkan aku dan keluarga. Semoga covid 19 ini segera berakhir ya teh. Nggak nyaman banget soalnya
ReplyDeleteAlhamdulillah aku dah terapin mba..
ReplyDeleteSo far sih Enjoy aja krn jg aku full WFH...
Semoga covid segera berlalu dan kita bs bersama lagi bercanda tawa seperti dulu eaa
Yap aku pun memilih social distancing mba, Jaga jarak demi kebaikan bersama. Nggak ngeyelan deh toh biar sehat semua kan yaa
ReplyDeleteAku dan anak-anak selama ini ya tetap di rumah aja. Tapi tetap ada 'tamu' yang masuk rumah meski sebentar, eehmm ituuu... abang penjual air galon dan elpiji. Biasanya aku pesan nanti diantar ke rumah. Yg bikin gemez mereka gak pakai masker hiks.
ReplyDeleteUdah doong.. udah menerapkan dirumahaja dari pertama merebak virus corona ini. Tetap berusaha sehat dan tidak terpapar, agar bisa mengurus keluarga dengan baik.
ReplyDeleteAnak2ku sampai kangen bersekolah nih, saking udah dipendem lama banget di rumah. Ga main2 di luar pagar rumah jadi beneran LFH dan papanya WFH. Kalau berbelanja keperluan rumah, ke ATM dll pasti dong pake social distancing jangan sampai kelupaan hehehe. Jaga jarak paling ga 1-2 meter ya dan pakai masker jangan ketinggalan. TFS.
ReplyDeleteSaya jadi belum ketemu mamah lagi sejak karantina. Ya tertolong juga dengan teknologi. Meskipun kadang-kadang putus kalau koneksinya gak stabil :D
ReplyDeleteHarus dong ya, physical distancing di masa begini. Kalau belum mulai itu asli cuek banget berarti hihihi..
ReplyDeleteAku udah banget Mbak, udah hampir 2 bulan malahan sejak awal Maret 2020. Rasanya ya nano-nano secara aku biasa berhaha-hihi kalau pas keluar. Tapi yakin aja ini hanya sementara. Meskipun sudah nyaman dengan new nprmal ini tapi aku gak mau lama-lama.
ReplyDeleteSudah dong. Eh tapi beberapa hari ini lihat anak-anak kecil lewat depan rumah menuju pasar takjil, tanpa masker. Gemes ama ortunya
ReplyDeleteBeberapa kali belanja ke luar, tapi memang aku kalau belanja keluar sekarang seminggu sekali saja. Alhamdulillah sih orang-orang sekarang nurut banget sama aturan, tapi pernah ngantri di kedai kopi dekat rumah dan belakangku tuh ngantri gak sesuai anjuran masih dalam jarak dekat sekali. Ini beneran langsung aku tegur anak itu dan untuk mematuhi social distancing. Kalau lingkunganku dari sebelum pandemi emang gak pernah ada kumpul-kumpul jadi ya pas pandemi gini pada diem di rumah.
ReplyDeleteAlhamdullillah, sudah sejak awal ngendon di rumah.
ReplyDeleteApalagi pada dasarnya ke luar rumah kalau hanya ada job menghadiri event, biasanya.
Jadi anjuran WFH atau di rumah saja, tidak signifikan untukku.
Biasa saja, giccu.
Alhamdullillah.
Berusaha ikhlas menjalani keadaan yang sekarang, terpisah jarak dengan suami, yang sudah hampir dua bulan nggak bisa pulang ke Yogya, karena tinggal dan kerja di daerah epicentrumnya pandemi, Jakarta.
ReplyDeleteSemoga segera berlalu ya.
Masalah bertamu ke rumah ini jadi ingat kemarin-kemarin ada teman yang mau main ke rumah tapi karena kondisi kayak gini jadi secara halus aku tolak. Apalagi kalau bertamunya lagi nggak ada suami belum izin jadi serba salah.
ReplyDeleteIyak mbak aku juga udah dari sejak Maret dah membiasakan social distance ini dan sudah mulai terbiasa juga kok mbak
ReplyDeleteSudah dong. Sejak diumumkan kasus positif covid di Solo, aku langsung dipingit ama suami. Nggak boleh keluar rumah sama sekali. Untung di rumah banyak yang bisa dikerjain, jadi ngak stres. Berita simpang siur pun cuma sempat bikin panik diawal, sekarang udah biasa banget dengan berita2 gitu.
ReplyDeleteAku dari pas ada Corona selalu berusaha social distancing. Dan pas kemarin pulang ke kota, lalu harus terpaksa beli bahan makanan ke pasar, giliran aku menjauh pembeli yang nyeruduk. Duuh ampe ga antri. Sedih
ReplyDeleteAlhamdulilah ya teh ada teknologi jadinya bisa tetap hubungi yang tercinta, aku iuga tiap hari vidcall teh sedih yah ga ketemuan
ReplyDeleteHarus ya melakukan social distancing agar pandemi lekas usai. Tapi sedihnya tuh masih banyak yang nongkrong bareng di angkringan
ReplyDeleteWajib nih social distancing di musim pandemi ini. Ngak apa2 deh kita jaga jarak utk sementara ini sampe wabah covid ini berlalu. Smg tidak lama lagi kita bisa kembali hidup normal tanpa dihantui rasa was-was
ReplyDeleteSocial Distancing? sudah dong!
ReplyDeleteSejak anak anak sekolah di rumah tanggal 16 Maret sampai sekarang mereka hanya di rumah...ga kemana-mana. Aku cuma keluar ke depan kompleks, ke minimarket dan ke ATM. Suamiku belanja ke hypermart buat groceries jika sudah habis stok
Jadi kami patuh pada PSBB ini:)
Insaallah 100% sudah saya tidak kemana-mana dan selaku di rumah saja. Ngobtol pun jarak jauh dan seperlunya dengan tetangga
ReplyDeleteSudah beberapa hari ini mendung atau hujan terus tiap pagi. Jadi gak bisa berjemur deh.
ReplyDeleteAku termasuk yang suka kepikiran kalo kebanyakan baca berita tentang Covid-19. Jadi sekarang baca seperlunya aja biar nggak stress.
Protokol kesehatan sudah kulakukan alhamdulillah Eoni. Komplit persiapan kalau keluar juga melakukan hal yang semestinya dilaksanakan
ReplyDelete