Ramadan Day 18 : Mudik Ceria Bersama Lion Air
Bismillah,
Belum termasuk printilannya niih...macam sepatu, sandal dan skincare Mama (yang jarang punya travel size), hiiks~
Diakalinnya gimana?
Jadikan mudik sebagai sarana berpetualang bersama anak. Jadi,
Blaa....blaa...blaa....
Alasan demi alasan aku lontarkan begitu saja kepada petugas.
Akhirnya,
Kami bener-bener lariiiii....sekencang dan secepat yang kami bisa.
Ai dan Hana aku suruh lari di depan, karena khawatir tertinggal.
Ia dengan gigih bangkit dan ambil tasnya, lalu berlari kembali.
Barakallahu fiikum~
Jadi learning lesson nya adalah
Nah...ya,
Sejak saat itu..aku bagitu sampai bandara, langsung cuss check in dulu, lalu kalau memang masih mau kangen-kangenan sama Ibu dan mas, aku keluar lagi.
Kalau sahabat lendyagasshi punya pengalaman yang tak terlupakan saat mudik gak?
Yuuk,
Sharing di kolom komen.
Hihii...siapa tau bisa jadi pelajaran buatku.
Salam hangat,
2018.
Iya cerita mudik ini sudah setahun yang lalu, tapi kenangannya bisa jadi pelajaran selama hidupku. Dan semoga gak terulang lagi.
Hebohnya mudik bareng dua anak yang masih berusia 5 dan 7 tahun saat itu. Bawaan banyak, karena aku tipikal Ibu yang gak bisa simple saat bepergian. Baju, selalu bawa lebih.
❝Yah...siapa yahu nanti pas di Surabaya diundang ke acara formal, masa anak-anak gak dibawain baju bagus...(bukan kaos).❞
Belum lagi baju tidur, baju main, baju renang, jilbab, celana pendek, legging, daleman, kaos kaki. Tuuh...daftarnya aja panjang begini...kaliin deh sama jumlah orangnya. Kebayang berapa gede tas koper kami yaa...
Mudik yuuk... |
Diakalinnya gimana?
Jadikan mudik sebagai sarana berpetualang bersama anak. Jadi,
Libatkan masing-masing anak
Punya anak dua, ya...libatkan keduanya untuk menjaga bawaan mereka masing-masing. Makanya, kami sengaja beli tas koper yang bisa diseret itu...agar anak-anak paham, tanggung jawab mereka adalah apa yang mereka bawa. Paling tidak, sampai check-in dan menitipkan barang bawaan di bagasi pesawat.
Beri mereka misi
Maksudnya tanggung jawab.
Hehhe...biar gayanya kaya di film-film.
Jadi biasanya, tiket pesawat yang sudah di print, saya bawa hingga ruang tunggu. Nah...pas sebelum masuk ke pesawat kan suka di cek tuh...tiketnya, aku paling suka kasih Ai dan Hana kepercayaan untuk pegang masing-masing tiket dan tunjukkan nanti setelah di gate keberangkatan.
Ceritakan hal yang menarik selama perjalanan
Karena anak-anak suka penasaran bagaimana pesawat bisa terbang, maka sebelum berangkat, Mama bekali ilmu dulu tentang proses take off dan landing nya pesawat.
Sederhana saja...gak perlu pakai bahasa yang rumit...yang ada, nanti mereka malah ngowoh.
Hhahaa...
**pernah ngalamin pasti kaan...?!?
Mengajak anak-anak untuk berdoa
Karena masih inget doonk...bahwa doa orang yang sedang safar adalah salah satu kondisi yang Allah suka. Jadi doanya mudah di ijabah.
Sebagai sarana berkomunikasi kepada anak
Bukannya tiap hari juga berkomunikasi sama anak?
Iya siih...
Tapi kalau pas sedang perjalanan, cara berkomunikasinya jadi berbeda. Terasa lebih santai dan asik.
Udah nih..yaa, kerempongan bersama anak-anak saat pulang mudik. Alhamdulillah, dapat jadwal keberangkatan jam 12.10 WIB dari Surabaya Juanda ke Bandung Husein Sastranegara bersama maskapai penerbangan Lion Air.
Tahun lalu,
Setiap maskapai penerbangan sistemnya full-service. Gak kaya tahun ini yang membedakan antara full-service dan low-cost carrier.
Diantar Ibu dan mas Tomi (masku yang nomer tiga) ke Bandara. Lalu, karena prediksiku jam keberangkatannya masih lama, jadi, aku masih asik bersantai dan bercanda bahkan beli makanan dan minuman di ruang tunggu sebelum check-in.
Karena waktu sudah menunjukkan jam 11.30, akhirnya aku pamit ke Ibu dan mas.
"Bye...bye..."
(sambil nangis gitu...huhuu~ aku anaknya emang rapuh kalau menghadapi perpisahan, gaess)
Setelah masuk dan antri untuk check-in, firasatku bener-bener gak enak.
Karena loket Lion Air saat itu yang terbuka hanya 2 atau 3 loket dengan antrian yang super panjang. Aku ngerasa...pas tiba di loket, jam ku pasti udah nunjukin jam 12 lebih, padahal jadwal boardingku jam 12.10 WIB.
Akhirnya,
Aku bilang ke anak-anak untuk anteng nunggu di kereta dorong yaa...sambil jagain koper-koper.
Beneran aja...mbak di loket check-in nya udah gak mau ngelayanin. Katanya, pesawatku uda siap berangkat dan aku telat. Gak mungkin banget untuk nyusul.
Deeg!
Jantungku seketika berdetak lebih kencang.
Keringat dingin membasahi gamis hitamku.
Ada perasaan gak karuan...dan aku langsung berlari ke atas, yah...satu-satunya cara adalah melapor ke bagian pemeriksaan tiket kan...?
Bener deeh...
Mas petugas pemeriksaan tiket juga udah pasrah dan bilang "Ibu, Ibu ini sudah terlambat sekali... Ibu kenapa baru check-in jam segini...?"
Dengan pasang wajah melas (karena aku pakai niqab, mungkin orangnya lihat kalau air mataku udah mau netes...)
"Tolong bantuin saya yaa, Pak...
Saya bawa anak dua dan masih kecil-kecil.
Gak mungkin saya beli tiket lagi...karena saya udah ditunggu suami saya di Bandung."
Blaa....blaa...blaa....
Alasan demi alasan aku lontarkan begitu saja kepada petugas.
Dan tabarakallahu...
Ada salah satu petugas berbadan tinggi, yang aku perkirakan usianya masih mid-20 tahunan mendadak mau bantu aku. Tapi ia bilang "Ibu...saya bantu Ibu. Tapi, Ibu harus siap lari yaa..."
MashaAllah~
Langsung pecah tangisku....
"Iya, Pak.
Siap."
Seolah aku gak mau membebani si Mas yang nolong aku ini, jadi semua bawaan (koper) uda gak mungkin masuk bagasi kan... aku bawa tangan dan anak-anak aku kasih aba-aba untuk bersiap lari sembari seret koper masing-masing.
Tahu kan ..kalau bandara Juanda ini besar...
Biasanya, untuk menuju ke pesawat disediakan bis khusus yang mengangkut penumpang.
Namun,
Karena aku penumpang anomali (aka. telat), maka bis itu tidak disediakan. Bahkan saat si Mas petugas bandara meminta tolong ke bagian mobil kecil untuk membawa kami, tidak ada yang bersedia.
Akhirnya,
Kami bener-bener lariiiii....sekencang dan secepat yang kami bisa.
Ai dan Hana aku suruh lari di depan, karena khawatir tertinggal.
Yang kasian, Hana.
Kaki-kakinya yang masih kecil dipaksa berlari dengan cepat, tentu ia terasa yang paling capek dari kita semua. Ia sempat terjatuh dua kali, namun apa daya...karena aku bawa koper super besar, jadi gak bisa sambil gendong Hana.
Alhamdulillah,
Hana pun merasa ini bukan saatnya untuk bermanja-manja.
MashaAllah~
Masnya kok gak bantuin?
Bantuin kok... Ia bantuin bawain tasku yang kecil-kecil. Printilanku memang banyak juga selain koper besar dan koper anak-anak. Biasa kan gitu yaa... pulang kampung, lalu balik lagi ke Bandung tuh...dibekelin banyak hal sama Ibu dan Mertua.
Barakallahu fiikum~
And....
Finally~
We arrived on our plane.
Lion Air
Pasang wajah tenang, dan menunduk memohon maaf atas keterlambatanku naik pesawat kepada penumpang lain. Dan alhamdulillah nya lagi, seat aku di depan. Jadi gak mau-maluin jalan sampai belakang kan...
Huhuu~
Dan si Mas yang bantu sudah menghilang.
Turun, mungkin kembali ke job desk nya lagi.
Dengan tulus, aku doakan...
Semoga Allah yang membalas kebaikan si Mas di Bandara Juanda ini.
Tanpa mengenal, tanpa imbalan apapun, ia rela membantu Emak-emak gengges kaya aku.
Huhuu~
MashaAllah....
Setelah duduk beberapa menit, barilah aku bisa mengucapkan terima kasih kepada anak-anak yang bisa diajak kerjasama hari ini dan meminta maaf pada mereka.
Mereka dengan santainya bilang "Gak apa-apa, Ma... Seru..."
Dan pesawat kami pun take off setelah setengah jam an kami menunggu di dalam pesawat. Karena aku terlambat, jadi menghambat jadwal penerbangan. Dan ini pasti berimbas ke penerbangan-penerbangan berikutnya setelah pesawat kami.
Ya Allah...
Maafkan.
Jadi learning lesson nya adalah
Jangan mepet-mepet waktu untuk check-in
Paling engga, check in dulu agar masuk ke dalam list nama penumpang penerbangan. Hal ini meminimalisir ditinggal sama pesawat.
Paling ideal, waktu check in adalah 1 jam sebelum keberangkatan
Karena lebih baik penumpang yang menunggu daripada (nyaris) ketinggalan pesawat.
Nah...ya,
Sejak saat itu..aku bagitu sampai bandara, langsung cuss check in dulu, lalu kalau memang masih mau kangen-kangenan sama Ibu dan mas, aku keluar lagi.
Kalau sahabat lendyagasshi punya pengalaman yang tak terlupakan saat mudik gak?
Yuuk,
Sharing di kolom komen.
Hihii...siapa tau bisa jadi pelajaran buatku.
Happy Fasting, 친구...
Salam hangat,
Mantap, unforgetable ini mak, antara yang ngalamin sama yang baca. Speechless sama kegigihan Hana dan Ai
ReplyDeleteYa Allah, ikut deg deg an bacanya...
ReplyDeleteAlhamdulillah ya teh maasih bisa brgkt..
Gmn mudik g tahun ini? Kali aja bisa meet up :)
apa ih aku kok mbrebes mili bacanya...huhuhuhu... gak kebayang di situasi yang sama, tapi kebayang super deg-degannya.
ReplyDeleteYa, amploooop Lendy, lendy, koq bisa2nya seey nyantai buat check in? Untung ada si Mas yang mafih bau kencur ngajak lari. Lendy, Hana n Ai jd semangaaat. Hehehe...teu aya Koreaan yeuh
ReplyDeleteDuh saya merasakan banget apa yang dirasakan itu. Tapi bukan saat mau mudik, melainkan mau main ke Bali sama teman2 blogger juga. Pokoknya semua sudah histeris karena kami telat. Fahmi juga lari-lari. Cuma dia mah senang karena pertama kali mau naik pesawat. Ketawa ketawa aja lari sama ayahnya. Lah aku sama koordinator acara yang super dag dig Semuadug.
ReplyDeleteTeman Blogger yang sudah di dalam pada bantuin cekin. Say sampai merasa mules akhirnya lari-lari kami masuk pesawat juga. Alhamdulillah...
Jika ingat itu kami para blogger yang serombongan waktu ke Bali jadi tertawa sendiri.
Ya ampun.. jadi pengalaman berharga banget ya teh.. bicara tentang hampir ketinggalan pesawat aku juga pernah.. duh itu deg degan banget, aku udah putus urat malu waktu itu.. lari larian dan minta tolong lewat duluan saat bagian imigrasi duh.. untung bawa anak, jadi mereka rada kasian sama kami hiks.. btw, selamat mudik teh, selamat berkumpul bersama keluarga tersayang
ReplyDeleteMasya Allah... aanak-anak malah merasa seru ya. Aku bacanya aja sambil deg-degan. Berasa main kejar-kerjaran gitu.
ReplyDeleteKalo nyaris telat naik kereta sih pernah, tahun ini malah. Sambil geret-geret koper dan gendong ransel yang sama beratnya. Duhhh pegel nya minta ampun, mana di stasiun senen yang kudu naik turun tangga buat menuju ke kereta nya. Begitu naik ke kereta berasa dapat hadiah, eh ternyata masih nunggu
hihi, kya aku dulu, aku juga suka mepet waktu saat check-in xD tapi Alhamdulillah semenjak menikah, suami suka ngingetin biar check-in 1 jam sebelum keberangkatan, atau online check-in aja :D senengnya yang bisa mudik, huhu, aku sedih lebaran idul fitri ini ga bisa mudik, suami ga dapet cuti nih :(
ReplyDeleteWaduh kisah seru naik pesawat ...jd kepikiran bikin tulisan kisah serunya teh...yg aku alamin jg sampe lari2 kayak gitu...huhu..
ReplyDeleteAlhamdulillah Allah SWT masih melindungi ya teh ga usah beli tiket lg..menggerakan hati si mas yg baik hati itu utk menolong.
I have always made sure that we have enough time before takeoff So that I don’t have to run around like crazy. It’s good that the kids are aware of what they need to do
ReplyDeleteTahun ini aku ga mudik Mbak. Tapi kLaten ikut kena macet karena banyak yang mudik kesini. Btw, selamat lebaran mohon maaf lahir batin ya, Mbak :))
ReplyDeleteTahun ini sayangnya saya gak mudik pdhl pengen banget �� mdh2an aja tahun depan tereleasisasi, amiinnn
ReplyDeleteTahun ini saya ga mudik pake Lion
ReplyDeleteMungkin tahun depan kalau bujet sudah mencukupi
Awal tahun juga harus ke Makassar urus nikahan adek
Iisssshh....
ReplyDeleteAntara deg2an dan gemes bacanya wkwkwk ^_^v
Suamiku tuh termasuk yg ketat kalau urusan ke Bandara. Jd kalau di Jkt dia mewajibkan kami berangkat minim 5 jam sebelumnya, kalau di Sby harus 3 jam biar gk mefet. Pdhl tau ndiri rumah di Sby ma bandara paling cuma 30 menitan wkwkwk. Trus kalau dah bisa cek in langsung masuk. Jgn diulangi yak xixixi.
Alhamdulillah ya masih rezeki pesawatnya.
Kalau aku dulu pengalaman deg2an bawa Maxy yg msh bayi seorang diri gtu PP ke Sby, yaaa ada drama2nya krn bawaan banyak, untungnya banyak yg bantuin bawa meski gak kenal. Hihihi. Alhamdulillah ya selalu ketemu org baik, ngingetin kita supaya jg berbuat hal yg sama kpd org lain��
Akhir2 ini aku jg naiknya Lion, tapi sejujurnya kalau pakai budget pribadi, aku lbh suka pakai maskapai lain, khususnya yg ijo itu, tapi apa daya zaman skrng mampunya beli lion xixixi
DeleteBaca tiap tahap kejadian jadi ikutan deg-degan deh,
ReplyDeleteJadi pengalaman yang gak akan pernah dilupakan ya...
Haduhhh, mbak Lendyyy, aku jadi ikutan deg-degan bacanya. :((
ReplyDeleteBerasa kayak lagi naik wahana roller coaster tapi pake lari-larian ya ini, demi ngejar pesawat.
Alhamdulillah ada yang bantu ya mba, baik sekali mas nya.. tapi travelling bersama 2 anak itu memang repot pasti. Aku aja 1 anak ke mall kaya mau mudik seminggu bawaannya :D heheehe
ReplyDeletewkwkwk pelajaran bgt memang mba, klo naik pesawat apalgi yg jarang delay, lebih baik datng lebih awal biar ga buru2, btw seru yah klo liburan sama kluarga gini jadi ga bosan selama di pesawat
ReplyDeleteSebenarnya aku udh lama ga mudik sih mba huhu kalau ngumpul ama keluarga seringnya di Bandung. Dan naik pesawat ya karena beda pulau wkwk
ReplyDeletemasya Allah mbaaaaa Len, aku bisa membayangkan seriweuh apa moment kejar-kejaran itu terjadi. Karena aku pernah (nyaris) ketinggalan kereta api, aku ga bayangin kalo ketinggalan pesawat huuhuuu
ReplyDeletewah asik banget ya mudiknya... kalau sebelum lebaran pasti ramai banget ya beb...
ReplyDeleteMasya Allah tabarakallah seru banget ya bisa menikmati mudik begini dan berkumpul bersama keluarga di hari lebaran
ReplyDeleteAduh, Mbak. Aku juga ikut was-was baca ceritanya :""") Lain kali patuhi aturan tiba di bandara 2 jam sebelum keberangkatan ya. Kalo penerbangan internasional, 3 jam sebelum. Sejak pertama kali naik pesawat, aku selalu mematuhi aturan itu. Ya biar nggak buru2 hehe. Tapi udah dua kali juga sih hampir ketinggalan pesawat dari CGK-SUB. Dan parahnya, ketinggalannya gara-gara kita asyik jalan-jalan di T3 :))) Konyol banget kan. Capeknya luar biasa setelah lari-lari. Dan malu banget. Alhamdulillah anak2nya bisa diajak kerja sama ya.
ReplyDeletePastinya menjadi moment yg membahagiakan tersendiri dan bakalan takkan terlupakan ya mbak. Saya jadi ingat kisah mudik dulu, hampir ditinggal pesawat. Untungnya masih bisa, kalau gak ya bye bye deh
ReplyDeleteMasya Allah mbak Lend... mbak yang lari sama anak-anak, aku yang deg-degan (dan auto ngos-ngosan juga). Iya memang sebaiknya kalau naik pesawat harus spare waktu 2 jam sebelum boarding untuk amannya... Mending luntang lantung di bandara nungguin pesawat daripada ketinggalan ya kan. Alhamdulillah bisa tetap naik ya mbak.
ReplyDeleteAku bacanya sampai ikutan deg degan, takut beneran ketinggalan pesawat gitu pas endingnya. Mau nyesek juga ngebayangin Mba lari-larian sama anak-anak.
ReplyDeleteSemoga petugas bandara yang bantuin Mba, dimudahkan rejekinya serta berkah juga hidupnya. Hebat ih orang yang mau bantu tanpa pamroh di jaman sekarang ini.
wow lari2 bawa anak sama koper, aku nyerah, mungkin aku engga akan sekuat itu. Alhamdulillah ya engga ketinggalan.
ReplyDeletekalau aku dulu pernah pakai maskapai ini saat trevel ke lombok. jauh2 hari udah pesen tiket pulang perginya dong plus milih seat. eh pas aku mau balik dari lombok ke jakarta tiba2 maskapai ini memberi kabar di hari yang mepet saat akan pulang kalau penerbangan dari lombok akan di pindahkan ke Batik Air. dan jadwal penerbangan maju 1 jam. gileee mana aku lagi di pulau gili trawangan. hahaha antrian check in panjang. dapet seat paling belakang. Ya Allah untung engga ketinggalan cuma mepet aja.
Saya jadi ikut deg-degan bacanya. Untung tetap bisa berangkat. Gak sampai ketinggalan hihihi. Mas-nya baik banget mau bantuin
ReplyDeleteAku dulu kerja di Airlines mba, suka geregetan sama yang telat cek in tapi kadang kubantu deh apalagi liat bawa anak-anak kasian aku jadinya. Seru yah ceritanya, smoga next ga telat cek in lagi ya
ReplyDeleteNgebayangin seru dan deg2 annya bakal ketinggalan pesawat , pasti panik banget yah mak. Kisahnya bikin tegang mak. Hahahaha
ReplyDeleteWeheheh. Aku bacanya sampe ikut jantungan sih ini. Serius. Ngebayangin rempongnya ngebujuk petugas buat cek in. Untungnya ya Mba si petugas itu mau bantuin. Pelajaran banget ini, biar ke depannya tau da menerapka bahwa 3 jam sebelum flight, penumpang sudah harus stand by di bandara :)
ReplyDeleteMasya Allah bunda lendy aku deg degan asli bacanya.. bawa anak dua kebayang aku gimana rempongnyq dan capeknya... Soalnya anakku juga sama. Alhamdulillah ya mom akhirnya bisa masuk
ReplyDeleteAsli bacanyaa bkin sport jantung kebayang kalo aku ada di posisi itu heheh keren deh mba pengalamab yang tak terlupakan
ReplyDeleteSejujurnya aku cuma sekali pakai airline ini, serius drama banget...untung aja naik pesawat ini untuk keperluan kerja
ReplyDeletePas baca telat check in ikut deg2an looh aku, ngebayangin bawa 2 anak lari2 dengan jarak yg lumayan ditambah rasa takut ketinggalan, gak kebayang sih gimana paniknya mbak Len saat itu hihi
ReplyDeleteBermainkan adrenalin banget ya mba kalo sol pesawat,makanya kalo sebelum berangkat aku biasanya suka gabisa tidur malemnya wkwk
ReplyDeleteSemenjak dulu Lion Air selalu delay, semenjak dari situ juga saya dan keluarga tidak pernah lagi menaiki pesawat ini. Tapi gak tahu juga sih sekarang sudah ada perubahan apa tidak.
ReplyDeletedan...saya pun jadi ngbayangin kalo di posisi mbak, asli gak tau bakalan kayak gimana...
ReplyDeleteYa ampun, aku pernah nih merasakan kayak begini, tp bedanya jadwal terbang pesawatnya dimajuin, untung aja masih sempat terkejar & lari bersama suami serta 2 anak batita 🙈
ReplyDeleteEmang paling asik itu mudik saat moment2 hari besar apalagi perginya semau member keluarga..waduhh seru bin repot super deh yang terjadi..tapi ini yang paling berkesan ya mba..
ReplyDelete