Menikmati Mudik Lebaran 1438 H
Assalamu`alaykum,
Halo, sahabat lendyagasshi?
Pada liburan ke mana niiih...?
Keluar dari tol Cipali, masuk ke jalur tol baru Brebes-Pemalang-Pekalongan. Di sepanjang rute tersebut, kami hanya disuguhi pemandangan bukit dan hamparan debu jalan tol yang belum selesai seratus persen
Namun jangan takut kelaparan dan kelelahan, karena meskipun berada di jalan yang terik nan berdebu, ada beberapa titik rest area yang bisa dijadikan tempat singgah sejenak. Ke toilet, atau menikmati makan sembari lesehan untuk sekedar meluruskan kaki, bahkan menunaikan ibadah sholat, semua tersedia lengkap di rest area dadakn ini.
Setelah berlelah-lelah mengarungi panjangnya perjalanan, tibalah kami di kota Semarang. Awalnya, kami berniat hanya sejanak beristirahat sembari berwisata ke Lawang Sewu dan Masjid Agung Semarang. Namun ada hal yang membuat kami tertahan di kota ini.
Baca juga :
2 Tujuan Wisata Semarang Yang Bermakna
dan
Staycation di Da Fam Hotel, Semarang
Sudah puas di Semarang?
Sebenarnya belum siih....aku masih ingin berlama-lama menjelajah kota ini, karena keindahan budaya dan kisah sejarahnya tentunya. Tak lupa, kuliner yang menjanjikan kenikmatan belum semua kami cicipi. Namun apa daya, kami segera beranjak melanjutkan perjalanan menuju Surabaya.
Segaja rute berikutnya, kami tidak menyusuri jalur pantura lagi. Kami lewat kota Purwodadi - Blora - Cepu dan berhenti di Bojonegoro untuk mengunjungi makam ayahanda tercinta.
Baca :
Babe telah meninggalkan keluarga sekitar 6 bulan lamanya. Namun kenangan demi kenangan terus terpatri menghiasi hari-hari ku. Bahkan anak-anak sangat senang berkunjung ke makam eyang kakung. Tanpa terasa, air mata ini meleleh sembari berdoa dan tangan ini tak henti membersihkan rerumputan yang mulai tumbuh di atas pembaringan terakhir Babe.
Karena waktu terus berlalu, kami pun melanjutkan perjalanan yang tinggal beberapa puluh kilometer lagi melalui kota Babat - Lamongan - Gresik dan berakhir di Surabaya.
Alhamdulillah,
bahagia tak terperikan ketika sampai di rumah orangtua bertemu sanak saudara.
Hikmah perjalanan mudik Lebaran 1438 H yang aku rasakan :
1. Sabar
Kami belajar sabar dalam banyak hal. Dari mulai hal yang paling kecil aja, seperti ingin ke toilet. Kami harus mengantri dulu dan kami harus bisa menerima bagaimanapun keadaan toilet di tempat umum.
2. Adanya perbedaan Culture
Bahwa di setiap daerah (meskipun masih sama-sama Jawa), memiliki ragam kebiasaan, ragam bahasa dan budaya yang mesti kita hormati. Karena itu bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Kerasa gak...meskipun sama-sama Jawa, tapi tiap daerah memiliki dialek bahasa Jawa yang berbeda?
3. Bekerja sama
Di hari-hari biasa, mungkin kami jarang menikmati kebersamaan karena berbagai distraksi. Namun dalam perjalanan, kami dituntut untuk berkomunikasi lebih sering dan lebih baik lagi. Membicarakan banyak hal dari mulai yang sepele hingga yang serius.
4. Menikmati apa yang ada
Tradisi di keluarga kecil kami adalah menikmati apa yang sudah disajikan di hadapan kami. Baik itu sesuai keinginan atau tidak. Kalau sedang dalam perjalanan seperti ini, kami tidak bisa makan ata minum sesuai keinginan masing-masing pribadi. Tapi kami menyatukan suara terbanyak. Atau memilih menu secara bergantian. Dan yang paling penting, tidak berlebihan.
5. Mengatur keuangan
Karena ini penting sekali. Perjalanan masih panjang. Kami memperkirakan berada di rumah orangtua hingga 3 minggu ke depan. Sehingga masalah keuangan ini harus benar-benar well-prepared.
Salah satu tipsnya, seperti yang di atas. Bahwa tidak berlebihan dalam membeli sesuatu.
Begitulah pengalaman perjalanan mudik keluarga kami tahun ini. Bagaimana dengan perjalanan mudik sahabat semua?
Apapun pengalamannya, in syaa Allah membawa keberkahan untuk kita semua.
Aamiin.
Salam hangat,
Halo, sahabat lendyagasshi?
Pada liburan ke mana niiih...?
Kalau kami, mudik dari Bandung ke Surabaya. Kebetulan, lebaran kali ini, kami menggunakan jalur darat dengan membawa kendaraan pribadi sebagai alat transportasi. Jauh-jauh hari sebelum berlibur, kami sudah merencanakan akan mampir ke mana saja selama menikmati perjalanan melalui jalur pantura ini.
Jalur ini terasa nyaman, menurutku, karena jalannya lurus, nyaris tak berkelok dan kami menyusuri jalur tol ke tol.
source : jawapos.com |
Keluar dari tol Cipali, masuk ke jalur tol baru Brebes-Pemalang-Pekalongan. Di sepanjang rute tersebut, kami hanya disuguhi pemandangan bukit dan hamparan debu jalan tol yang belum selesai seratus persen
doc. pribadi |
Namun jangan takut kelaparan dan kelelahan, karena meskipun berada di jalan yang terik nan berdebu, ada beberapa titik rest area yang bisa dijadikan tempat singgah sejenak. Ke toilet, atau menikmati makan sembari lesehan untuk sekedar meluruskan kaki, bahkan menunaikan ibadah sholat, semua tersedia lengkap di rest area dadakn ini.
Posko BBM |
Dapat dibeli BBM per-10 L |
tenda-tenda lesehan |
Setelah berlelah-lelah mengarungi panjangnya perjalanan, tibalah kami di kota Semarang. Awalnya, kami berniat hanya sejanak beristirahat sembari berwisata ke Lawang Sewu dan Masjid Agung Semarang. Namun ada hal yang membuat kami tertahan di kota ini.
Baca juga :
2 Tujuan Wisata Semarang Yang Bermakna
dan
Staycation di Da Fam Hotel, Semarang
Sudah puas di Semarang?
Sebenarnya belum siih....aku masih ingin berlama-lama menjelajah kota ini, karena keindahan budaya dan kisah sejarahnya tentunya. Tak lupa, kuliner yang menjanjikan kenikmatan belum semua kami cicipi. Namun apa daya, kami segera beranjak melanjutkan perjalanan menuju Surabaya.
Segaja rute berikutnya, kami tidak menyusuri jalur pantura lagi. Kami lewat kota Purwodadi - Blora - Cepu dan berhenti di Bojonegoro untuk mengunjungi makam ayahanda tercinta.
Baca :
Amalan Yang Tak Akan Terputus
Begini keadaan pemakaman Babe/eyang kung tercinta di Bojonegoro |
Babe telah meninggalkan keluarga sekitar 6 bulan lamanya. Namun kenangan demi kenangan terus terpatri menghiasi hari-hari ku. Bahkan anak-anak sangat senang berkunjung ke makam eyang kakung. Tanpa terasa, air mata ini meleleh sembari berdoa dan tangan ini tak henti membersihkan rerumputan yang mulai tumbuh di atas pembaringan terakhir Babe.
Karena waktu terus berlalu, kami pun melanjutkan perjalanan yang tinggal beberapa puluh kilometer lagi melalui kota Babat - Lamongan - Gresik dan berakhir di Surabaya.
Alhamdulillah,
bahagia tak terperikan ketika sampai di rumah orangtua bertemu sanak saudara.
Hikmah perjalanan mudik Lebaran 1438 H yang aku rasakan :
1. Sabar
Kami belajar sabar dalam banyak hal. Dari mulai hal yang paling kecil aja, seperti ingin ke toilet. Kami harus mengantri dulu dan kami harus bisa menerima bagaimanapun keadaan toilet di tempat umum.
2. Adanya perbedaan Culture
Bahwa di setiap daerah (meskipun masih sama-sama Jawa), memiliki ragam kebiasaan, ragam bahasa dan budaya yang mesti kita hormati. Karena itu bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Kerasa gak...meskipun sama-sama Jawa, tapi tiap daerah memiliki dialek bahasa Jawa yang berbeda?
3. Bekerja sama
Di hari-hari biasa, mungkin kami jarang menikmati kebersamaan karena berbagai distraksi. Namun dalam perjalanan, kami dituntut untuk berkomunikasi lebih sering dan lebih baik lagi. Membicarakan banyak hal dari mulai yang sepele hingga yang serius.
4. Menikmati apa yang ada
Tradisi di keluarga kecil kami adalah menikmati apa yang sudah disajikan di hadapan kami. Baik itu sesuai keinginan atau tidak. Kalau sedang dalam perjalanan seperti ini, kami tidak bisa makan ata minum sesuai keinginan masing-masing pribadi. Tapi kami menyatukan suara terbanyak. Atau memilih menu secara bergantian. Dan yang paling penting, tidak berlebihan.
5. Mengatur keuangan
Karena ini penting sekali. Perjalanan masih panjang. Kami memperkirakan berada di rumah orangtua hingga 3 minggu ke depan. Sehingga masalah keuangan ini harus benar-benar well-prepared.
Salah satu tipsnya, seperti yang di atas. Bahwa tidak berlebihan dalam membeli sesuatu.
Begitulah pengalaman perjalanan mudik keluarga kami tahun ini. Bagaimana dengan perjalanan mudik sahabat semua?
Apapun pengalamannya, in syaa Allah membawa keberkahan untuk kita semua.
Aamiin.
Salam hangat,
Semoga arwah Bapa diterima di sisiNya ya, Mbak.
ReplyDeleteBtww mengatur keuangan ini penting tidak hanya saat mudik tetapi juga setiap waktu.
Btw itu lesehannya kasih makan gratis? #ngarep
wah asyik ya mudiknya. Aku sudah mudik dari tanggal 15 dan naik kereta jadi masih belum terasa ramai
ReplyDeleteSekarang aku engga mudik mba, duh lumayan jauh banget ya dari Bandung ke Surabaya^^ tapi asik banyak pengalaman dan ketemu sodara di kampung halaman^^
ReplyDeleteEnaknya bisa mudik lewat jalur darat, kalau saya mudiknya ke Pontianak tak bisa lewat jalur darat. 😅
ReplyDeleteKalau tentang mengatur keuangan tak hanya penting saat mudik, usai lebaran juga perlu mengatur keuangan. Apalagi sebentar lagi ada hari raya Iduladha juga.
Wah mudiknya ke Surabaya ya mbak. Surabayanya di mana? Aku juga tahun ini mudik lewat jalur darat pakai mobil. Tapi tahun ini ga ke surabaya tapi ke jawa tengah. Kadang ke surabaya hihi
ReplyDeletelewat jalur utara ya, pantura?
ReplyDeletedulu perna iseng lewat selatan lbh lama sampe emg jalurnya lbh jauh dan panjang haha..
seru ya mba kl mudik bawa mobil sendiri.
anyway sby nya dmn? saya kmrn mudik di sby dan merayakan lebaran di sby. coba bs kopdar ya mba linda ��
Mauu banget kopdar sama mba Omith.
DeleteAku di Ketintang, mba.
Belakang Royal Plaza.
Mba Omith dimanakah?
Aq juga mudik tp naik kendaraan umum. Kl mudik pake kendaraan pribadi enak ya bisa mampir2 ke kota lain. Asyiknya
ReplyDeleteIya sabar itu, terutama soal macet dan mau ke toilet, palagi bawa anak kecil gtu. Tapi enknya kalau jalur darat pakai kendaraan pribadi bisa santai dan berhenti2 kalau lelah.
ReplyDeleteSeneng ya mbak bisa kumpul2 keluarga. Tahun ini aku gak mudik huhuhu.
Iyaa...
DeleteAlhamdulillah.
Anak-anak tetap shaum meskipun kondisi di Jawa jauh berbeda dari Bandung.
*jadi jarang minta berhenti ke toilet.
Lebaran tahun ini aku sekeluarga gak mudik, kami lebih menikmati ibukota yang sepi banget. Beneran sepi banget lebaran tahun ini. Kerasa kurang gimana gitu hahaha oh iya, yang beda tahun ini juga kami kunjungan ke makam kakakku yang meninggal Januari lalu. :')
ReplyDeleteSelamat merayakan Hari Kemenangan, Mbak Lendy...
ReplyDeleteMohon maaf lahir & batin yaa.. luvv..
Berarti sekarang masih di rumah ortu yaa..
Selamat berkumpul bersama keluarga. :)
Aku mudik ke Ciamis pakai bis, dr jkt ke Ciamis kami lewat jalur biasa lewat bandung-nagrek.
ReplyDeleteTp pas arus balik busnya ngambil jalur cipali dan itu pertama kali aku mudik pakai jalur cipali, maceeet bangeet.
Mantabbb mba.. mudiknya dari Bandung sampai Surabaya.. total perjalanan berapa jam itu mba? Saya kalau lebaran gak berani mudik jalur bis/kendaraan karena takut macet
ReplyDeleteAlhamdulillah,
DeleteKarena ambil harinya jauh-jauh hari...jadi gak terjebak macer, mas Tom.
Kuingin merasakan mudik juga, tapi kotaku dekat. Kemarin iseng sih cikarang-bandung motoran. perginya aman. pulangnya karena ingin makan sate maranggi, kejebak macet di cikampek-karawang hampir 4 jam cuma gegara: banyak banget yg bikin tempat istirahat dadakan.
ReplyDeletedari 5 poin hikmah yang disampein, kugagal memenuhi poin no5. aktual pengeluaran 3-4 kali lipat anggaran :'(
btw, beberapa link di 'baca juga' ga aktif tuh, mbak.
Mudiknya sampe 3 minggu? Wah, lama juga ya. Mohon maaf lahir dan batin juga mbak. Selamat berkumpul bersama keluarga :)
ReplyDeleteAku pernah lewat cipali pas mau k jogja bareng keluarga buat wisuda. Long and winding road banget hihi. Dan pengalaman ini bakal jadi bekal dan berguna banget bust aku kelak kalo mudik dari Lampung ke Bandung wkwkwkwkwk. Mudiknya remeh.
ReplyDeleteMudik lewat darat itu emang banyak banget pengalaman menariknya ya mba, apalagi jarak jauh Bandung - Surabaya gini enaknya bisa mampir-mampir dulu di kota yang dilewat.. kalo aku tahun ini mudiknya deket aja ke Sukabumi ��
ReplyDeleteSuka iri sama orang2 yg bisa mudik, aku mah jakarta asli. jadi ya di jakarta terus tiap lebaran wkwkw
ReplyDeleteSeru sekaligus lelah ya teh kalo perjalanan darat gini. Aku sih udah nyerah duluan karena anaknya suka mabuk darat, yang ada malah ngerepotin orang ntar hehe
ReplyDeleteAsiknya bisa mampir-mampir ke tempat-tempat hits ya teh, bisa explore juga walopun waktu terbatas.. Ah teteh sekeluarga kece banget hihi
Hebat Teh Bandung Sby via jalur darat. Kena macet gak Teh? Terus mulai jalannya h- berapa?
ReplyDeleteMudik kayaknya selalu dirindukan setiap tahun, tak peduli macet ya teh. Apalagi sekarang banyak posko - posko mudik yang bisa dijadikan tempat istirahat
ReplyDeletemesjid kecenya mana mbae... next mudah2an bs ke sana. cakeeeup. duluan jogja apa semarang sih mba?
ReplyDeleteLewat Utara, tengah-tengahnya Semarang.
DeleteKalo lewat Selatan, Jogyes...
Ayook Uniii...
mudik bahagia dengan seluruh keluarga, banyak kenangan yang membahagiakan. Seru sekali sepertinya
ReplyDeleteMudik jalur darat ini meskipun lama tapi ada seninya ya. Bikin kangen
ReplyDeleteWahh..seru juga nih kayaknya mudik via darat..bandung surabaya berapa jam kah ? ��..yg pasti perjalanannya pasti seru yah..namanya jg mudik��
ReplyDeleteLebaran mah aku di Bandung aja, Len hehehe. Soal culture shock itu memang bener. Ke daerah lain di Jawa Barat pun kebiasaannya ga semua kayak yang aku alamin di Bandung. By the way selama ini aku selalu merasa bahasa Jawa itu di mana aja sama semua. Padahal mah beda, ya? :D
ReplyDelete