[Materi 10] Membangun Komunitas, Membangun Peradaban
Menjelang akhir materi di kelas Matrikulasi Koordinator IIP, kami merasa telah digodog oleh Bunda Septi. Bersama sahabat-sahabat seperjuangan, kami diberi materi penutup sekaligus pengunci dari keseluruhan ilmu yang sudah diperoleh (meminjam istilah dari sahabat RB Menulis, teh Shanty).
Membangun Komunitas Membangun Peradaban
Materi #10 - Matrikulasi Koordinator IIP
----------------------------------------------------------------------------
It takes a Village to raise a CHILD
Perlu orang sekampung untuk membesarkan anak
Dulu,
pendidikan dimaknai, dipahami dan dijalankan oleh para keluarga dan komunitas secara berjamaah. Pendidikan adalah sebuah keniscayaan untuk membentuk komunitas yang lebih baik. Demikian juga sebaliknya, komunitas memerlukan pendidikan untuk mengangkat derajat posisi peran personal dan komunal yang lebih baik di muka bumi ini serta memuliakan kearifan dan akhlak yang lebih baik bagi generasi selanjutnya.
Pendidikan bukan lahir karena adanya komunitas atau masyarakat, justru pendidikanlah yang melahirkan komunitas dan peradaban.
Pendidikan adalah tanggung jawab keluarga dan komunitas, karena keluarga dan komunitaslah yang paling paham peran yang paling bermanfaat untuk dirinya, yang paling tahu sisi kekuatan dan kelemahan dirinya.
Maka sudah saatnya kita mengembalikan keluarga dan komunitas yang kita bangun sebagai sentra pendidikan peradaban. Karena sesungguhnya peradaban adalah milik keluarga dan komunitas, karena di dalamnya akan muncul karya peradaban dan generasi peradaban yaitu anak-anak kita.
Tahapan Membangun Peradaban Dalam Komunitas
Membangun peradaban di komunitas bisa dijalankan seiring dengan membangun peradaban pada diri kita sendiri dan membangun peradaban di keluarga.
a. Setiap manusia memiliki Misi Individual
Setiap manusia dilahirkan dengan karakteristik yang unik, maka tugas dan peran yang akan dijalaninya di muka bumi ini juga pasti unik.
b. Setiap keluarga memiliki Misi Keluarga
Misi keluarga bisa jadi misi bersama yang menjadi ke-khas-an setiap keluarga. Misi keluarga ini bisa jadi kombinasi dari sifat keunikan ayah, ibu dan anak. Atau bisa juga karena ada dominasi sifat yang mewarnai kekhasan keluarga. Di titik ini kita paham, apa rahasia besar Allah mempertemukan kita (suami dan anak-anak) dalam satu keluarga.
c. Setiap komunitas memiliki Misi Peradaban
"Burung yang berbulu sama pasti akan saling bertemu."
Inilah mungkin yang menyebabkan kita bisa berkumpul di komunitas Ibu Profesional, belum pernah saling ketemu muka, tapi rasanya sudah satu chemistry, karena sebenarnya kita sedang membawa misi peradaban yang sama. Yaitu membangun rahmat bagi semesta alam lewat dunia pendidikan anak dan keluarga.
Values Komunitas
Values komunitas adalah berbagi dan melayani, bukan menuntut.
Maka :
a. Mulailah dari diri kita
b. Berbagi apa yang kita miliki
c. Satu alasan kuat karena anda ingin melayani komunitas, bukan untuk mencari popularitas, atau bahkan untuk memenuhi kepentingan diri sendiri.
Taat Asas
Kemudian tahap berikutnya adalah pahami, komunitas Ibu Profesional ini hadir dan berkembang di Indonesia. Dimana asas kebangsaan yang dianut di Indonesia adalah asas Bhineka Tunggal Ika. Sebagai warga negara yang baik kita perlu taat asas. Maka pahamilah bahwa kita ini adalah beragam.
Perbedaan itu akan menjadi rahmat, maka berjalanlah secara
HARMONI dalam KEBERAGAMAN
GERAK dan KEBERMANFAATAN
Jangan khawatr dengan jumlah, karena banyak dan sedikit itu tidak penting, yang penting adalah gerak anda dan asas kebermanfaatan kita bagi sesama.
Pakailah prinsip sebagai berikut :
❀Andaikata ada seribu ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga, maka salah satunya adalah SAYA.
❀Andaikata ada seratus ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga, maka salah satunya pasti SAYA.
❀Andaikata hanya ada satu ibu saja yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga, maka itulah SAYA.
Rumah adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah-fitrah baik bisa ditumbuh suburkan, dimuliakan dari dalam rumah-rumah kita, maka secara kolektif akan menjadi baik dan mulialah peradaban.
Selamat membangun komunitas, membangun peradaban,
Selamat bergabung di komunitas Ibu Profesional dan bersiaplah menjadi Ibu Kebanggaan Keluarga.
Salam,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber Bacaan :
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Radja Grafindo, 2000
Harry Santoso dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2015
Ibu Profesional, Membangun Komunitas, Materi Perkuliahan IIP, 2015
Nice Homework #10
📚Membangun Komunitas, Membangun Peradaban📚
Kali ini kita akan melihat diri kita sebagai seorang yang sudah menjalankan peran di komunitas.
Lihat posisi anda saat ini, kemudian amati peran peradaban apa yang sedang dititipkan Allah di pundak teman-teman semuanya.
Maka buatlah essay pendek, dengan judul posisi anda saat ini.
Contoh :
KOORDINATOR KOTA
a. Bagaimana kondisi masyarakat/member yang saya pimpin saat ini?
b. Tantangan-tantangan apa saja yang saya hadapi?
c. Apakah bakat yang sudah Allah berikan untuk saya, sehingga mendapatkan amanah ini?
d. Bagaimana saya menggunakan bakat tersebut untuk kebermanfaatan komunitas?
e. Tahun depan, perubahan apa saja yang akan saya lakukan untuk komunitas/Rumah Belajar/di kota kami?
Pertanyaan-pertanyaan itu hanya contoh, bisa anda modifikasi sendiri sesuai aliran hati yang teman-teman rasakan.
"Allah tidak akan membebani kaumnya, melebihi kemampuannya"
Salam Ibu Profesional,
/Septi Peni/
Komunitas Ibu Profesional - Komunitas pertama yang saya kenal dan membuka pemikiran saya mengenai indahnya menjadi Ibu. Bahwa menjadi Ibu itu bukan aktivitas yang memalukan dan rendah. Di komunitas ini, saya banyak bertemu dengan sesama Ibu yang sedang berjuang dan akan terus berjuang untuk membimbing buah hati menjadi generasi penerus yang islami dan menegakkan dien. Saya tentu sangat membutuhkan dukungan dari lingkungan. Untuk membentuk sebuah kebiasaan, mulailah saya memberanikan diri mengajukan ketertarikan saya dalam hal berkomunitas.
Pada dasarnya, saya senang bersosialisasi. Berhubungan dengan orang baru. Meskipun kadang mungkin terkesan sok tahu, saya sedikit demi sedikit belajar mengontrol diri dan emosi bahwa untuk menjadi seseorang yang tahu itu tidak cukup. Saya harus menjadi orang yang bijak. Sehingga dalam menyampaikan apa yang saya tahu, tidak membuat orang lain merasa digurui.
Maka,
langkah berikutnya setelah saya menjadi koordinator kota Bandung (dulu masih disebut koordinator, sekarang berubah menjadi fasilitator), saya banyak belajar. Hal yang tidak pernah saya lupakan dahulu adalah sebuah proses berharga.
Saling bertukar pikiran. Kadang debat pun tak terelakkan.
Begitulah kami saling mendekatkan diri.
Saya merasa kontribusi saya dalam komunitas Institut Ibu Profesional memang belum maksimal. Dikarenakan saya masih memetakan diri saya. Melalui program Matrikukasi, saya sedang mengumpulakan beberapa kepingan ilmu yang sudah saya dapatkan selama ini dan saya mencari benang merahnya.
Terus bergerak dan bergerak, minimal dalam keluarga dahulu, barulah keluar rumah untuk berkomunitas. Inside out. Begitu Bunda sering menyebutkan.
Posisi yang saya pegang saat ini adalah sebagai admin dari Bandung wilayah Utara 1 dan 2. Semoga ke depannya, saya bisa lebih menghidupkan ghirah (semangat) belajar Ibu-Ibu melalui kulwap dan rumah belajar yang tersebar di Bandung.
Amanah lain : (wakil) Rumah Belajar Menulis dan Fasilitator Rumah Belajar Dago.
Terima kasih, Bunda Septi.
Terima kasih, sahabat-sahabat fasil dimana pun berada, khususnya di kota Bandung.
Semoga saya tidak (pernah) berhenti belajar hingga hayat ini tak dikandung badan lagi.
Salam hangat,
// Fasilitator IIP - Bandung //
Komunitas itu kalau diurus dengan serius tentu akan memberi banyak manfaat ya mba. berkumpul dgn orang positif dan dengan minat yang sama akan membawa manfaat berganda..
ReplyDeleteDengan ikut komunitas, kita ga merasa sendiri menghadapi suatu hal. Bisa saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Memang efeknya berasa banget tapi harus pilih-pilih juga lingkungan yang positif supaya kita ketularan positif.
ReplyDeletewah... ini kumpulan materinya banyak sekali. ini untuk materi mengajar atau apa mbak? jadi penasaran hehehe
ReplyDeleteIbu profesional adalah komunitas keren yang mengajak para bunda bukan sekedar menjaga anak tapi menjadikan profesi ibu rumah tangga sebagai suatu profesi bergengsi
ReplyDeleteWaaahh baca ini jadi pengen gabung di Institut Ibu Profesional, suka banget liat euforia para ibu yang jadi lebih positif karena komunitas tersebut :)
ReplyDeleteTeteh aku teh penasaran sama IIP loh soalna maaterinya mantap-mantap apakah aku yang lugu ini bisa gabung?hahaha
ReplyDeleteKomunitas yang membangun memang keren, tambah ilmu, wawasan dan tentu saja tambah teman dan saudara ya.
ReplyDeleteMulti manfaat selama kita bisa seleksi, komunitas mana bisa yang membangun kita
Mulai dari diri kita sendiri bener banget ya mbak sebelum melangkah ke hal lainnya. Berkomunitas yang didasarkan ingin populer kayanya gak akan maksimal ya
ReplyDeleteMbak, ini materinya keren sekali...
ReplyDeleteKalo boleh tau, gimana cara daftar komunitasnya?
Komunitas -komintas yang seperti ini nih yang dibutuhkan agar perempuan di Indonesia bisa lebih maju lagi.
ReplyDeletekomunitas ibu profesional ini, belum rezeki ikut gabung. cepet bgt full nya
ReplyDeleteSimpen ah artikelnya bagus nih buat bacaan emak2
ReplyDeleteMaterinya Makin berat ya Mbak Len. Pengembangan diri, komunitas, dan keluarga sekaligus. Mantap IIP.
ReplyDeleteSaya punya beberapa komunitas yg sangat memberi pengaruh dlm hidupku nih..
ReplyDeleteKomunitas mempunyai banyak manfaat bagi saya. Selain nambah networking bisa sharing ilmu dan bertanya-tanya juga dengan temen komunitas :)
ReplyDeletePengen gabung komunitas ibu profesional, gimana caranya Lendi? Ditunggu infonya, makasih
ReplyDeleteSaya pun akan tetap terus belajar. Bergabung dengan komunitas membuat saya menambah banyak teman.
ReplyDeleteKomunitas memiliki banyak manfaat buat saya
ReplyDeleteTp kalau kebanyakan gabung pusing jg kadang wkk
Jadi aktifitas ibu yang sesuai selaras dengan peradaban itu seperti apa, Lendy?
ReplyDeleteIkut komunitas emang perlu sih ya jaman sekarang. Krn kita butuh wadah utk bertemu orang dan beraktualisasi diri
ReplyDeleteSetuju banget! Keren dan salut deh sama Komunitas Ibu Profesional ini. Kepengen juga dong bisa gabung. :)
ReplyDeleteAku tergerak banget pas sampai di sini:
ReplyDelete"... values komunitas adalah berbagi dan melayani, bukan menuntut!"
Mencapai puncaknya di closing yang ini:
"... Perbedaan itu akan menjadi rahmat, maka berjalanlah secara HARMONI dalam KEBERAGAMAN
GERAK dan KEBERMANFAATAN"
Setuju banget!
Terutama kita yang beragama muslim ini haruslah menjadi rahmat dalam setiap gerak langkah, karena kita diperintahkan oleh agama kita, ya mbak
Komunitas yang supportif dan saling membantu mengingatkan memang sangat penting ya mbaaa
ReplyDeleteDari rantai rantai yang membentuk jd kalung indah begitupun individu2 yg terjalin menjadi komunitas tentu lebih bermanfaat.
ReplyDeleteSelalu suka baca materi2 dari IIP, perempuan2 keren semu nih. MAu dong dibisikin caranya gabung mbaa..
ReplyDeleteSepakat banget mba memang penting sekali punya tujuan yang memiliki peran untuk peradaban.
ReplyDeleteAkupun merasakan kak, memang komunitas itu sangat membantu kita untum jadi lebih baik lagi.
ReplyDeleteMembangun peradaban mulai dari diri kita ya Len, terutama mendidik dan membimbing anak. Komunitas IIP ini keren sekali, materinya berkualitas. Membantu ibu-ibu, terutama ibu muda yang butuh bimbingan. Dan teman berbagi perasaan serta pengalaman mengasuh anak
ReplyDeleteAku belum bergabung di komunitas komunitas ini. Pasahal bagus banget ya untuk kita sebagai ibu ibu mendapat ilmu
ReplyDeleteDua tahun lalu aku dan temen2 mwndirikan komunitas blogger pekalongan. Yang ditunjuk dan dipercaya sebagai koordinator malah aku sendiri. Hehe
ReplyDeleteLendy aktif juga ya di IIP. Banyak sekali manfaat yang didapatkan dengan berbagi ilmu di komunitas seperti ini ya.
ReplyDeleteAku suka baca cerita-cerita emak blogger yang gabung di komunitas IIP. Banyak ilmu yang bisa didapat.. Keren dan kreatif banget
ReplyDeleteSemoga saya juga bisa bersabar mendidik anak-anak untuk membangun peradaban.
ReplyDeleteAku juga suka banget berkomunitas. Walaupun belum terlalu aktif, tapi aku merasakan banyak banget manfaatnya
ReplyDeleteWih materinya mantap. Komunitas ini keren banget ya. Salut buat ibu yang masih sempat jadi fasilitator sebuah komunitas
ReplyDeleteaku udah lulus materi yang ini. wehehe
ReplyDeletebtw, mbak jadi koordinator kota atau wakil rumbel?
sama kecenya! selamat berbagi dan melayani.
Wah baru tahu aku kalau ada komunitas ibu profesional begini, bagus ya mba untuk sama-sama belajar supaya menjadi ibu yang lebih baik :)
ReplyDeleteMupeng bisa kayak mbak Lendy gini, banyak berbagi ilmu-ilmu bagaimana menjadi ibu yang baik, dan mempraktikkannya tentunya.
ReplyDeleteSetuju tentang keluarga dan komunitas adalah sentra pendidikan 😊
di zaman sekarang enak ya mba. Ada banyak komunitas termasuk IIB yang bisa jadi wadah sharing dengan ibu-ibu lain.
ReplyDelete